Bayi Paling Mungil di Dunia, Beratnya Cuma 0,2 Kilogram

Meski lahir secara prematur dan sangat mungil, untungnya bayi ini bertahan hidup

oleh Sulung Lahitani diperbarui 10 Sep 2016, 14:20 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2016, 14:20 WIB
Bayi Paling Mungil di Dunia, Beratnya Cuma 0,2 Kilogram
Meski lahir secara prematur dan sangat mungil, untungnya bayi ini bertahan hidup

Liputan6.com, Jakarta Telah lahir seorang bayi perempuan mungil bernama Emilia Grabarcyk. Gadis kecil ini lahir secara prematur dengan berat hanya 0,2 kilogram dan panjangnya 22 sentimeter. Emilia tercatat sebagai bayi paling mungil sedunia yang pernah dilahirkan.

Melansir dari Dailymail (08/09/2016), Emilia dijuluki sebagai 'pejuang mungil' oleh para dokter yang menanganinya. Ketika dilahirkan ukuran seluruh kakinya hanya sebesar jari kelingking orang dewasa.

Kini setelah sembilan bulan dilahirkan, Emilia menunjukkan bahwa ia bisa bertahan hidup. Kini berat badannya sudah mencapai 3,2 kilogram.

Media lokal Jerman menyebutnya bayi prematur termungil yang mampu bertahan hidup. Dokter Bahman Ghavari, kepala dokter di klinik St Mary di Jerman mengatakan kasus Emilia sungguh ajaib.

"Bayi yang lahir dengan berat 0,3 kilogram saja sulit bertahan. Tapi Emilia mampu terus hidup. Dia pejuang mungil," kata Gharavi.

- 

Menurut sang dokter, selama enam bulan setelah ia lahir, belum jelas apakah ia mampu bertahan atau tidak. Baru dalam beberapa minggu belakangan ia menunjukkan kemajuan cukup pesat

Setelah masa kehamilan ibunya memasuki minggu ke-26 (6,5 bulan) dokter memutuskan Emilia akan dilahirkan dengan proses operasi sesar. Jika tidak, maka dia bisa meninggal di dalam rahim. Dokter mengatakan ada masalah dalam plasenta sehingga dia tidak mendapat nutrisi yang bisa membuat dia tumbuh normal.

“Janin berusia 26 pekan harusnya beratnya mencapai 0,5 kilogram. Tapi bobot tubuh Emilia sangat kurang,” kata sang dokter. Orang tua Emilia, Lukas dan Sabine Grabarczyk mengatakan mereka tetap ingin ia dilahirkan meski peluang bertahan hidup sangat kecil.

Gharavi menyatakan kelahiran prematur akan menimbulkan banyak risiko. Tapi beruntung, Emilia tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan serius.

"Ia sudah melewati banyak masa sulit dan penuh tangisan, tapi Emilia ingin bertahan hidup," kata ibunya bangga

Penulis:

Pamela Sandri

Universitas Pancasila

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya