Tolak Dikasihani, Pria Difabel Tanpa Lengan Jualan Tapai

Walaupun dilahirkan tanpa lengan, lelaki berusia 37 tahun ini pantang menyerah.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 06 Okt 2016, 17:30 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2016, 17:30 WIB
Tak Mau Jual Kecacatan, Pria Difabel Tanpa Lengan Jualan Tape
Walaupun dilahirkan tanpa lengan, lelaki berusia 37 tahun ini pantang menyerah.

Citizen6, Jakarta Menjalani hidup normal seperti orang-orang pada umumnya memang berat bagi seorang yang berkebutuhan khusus (difabel). Walaupun dilahirkan tanpa lengan, lelaki berusia 37  tahun ini pantang menyerah. Ia justru tidak mau menjual kecacatannya dengan menjadi pengemis.

Sugeng, warga warga Ladang Bambu, Medan, tengah bermandikan peluh di bawah terik matahari. Sehari-harinya, ia berjualan tapai. Seakan tak lelah, suaranya tetap lantang menjajakan tapai ubi dan pulut hitam (ketan hitam) dengan bungkus daun pisang keliling perumahan.

Sebagai orang yang termasuk difabel, ia enggan menyesali nasibnya. Di tengah keterbatasan hidup, ia menjalani profesi penjual tapai keliling, yang sudah 12 tahun dilakoninya. Tapai jualannya ternyata buatan ibunya sendiri.

Hal yang amat ia senangi, tapai buatan ibunya laris manis dibeli ibu-ibu yang menghuni komplek perumahan. Sugeng berjualan tapai menggunakan sepeda motor miliknya. Seperti apa perjuangan Sugeng bisa mengendarai sepeda motor?

Bagaimana kesan pelanggan tapai terhadap dirinya yang memang berkebutuhan khusus? Kamu bisa menyimak kisah perjuangannya di sini.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya