Kisah Pria yang bertahan Hidup dengan Paru-Paru Besi

Meski hidupnya bergantung dengan paru-paru besi, tak menjadi halangan bagi dirinya untuk menggapai cita-citanya

oleh Sulung Lahitani diperbarui 21 Nov 2016, 20:17 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2016, 20:17 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita memahami terlebih dahulu maksud dari paru-paru besi di sini. Istilah paru-paru besi merujuk pada peti atau kaleng yang dipasang di tubuh pasien untuk membantu dia bernafas.

Kaleng itu nantinya akan memompa udara ke dalam paru-paru dengan bantuan pompa mekanik. Paru-paru besi paling sering dikaitkan dengan polio karena kebanyakan pasien polio mengalami kesulitan dalam bernapas.

Fakta lainnya, paru-paru besi sendiri sudah sangat jarang digunakan saat ini. Pabrik pembuatnya telah berhenti membuat suku cadang untuk paru-paru besi. Bahkan, hanya ada 10 orang di dunia yang menggunakan paru-paru besi saat ini. Tujuh dari mereka berada di Amerika Serikat, dan Paul Alexander adalah salah satunya.

Alexander yang berasal dari Texas kini berusia hampir 69 tahun. Tubuhnya sepenuhnya lumpuh karena polio yang menyerangnya di usia enam tahun. Paru-parunya berhenti bekerja sehingga hidupnya bergantung dan terbatas pada paru-paru besi sejak saat itu.

Melansir dari Washingtontimes, Senin (21/11/2016), 63 tahun sudah Alex sudah menghabiskan hidupnya di paru-paru besi. Ia masih tetap lumpuh dan hanya mampu menggerakkan kepala, leher, serta mulut.

Meski demikian, penggunaan yang sekian lama membuat tubuh Alex memiliki kemampuan baru. Ia belajar sendiri bernapas secara sukarela. Hal ini memungkinkan ia untuk keluar dari paru-paru besi selama beberapa jam dalam satu waktu.

Waktu yang sedikit itu ia manfaatkan sebaik-baiknya. Alex malah memperoleh tiga gelar dari perguruan tinggi yang membuatnya sukses berkarier sebagai pengacara dan mendirikan sebuah firman hukum sendiri. Beberapa jam itu ia gunakan untuk kasus yang ia dapat atau berpidato.

Oleh sebab itu, meski Alex mengutuk betapa terbatasnya mesin tersebut, ia juga mengakui kalau tanpa mesin tersebut, ia tidak akan hidup hingga saat ini.

"Ini kandangku, tapi ini juga kepompongku."

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya