Mahasiswa Unibraw Temukan Obat Herbal Ampuh Obati Asam Urat

Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai negara terbesar di dunia yang penduduknya menderita asam urat.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jul 2017, 10:45 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2017, 10:45 WIB
Benarkah Asam Urat Tinggi Cetuskan Rematik?
Benarkah Asam Urat Tinggi Cetuskan Rematik?

Liputan6.com, Jakarta Penderita penyakit asam urat di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Negara Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai negara terbesar di dunia yang penduduknya menderita asam urat. Pada umumnya, masyarakat Indonesia mengonsumsi obat yang bernama allopurinol. Namun sayangnya, obat tersebut memberikan efek negatif bagi penggunanya, seperti gangguan saluran pernapasan, gangguan saluran pencernaan, ruam pada kulit, demam, dan lain-lain. Sehingga, diperlukan obat herbal sebagai alternatif pengobatan penyakit asam urat.

Di sisi lain, Indonesia kaya akan hasil pertanian dan perkebunan, salah satunya adalah melinjo. Namun sayangnya, pemanfaatan melinjo masih menyisakan kulit melinjo sebagai limbah di lingkungan. Padahal, kulit melinjo mengandung asam askorbat, tokoferol dan polifenol yang berpontensi sebagai inhibitor xantin oksidase. Xantin oksidase merupakan enzim penyebab penyakit asam urat.

Selain itu, teh di Indonesia juga terdiri dari beberapa jenis. Teh mengandung antioksidan alami dan flavonoid yang juga mampu menghambat pertumbuhan enzim xantin oksidase.

Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya yang terdiri dari Debby Debora F. Pakpahan (TEP/2015), Novine Lana D. Sinurat (TEP/2015), Fanny H. Sitio (TEP/2015), Fairuzita Kurnia Sunday (TEP/2016), dan Mira Dwi Pangesti (TEP/2016) melakukan penelitian mengenai pencampuran antara daun teh dan kulit melinjo sebagai anti asam urat.

 

Obat itu diberi nama GGS

Obat herbal alternatif anti asam urat yang diberi nama GGS ini memanfaatkan kandungan flavonoid dan antioksidan yang banyak ditemukan pada daun teh dan kulit melinjo yakni mencapai 60-80%. Adapun jenis teh yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh merah, teh hijau, dan teh hitam. Tujuannya adalah untuk mengetahui jenis teh yang paling optimal untuk dicampurkan dengan kulit melinjo sebagai obat anti asam urat.

Selama ini, melinjo hanya dimanfaatkan bagian bijinya sedangkan bagian kulitnya dibuang ke lingkungan. Masyarakat pada umumnya mengetahui bahwa melinjo lah yang menyebabkan asam urat. Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa kulitnya justru dapat menyembuhkan asam urat.

Hal itulah yang menjadikan lima mahasiswa tersebut memilih kulit melinjo sebagai objek penelitian. Selain itu, teh dipilih karena mengandung antioksidan alami yang dapat dijadikan sebagai keunggulan obat herbal alternatif ini. Analisis yang dilakukan meliputi uji secara in vitro (uji inhibisi xantin oksidase, uji flavonoid dengan metode aluminium klorida kolorimetri, dan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH) dan uji secara in vivo (hewan perlakuan mencit).

Hasilnya, persentase inhibisi (penghambatan) xantin oksidase GGS mampu menyamai persentase inhibisi (penghambatan) xantin oksidase allopurinol yakni sebesar 91,81% pada jenis pencampuran teh merah dan kulit melinjo dengan perbandingan 2:1. Selain itu, obat herbal alternatif ini juga memiliki antioksidan sebesar 78,4%, jauh melampaui allopurinol yang tidak mengandung antioksidan sama sekali.

Mereka berharap flavonoid dan antioksidan alami ini mampu meningkatkan penurunan terhadap kadar asam urat dalam darah sehingga mampu mempercepat penyembuhan penyakit asam  urat.

“Kedepannya kami berharap produk obat ini menjadi salah satu pilihan dalam penyembuhan penyakit asam urat,” tutup Fanny. *

 

Penulis:

Mira Dwi Pangesti 

Mahasiswa Universitas Brawijaya

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya