Berangkat Lebih Awal 20 Detik, KRL Jepang Malah Minta Maaf

Meski terdengar sepele, tahukah Anda efek dari berangkat terlalu cepat tersebut?

oleh Sulung Lahitani diperbarui 17 Nov 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2017, 14:00 WIB
Kereta peluru atau shinkasen di Tokyo, Jepang. (Liputan6.com/Marco Tampubolon)
Kereta peluru atau shinkasen di Tokyo, Jepang. (Liputan6.com/Marco Tampubolon)

Liputan6.com, Jakarta - Biasanya, pengguna moda transportasi commuter line atau kereta rel listrik (KRL) mengeluh bila moda transportasi yang akan mereka gunakan itu datang terlambat. Nah, lucunya, di Jepang hanya karena KRL berangkat 20 detik lebih awal, perusahaan tersebut meminta maaf kepada para penumpang.

Selasa lalu, sebuah kereta api di jalur Tsukuba Metropolitan Intercity Railway Company di Metropolitan Company, berangkat tidak sesuai jadwal. Jalur tersebut menghubungkan Akihabara di Tokyo dengan Tsukuba di Prefektur Ibaraki.

Pada Selasa pagi tersebut, seharusnya ada kereta yang berangkat meninggalkan Stasiun Minami Nagareyama pada pukul 09:44. Akan tetapi, karena seorang karyawan lalai mengecek jadwal, kereta itu justru berangkat 20 detik lebih awal dari yang seharusnya, yaitu 09:43:20 waktu setempat. 

Sebelum hari Selasa berakhir, manajemen Tsukuba Express mengeluarkan permintaan maaf resmi yang diunggah di situs web perusahaan tersebut. Berikut pernyataan perusahaan itu:

"Pada tanggal 14 November, sekitar pukul 09.44, sebuah perusahaan Kereta Api Antar Kota Metropolitan (kereta bawah tanah di Tokyo, Chiyoda Ward, President & CEO Koichi Yugi) meninggalkan Stasiun Minami Nagareyama sekitar 20 detik lebih awal dari waktu yang tertera pada jadwal. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami para pelanggan kami."

Kita semua mengetahui kalau kereta Jepang sangat tepat waktu. Keterlambatan beberapa detik saja di negara tersebut, membuat para petugas KRL akan meminta maaf pada penumpang. Namun, meminta maaf untuk kereta yang berangkat lebih awal apakah tidak terlalu berlebihan?

"Saya orang Jepang, dan bahkan saya pikir terlalu berlebihan untuk mempermasalahkan 20 detik berangkat di awal itu. Nah, apalagi yang bukan orang Jepang?" tulis seorang warganet di Twitter.

Ya, mungkin tidak ada yang memperhatikan kereta yang perbedaan 20 detik tersebut. Toh kereta di jalur tersebut datang setiap empat menit. Namun, benarkah demikian?

 

Efek Berangkat Terlalu Cepat 20 Detik

Melansir dari Rocketnews24, seorang jurnalis mencoba menjelaskan betapa perbedaan berangkat lebih awal 20 detik itu sebenarnya juga sangat berpengaruh. Sebagaimana kita ketahui, orang Jepang adalah orang-orang yang tepat waktu.

Mereka memikirkan tiap detik yang mereka gunakan dalam perjalanan agar bisa tepat waktu di kantor atau tempat yang mereka tuju. Bahkan banyak pengguna KRL yang menyamakan jam mereka dengan jam di stasiun untuk mengantisipasi hal tersebut.

Nah, bisa kamu bayangkan bila ada seseorang yang telah menghitung tiap detik yang akan ia gunakan untuk mengejar kereta tersebut, ternyata harus mendapati kenyataan ia terlambat 20 detik. Ia kemudian harus menunggu jadwal kereta berikutnya empat menit kemudian.

Hal ini tentu akan menjadi bola salju masalah bagi pengguna tersebut. Itu baru satu orang, bisa Anda bayangkan bila hal yang sama terjadi pada puluhan orang yang menggunakan kereta itu?

Bahkan, bila itu bukanlah masalah besar, kredibilitas perusahaan itu patut diacungi jempol karena mau meminta maaf atas hal yang dianggap sepele oleh banyak orang. Fakta bahwa perusahaan Jepang sangat memperhatikan kepuasan pelanggan, secara konsisten berusaha tepat waktu, dan menawarkan permintaan maaf untuk ketidaknyamanan yang terjadi, adalah satu dari keindahan masyarakat Jepang yang membuatnya dicintai para pelancong.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya