Gara-Gara Pemanasan Global, Cokelat Berisiko Punah pada 2050

Di masa depan, cokelat mungkin tidak bisa dinikmati lagi karena dampak pemanasan global. Kok bisa?

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 05 Jan 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2018, 08:00 WIB
Makan Cokelat Bisa Tingkatkan Fungsi Otak
Makan Cokelat Bisa Tingkatkan Fungsi Otak

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang dari berbagai usia menjadikan cokelat sebagai camilan favorit. Namun, bagaimana jika camilan manis tersebut benar-benar punah dari bumi?

Cokelat mungkin tidak bisa dinikmati lagi karena dampak pemanasan global. Hal tersebut diungkapkan ilmuwan internasional, seperti dilansir dari Mynewshub yang mengutip Business Insider.

Suhu yang terlalu panas dan cuaca kering ternyata bisa mengancam budidaya kakao, tanaman yang menghasilkan cokelat.

Meningkatnya suhu selama beberapa dekade ke depan, atau tepatnya di tahun 2050-an membuat berbagai kawasan di dunia tidak lagi cocok untuk budidaya pohon kakao.

Kini, lebih dari 4,4 juta ton biji kakao diproduksi setiap tahun di banyak negara di penjuru dunia, di antaranya Afrika Barat, Pantai Gading dan Ghana, Indonesia, Brasil, Kamerun dan Nigeria. Setelah itu, biji kakao siap diolah menjadi cokelat.

Selamatkan Tanaman Kakao

Makanan bahaya bagi anjing (2)
Cokelat, walaupun enak bagi manusia ternyata berbahaya bagi anjing. (Pixabay/jackmac34/ranah publik)

Tim peneliti dari University of California kini tengah bekerja sama dengan produsen cokelat terkenal di dunia, Mars, untuk menyelamatkan tanaman Kakao.

Mereka kini menggunakan teknologi canggih yang dikenal dengan CRISPR untuk memodifikasi pohon sehingga bisa menjadi generasi baru tanaman yang akan bertahan di bawah iklim yang berbeda.

Para ilmuwan berharap bisa menghasilkan tanaman kakao yang tidak rusak pada suhu tinggi.

(Ul)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya