Liputan6.com, Jakarta - Kasus pembunuhan Warissara Klinjui (23) sempat viral pada Mei 2017. Kondisi jasad wanita itu ditemukan dalam keadaan tubuh yang dimutilasi di kota Khon Kaen, Thailand.
Publik mengira bahwa kasus pembunuhannya sudah selesai ketika polisi menetapkan tersangka Wasin Namprom. Pria berprofesi sebagai supir itu dinyatakan bersalah sebagai kaki tangan pembunuhan dan upaya menyembunyikan jasad korban.
Namun, kali ini kasus pembunuhan Klinjui kembali mencuat setelah polisi berhasil meringkus otak pembunah keji itu. Tercatat Preeyanuch Nonwangchai (25) tahun, Kawita Ratchada (26), dan Apiwan Satayabundit (28), ketiganya diketahui merupakan pihak yang merencanakan sekaligus tega menghabisi rekan kerja mereka secara kejam.
Advertisement
Dikutip dari Daily Mail, korban pembunuhan yakni Klinjui diketahui bekerja dengan Nonwangchai dan Ratchada di sebuah bar lokal. Ketiganya diketahui bertengkar karena masalah uang sebesar $ 1,500 atau setara dengan Rp 21 juta.
Tapi penyebab utama terbesar dari pembunuhan tersebut adalah dendam Nonwangchai, setelah pacarnya ditahan polisi akibat laporan Klinjui mengenai penjualan obat-obatan.
Mengaku telah lakukan pembunuhan
Mulanya mereka merencanakan pembunuhan terhadap Klinjui dengan memancingnya untuk ikut mendiskusikan tawaran kerja. Di dalam perjalanan dengan mobil sewaan, Nonwangchai menutupi wajah Klinjui dengan kantong plastik dan mencekiknya sampai mati.Â
Wanita itu mengungkapkan bahwa awalnya dia tak berniat membunuh Klinjui. Setelah mendengar pernyataan "Jika aku hidup, maka kamu yang akan mati" dari korbannya, Nonwangchai akhirnya membunuh Kalinjui.
Keduanya kemudian memanggil Satayabundit dan Namprom, sehingga mereka bisa membantu memotong tubuh Klinjui dan menguburnya.
Saat berita itu diangkat media lokal, ketiganya sudah melarikan diri ke Myanmar. Mereka berhasil hidup dengan menggunakan identitas palsu serta bekerja di panti pijat agar tak tertangkap. Tetap saja pihak kepolisian tetangga berhasil menangkap ketiganya.
Â
Advertisement
Menjadi artis dadakan
Dalam keputusan hakim, ketiganya diketahui mengaku melakukan pembunuhan. Pengakuan itu membantu mereka untuk mengurangi masa hukuman dari 34 tahun 6 bulan menjadi 33 tahun 9 bulan penjara atau jika disatukan menjadi 127 tahun.
Meski bersalah, masyarakat justru memujui kejujuran dari ketiga wanita itu. Malahan ada yang menganggap mereka memiliki hati yang murni dan rasa tanggung jawab.
Adapula yang memberikan penghargaan terhadap ketiga tersangka dengan menjual barang-barang yang bersertakan gambar mereka.
Hal itu terjadi karena media Thailand terobsesi dengan kisah hidup Nonwangchai. Meski dijuluki sebagai 'female fatale', media lokal melaporkan bahwa ia berusaha membangun rumah untuk ibunya. Dari pengakuannya itu warganet menganggap meski tindakannya tak bisa dimaafkan, tapi dia adalah orang yang bertanggung jawab.
Dari situ, nama Nonwangchai terkenal dan mendapat simpati dari banyak warga Thailand untuk dibebaskan. Sejak ia mendapat perhatian publik, pihak polisi juga merenggangkan aturan untuk ketiga pembunuh cantik itu.
Mereka terlihat foto sambil tersenyum bersama anggota polisi lain, menggunakan masker hingga merokok.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini: