Jenis Awan Berdasarkan Ketinggian dan Keuntungannya Bagi Manusia

Awan adalah kumpulan tetesan air.

oleh Nisa Mutia Sari diperbarui 12 Mar 2019, 12:40 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2019, 12:40 WIB
Ilustrasi awan
Ilustrasi awan (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Awan selalu terlihat seperti gumpalan kapas. Awan ternyata merupakan kumpulan tetesan air (kristal-kristal es) di dalam udara di atmosfer yang terjadi karena adanya pengembunan atau pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah melampaui keadaan jenuh. 

Awan merupakan cikal-bakal terjadinya hujan. Namun bisa atau tidaknya awan menimbulkan hujan tergantung oleh musim. Kondisi awan dapat berupa cair, gas, atau padat karena dipengaruhi oleh suhu.

Penamaan jenis awan merupakan hasil kongres internasional tentang awan yang diadakan di Munchen tahun 1802 dan Uppsala (Swedia) tahun 1894. Pada dasarnya awan dapat dibedakan berdasarkan bentuk, ketinggian dari permukaan bumi dan corak atau warna.

Ya, kamu juga perlu mengetahui jenis awan berdasarkan ketinggian. Komisi Cuaca Internasional telah membagi jenis awan menjadi empat klompok pada tahun 1894. Tiap kelompok utama terdiri dari beberapa jenis awan.

Berikut Liputan6.com, Selasa (12/3/2019) telah merangkum dari berbagai sumber jenis awan apa saja yang dilihat berdasarkan ketinggiannya.

1. Awan Tinggi

Kelompok awan tinggi yaitu yang berada di atas ketinggian 8.000 meter. Ada beberapa jenis awan yang berada pada kelompok ini. Salah satunya Cirrus, Cirrocumulus, dan Cirrostratus. Sering berbentuk seperti bulu dan kapas sehingga sangat mudah dikenali. Berikut penjelasan masing-masin jenis awan di kelompok awan tinggi:

- Awan Cirrus (Ci) merupakan awan tertinggi dari kelompok ini yang berada pada ketinggian diatas 9.000 meter dpl, berbentuk sangat halus seperti benang sutra dan mengandung kristal es sering terlihat apabila saat cuaca cerah.

- Awan Cirrocumulus (Ci-Cu) merupakan awan yang berada pada ketinggian antara 7.500 dpl hingga 9.000 meter, bentuk umum dari jenis ini seperti gumpalan bulu domba dan berwarna putih serta dapat terhimpun menjadi globuler.

-  Awan Cirrostratus (Ci-St) merupakan jenis awan yang berada di ketinggian antara 6.000 hingga 7.500 meter dpl. Ciri-cirinya tipis dan putih seperti susu. Awan ini juga yang sering menghasilkan sebuah lingkaran (Hallo) yang diyakini oleh sebagian orang sebagai tanda akan terjadinya angin topan atau badai.

2. Awan Menengah

Kelompok awan ini terdiri dari 2 jenis awan yaitu Altocumulus dan Altostratus. Jenis awan ini sering berada pada ketinggian antara 3.000 hingga 6.000 meter dari permukaan laut.

-  Awan Altocumulus (A-Cu) terletak pada ketinggian 4.000 meter hingga 6.000 meter. Awan jenis ini biasanya ciri-cirinya sering berbentuk seperti gumpalan bulu domba namun lebih tebal jika dibandingkan dengan awan Cirrocumulus. Berwarna kelabu hingga kebiru biruan.

-  Awan Altostratus (A-St) adalah kelompok awan yang tingginya 3.000 hingga 4.000 meter, ciri-cirinya seperti lembaran kain rapat yang berwarna kelabu yang merupakan globuler horizontal dan awan Altostratus ini sering membentuk bayangan.

3.  Awan Rendah

Kelompok awan rendah sering berada pada ketinggian di bawah 3.000 meter. Jenis awan ini terbentuk dekat dengan permukaan bumi dan terdiri atas awan Stratocumulus, Nimbostratus, dan Stratus. Startocumulus (St-Cu) ciri-ciri awan ini bertumpuk dan berlapis sehingga sering terlihat berbentuk seperti gumpalan.

-  Stratocumulus (St-Cu) adalah awan yang berbentuk bola dan memiliki lapisan tipis yang sering menutupi langit, sehingga tampak seperti gelombang lautan.

Awan ini merupakan jenis awan yang tidak menimbulkan hujan. Ciri-cirinya berwarna kelabu atau putih yang terjadi pada petang dan senja apabila atmosfer stabil. Ketinggiannya berada dibawah 2.000 meter.

- Nimbostartus (Ni-St) adalah awan yang berada di ketinggian antara 1.000 hingga 1.500 meter dpl. Berbentuk globuler tebal dan meluas kearah horizontal. Di Indonesia, awan ini hanya menimbulkan gerimis. Bentuknya tidak menentu dengan pinggir yang compang-camping.

-  Stratus (St) ciri-cirinya berwarna cenderung sama dan tebal dengan posisi paling rendah yakni dibawah 1.000 meter.

4.  Awan yang Terjadi Karena Udara Naik

Kelompok awan ini merupakan awan yang terbentuk akibat proses pendinginan adibatik uap air. Sering disebut sebagai awan hujan yang dapat menjulang tegas hingga kebatas lapisan Troposfer.

-  Cumulus (Cu) adalah awan yang berada pada ketinggian 450 hingga 900 meter dan terbentuk dari masaa uap air yang menguap secara vertikal dan mengalami kodensasi.

-  Cumulonimbus (Cu-Ni) adalah awan yang penyebab badai, jenis awan ini dapat berkembang dan menjulang tinggi dan padat seperti menara hingga menyentuh batas troposfer pada ketinggian 15.000 meter. Awan inilah yang paling banyak mengandung petir dan angin.

Manfaat Awan Bagi Manusia

1. Awan sebagai Indikator Cuaca dan Iklim

Keberadaan awan yang pertama sangatlah penting bagi manusia karena berguna untuk mengukur kondisi cuaca dan iklim di bumi.

Tanpa awan, Badan Metreologi dan Geofisika (BMKG) akan kesulitan memetakan cuaca, sehingga tidak adan ada perkiraan cuaca.

Selain itu, berguna untuk petunjuk arah angin, karena dengan melihat pergerakan awan, dapat mengetahui pasti ke mana arah angin bergerak dan seberapa kecepatannya.

2. Sebagai Pengatur Cuaca

Kandungan air yang banyak pada awan, juga bisa menjadi pengatur suhu dan cuaca melalui proses hujan.

3. Sumber Air Bagi Bumi

Adanya hujan, maka air akan segera terserap kembali ke bumi dan akan dikembalikan dalam bentuk mata air.

4. Pemantul Radiasi Matahari

Tidak semua radiasi surya dapat terpantul oleh atmosfer, terkadang radiasi sinar ultraviolet masuk ke bumi. Nah, dengan adanya awan, radiasi yang sempat lolos tersebut langsung dipantulkan kembali ke luar angkasa.

Bahaya Awan Bagi Manusia

Beberapa manfaat awan tadi adalah bisa menjadi indikator penentu jadwal penerbangan. Kalau lapisan atmosfer dipenuhi dengan awan badai, maka biasanya terjadi penundaan penerbangan, karena sebenarnya awan dapat mempengaruhi kinerja mesin pesawat, terlebih pada awan yang mengandung butiran-butiran es ukuran besar. Selain itu, beberapa jenis awan terdapat banyak petir dan angina, sehingga hal ini sangat berbahaya.

Selain itu, longsoran angin pada awan badai juga sangat mengganggu keseimbangan pada pesawat. Oleh karena itu, ada beberapa jenis awan dan hujan yang dihindari oleh pilot.

Biasanya pilot lebih memilih membelokkan arah pesawat atau menaikkan ketinggian, daripada berhadapan langsung dan menerobos gumpalan awan badai tersebut. Makanya, tidak sedikit kecelakaan udara sering terjadi karena disebabkan oleh gangguan awan badai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya