Liputan6.com, Jakarta Berwisata atau mengunjungi tempat bersejarah memang menyenangkan. Keindahan destinasi wisata dapat membantu melepaskan penat. Bukan hanya keindahan, sejarah dan kondisi tempat wisata pun dapat menambah wawasan.
Baca Juga
Advertisement
Di berbagai belahan dunia, destinasi wisata yang bersejarah tersebar. Bangunan, karya seni, hingga tempat alami menjadi tujuan wisata turis.
Tempat wisata tersebut tak jarang berusia puluhan, ratusan, hingga ribuan tahun hingga memiliki nilai sejarah. Tapi, beberapa destinasi wisata itu tak bisa bertahan utuh hingga abad 21 ini.
Dilansir dari Brightside.me, ada beberapa destinasi wisata popular yang pernah rusak. Penyebabnya beragam. Beberapa destinasi wisata dan tempat bersejarah itu pun ada yang telah diperbaiki dan kembali dapat dikunjungi, tapi ada pula yang masih menunggu waktu lama untuk kembali seperti semula.
1. Notre-Dame de Paris, Perancis
Bangunan bersejarah di Paris, Notre-Dame rusak akibat kebakaran 15 April 2019. Kebakaran ini menghanguskan sebagian bangunan bersejarah pusat agama, pendidikan, dan budaya di Perancis ini.
Sangat disayangkan, katedral yang telah ada sejak abad ke-8 tak dapat lagi bertahan keasliannya. Bukan hanya membuat sedih warga Perancis, rusaknya Notre-Dame juga membuat warga di berbagai dunia sedih.
Kesedihan ini misalnya dapat dilihat dari respons warganet di media sosial saat kebakaran terjadi. Misalnya cuitan @notendgame, "Paling gak bisa kalo liat bangunan bersejarah rusak, ancur, kebakaran, atau another accident yg bikin itu bangunan gak lagi sama. Especially Notre Dame. #prayfornotredame"
Untungnya, pemerintah setempat pun berupaya memperbaiki kerusakan di Katedral bersejarah itu. Beberapa bulan setelahnya, Katedral Notre-Dame pun dapat kembali dikunjungi.
Advertisement
2. Taman Nasional Joshua Tree, California, Amerika Serikat
Keunikan pohon, gurun pasir, dan keindahan alam di Taman Nasional Joshua Tree nampaknya tak akan kita rasakan dalam waktu dekat. Ini karena Taman Nasional Joshua Tree rusak akibat vandalisme, penebangan pohon, dan kerusakan lainnya.
Kerusakan parah ini akibat penutupan oleh pemerintah AS (government shutdown) selama 35 hari. Saat tempat tersebut dibuka Januari 2019, pengawas menemukan Taman Joshua Tree yang rusak. Minimnya penjagaan saat penutupan area itu membuat meningkatnya pengrusakan ini.
Dilansir dari The Guardian, menurut mantan pengawas Taman Nasional Joshua Tree Curt Sauer, 200 hingga 300 tahun tak dapat memperbaiki kerusakan tersebut.
3. Brimham Rocks, North Yorkshire, Inggris
Brimham Rocks merupakan salah satu daya tarik di Taman Trust, North Yorkshire, Inggris. Fondasi batu yang seimbang menarik perhatian pengunjung.
Sayang, pada Juni 2018, seorang pemuda merusaknya sehingga batu tersebut jatuh dan hancur. Setelah kejadian itu, Brimham Rocks pun ditutup sementara.
Advertisement
4. The Little Mermaid, Copenhagen, Denmark
Patung The Little Mermaid karya Edvard Eriksen kerap menjadi sasaran pengrusakan. Patung yang dibuat pada 1909 ini pernah kehilangan bagian tangannya. Lalu pihak setempat merevitalisasinya. Di lain waktu, patung tersebut menjadi sasaran vandalisme menggunakan cat.
5. Legzira Beach, Sidi Ifni, Morocco
Salah satu landmark Marocco adalah Legzira Beach. Di pantai itu terdapat lengkungan bukit yang dapat dilewati. Namun, landmark tersebut roboh pada September 2016.
Beberapa bulan sebelumnya, warga telah melihat retakan di lengkungan tersebut. Namun, tak ada perlakuan apapun untuk mengatasinya.
Advertisement
6. Lake Mackenzie, Tasmania, Australia
Kebakaran (bushfire) menimpa beberapa kawasan Australia pada Januari hingga Februari 2016. Akibatnya, salah satu tempat wisata Danau Mackanzie ikut hangus. Kebakaran itu menghancurkan hutan dan tanaman yang ada di sana. Hingga saat ini, penyembuhan kawasan ini masih lambat.
7. Kuil Bel (Temple of Bel), Palmyra, Syria
Kuil Bel di Suriah merupakan salah satu bangunan kuno Romawi yang berusia 2000 tahun. Bangunan bersejarah ini hancur akibat perang di Suriah pada 2015.
Menurut beberapa pihak, kuil utama Palmyra itu dirusak oleh kelompok ISIS. Hal ini pun mendapat kecaman termasuk dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
Akibat peristiwa itu, akhirnya hanya menyisakan beberapa bangunan berdiri di antara puing-puing reruntuhan.
Penulis:
Santi Muhrianti
Universitas Padjadjaran
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement