Liputan6.com, Jakarta - Stres ekstrem akibat patah hati ternyata benar-benar dapat membahayakan kesehatan. Bahkan, para peneliti telah mengonfirmasi ini dalam beberapa tahun terakhir. Merkea menyebutnya sindrom patah hati.
Baca Juga
Advertisement
Sindrom seperti ini terjadi tak hanya pada kehilangan seseorang yang dicintai. Sindrom patah hati juga bisa karena hewan peliharaan mati, perawatan medis yang penuh stres, kehilangan pekerjaan, atau bahkan stres karena akibat lainnya.
Sindrom ini umumnya menyerang wanita. Meski literatur medis tentang ini masih sangat jarang, tapi telah banyak kasus terungkap.
Â
Selanjutnya
Mengutip dari WebMD, selama periode 6 tahun, para peneliti dari MD Anderson Cancer Center di Houston menemukan 30 pasien yang menjalani pengobatan kanker memenuhi kriteria sindrom patah hati. Para peneliti mengatakan diagnosis harus dipertimbangkan pada pasien kanker yang mengalami nyeri dada.
Laporan lain menyajikan riwayat kasus dari dua wanita yang ditangani seorang dokter. Satu pasien dirawat karena penyakit paru-paru kronis sementara yang lain gastritis. Keduanya menunjukkan gejala sindrom patah hati.
Â
Advertisement
Selanjutnya
Gejalanya dapat berupa saat jantung pasien "pecah," ruang pompa utama, ventrikel kiri melemah, dan menyebabkan rasa sakit serta sesak napas. Kondisi ini reversibel dan dapat menyebabkan komplikasi mirip dengan yang terjadi setelah serangan jantung.
Para ahli menduga itu disebabkan oleh membanjirnya hormon (seperti adrenalin) yang dihasilkan selama situasi stres yang membuat jantung tersengat. Lebih lanjut, gejala sindrom patah hati sering menyerupai serangan jantung, nyeri dada, sesak napas, mual, muntah, bahkan jantung berdebar.
Â
Selanjutnya
Kepala Bagian Kardiologi Klinis di Institut Kesehatan Spektrum Frederik Meijer Heart & Vascular di Grand Rapids, MI, Jefrrey Decker mengungkapkan bahwa sindrom patah hati tidak terjadi begitu saja setelah seseorang atau hewan peliharaan mati. Melainkan nyeri hebat terlebih dahulu memicu sindrom ini.
Â
Advertisement
Selanjutnya
Ahli jantung di Memorial Hermann Heart & Vascular Institute Houston, Abhijeet Dhoble mengatakan bahwa lebih dari 6.200 kasus sindrom patah hati dilaporkan pada 2012 di Amerika Serikat, naik dari sekitar 300 pada 2006.
"Hampir selalu ada pemicu stres yang berbeda. Seringkali, seorang pasien mengalami banyak hal sekaligus dan membuat jantung mereka seperti tersengat," punkas Dhoble.