Liputan6.com, Jakarta Belum lama ini media sosial seperti Facebook dan Twitter sedang dihebohkan dengan makanan tradisional kue klepon.
Baca Juga
Advertisement
Pasalnya kue berwarna hijau yang ditaburi dengan kelapa ini disebut-sebut tidak Islami oleh segelintir warganet.
Hal tersebut dapat terlihat dari gambar yang tersebar di media sosial, "Kue klepon tidak Islami. Yuk tinggalkan jajanan yang tidak Islami dengan cara membeli jajanan Islami, aneka kurma yang tersedia di toko syariah kami."
Tak butuh waktu lama untuk unggahan tersebut mendapat beragam reaksi dari warganet. Sejumlah meme pun beredar terkait kue klepon yang sedang viral tersebut.
Rasa KLEPON dijamin CROT!!!!meleleh dimulut!#Klepon pic.twitter.com/8iqmeRuiWc
— 𝕞𝕓𝕒𝕙𝕄𝕦 (@mbahJogja) July 21, 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mi instan rasa klepon
Bahkan baru-baru ini beredar meme mi instan bercita rasa klepon. Seperti salah satunya yang diunggah oleh akun twitter @mbahjogja.
Akun tersebut mengunggah mi instan dengan gambar klepon di bagian bungkusnya dan dengan tulisan “Mi goreng rasa klepon”.
Advertisement
Respon warganet
Potret mi instan klepon tersebut diunggah ulang oleh akun @food_fess dan menuai komentar warganet.
“Kalo beneran ada kira-kira rasanya gimana ya,” tanya akun tersebut.
Tak sedikit warganet yang lantas menerka-nerka seandainya varian rasa tersebut benar-benar ada.
“Rasanya pedes gurih manis dan pasti lumeer di mulut,” tulis akun @puuspitasari_.
“Unik deh, kayaknya bagus klo ada mie yg manis gitu,” timpal @Niagm3.
“ya rasa klepon,” ujar @galacshi.
“rasanya tidak islami,” komentar @susucuklat.
Disebut tidak islami
Belum lama ini kue klepon menjadi perbincangan warganet lantaran sebuah unggahan yang mengatakan bahwa kue klepon tak islami.
Gambar yang tersebar tersebut bertuliskan, "Kue klepon tidak Islami. Yuk tinggalkan jajanan yang tidak Islami dengan cara membeli jajanan Islami, aneka kurma yang tersedia di toko syariah kami."
Masih belum jelas dari mana dan siapa pembuat gambar tersebut. Namun, di bagian bawah tertulis nama 'Abu Ikhwan Azis'.
Advertisement