Liputan6.com, California Dua orang siswa asal California, Amerika Serikat, dikeluarkan dari sekolah karena dituduh melakukan aksi rasisme. Sekolah Katolik Santo Fransiskus di Mountain View, California, mengeluarkan dua siswanya karena dianggap telah melakukan aksi rasisme lantaran berfoto dengan 'wajah hitam' yang sebenarnya sedang menggunakan obat jerawat.
Baca Juga
Advertisement
Melansir NBC News, dua orang siswa berusia 14 tahun itu tak pernah menyangka akan dikeluarkan dari sekolah karena tuduhan rasisme. Siswa berinisial AH dan HH ini sempat mengambil foto selfie ketika sedang menggunakan masker jerawat yang membuat seluruh wajahnya berwarna hitam.
Namun, mereka justru dianggap mengejek orang berkulit hitam karena hal tersebut. Pihak sekolah pun memberikan peringatan kepada keduanya untuk segera keluar dari sekolah atau akan dikeluarkan.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan Di Bawah Ini:
Dianggap Rasis
Dalam foto yang beredar di media sosial, keduanya memang sedang menggunakan masker jerawat. Namun, masker itu disebut bukan berwarna hitam melainkan berwarna hijau. Sayangnya, meski telah menjelaskan kepada pihak sekolah, kedua remaja tersebut tetap saja dipaksa keluar.
Merasa tak terima dengan keputusan sekolah, orang tua dari kedua siswa tersebut lantas menuntut balik dengan melakukan gugatan ke pengadilan. Gugatan 93 halaman mereka diluncurkan di Pengadilan Tinggi Santa Clara Country pada bulan Agustus lalu yang mengklaim pihak sekolah memberikan mereka ultimatum untuk pergi atau dikeluarkan.
Pihak keluarga mengatakan bahwa putranya memang menderita jerawat yang parah. Selain itu, sebelum menggunakan masker berwarna hijau yang terlihat hitam itu, keduanya juga telah mengambil foto saat menggunakan masker wajah berwarna putih.
Advertisement
Pihak Keluarga Tak Terima
Mereka menganggap bahwa tindakan sekolah terhadap siswanya tersebut merupakan upaya pemberian isyarat kebajikan agar dianggap memerangi rasisme dalam komunitas, terlepas dari fakta dan konteks yang sebenarnya.
"Tuntutan hukum ini adalah upaya kami untuk menebus nama dan reputasi kami, serta untuk mengoreksi catatan agar mencerminkan kebenaran dari apa yang sebenarnya terjadi. Sebuah foto dari peristiwa tak berdosa ini diambil dari ketidakjelasan dan sangat disalahartikan selama puncak kerusuhan sosial nasional," ucap pihak keluarga dikutip dari NBC News.
Selain itu, mereka juga menegaskan bahwa kedua siswa tersebut tak bermaksud atau berkeinginan menghina warna kulit atau melakukan aksi rasisme meskipun keduanya merupakan kaum kulit putih.
"Anak laki-laki kami tidak pernah terlibat dalam masalah 'blackface' juga tidak berniat melakukannya atau meniru melakukan aksi rasisme. Baik AH maupun HH bahkan tidak menyadari istilah 'blackface' apalagi artinya atau dampaknya," tambahnya.