Liputan6.com, Jakarta - Gaya hidup manusia modern yang banyak duduk selama bekerja menyimpan bahaya tersendiri. Kurangnya bergerak dan duduk terlalu lama telah lama dikaitkan dengan berbagai penyakit. Salah satunya adalah risiko pembekuan darah.
Baca Juga
Advertisement
Penelitian telah menunjukkan bahwa duduk selama empat jam atau lebih dapat meningkatkan risiko Anda mengalami penggumpalan darah. Hal ini biasanya terjadi pada orang yang terlalu banyak duduk atau sedang dalam perjalanan jauh.
Melansir dari Bestlifeonline, berikut penjelasannya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Duduk selama empat jam atau lebih meningkatkan risiko pembekuan darah
Walaupun pembekuan darah dapat terjadi pada siapa saja, aktivitas tertentu membuat orang yang sehat lebih mungkin mengalami pembekuan darah. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), duduk selama empat jam atau lebih secara signifikan dapat meningkatkan risiko pembekuan darah.
Namun CDC mencatat bahwa ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena kondisi tersebut. Dengan kata lain, tidak hanya karena Anda banyak duduk saat bekerja atau dalam perjalanan jauh saja.
Â
Advertisement
Risiko penggumpalan darah lebih tinggi pada orang dengan kategori ini
Ada kelompok yang lebih berisiko terhadap penggumpalan darah. Ini termasuk berusia di atas 40 tahun, obesitas, baru saja menjalani operasi, menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen, mengonsumsi obat terapi penggantian hormon, sedang hamil atau melahirkan bayi dalam tiga bulan terakhir, menderita kanker atau baru saja melahirkan.
Faktor risiko lainnya yakni memiliki kanker, memiliki kateter di pembuluh darah besar, memiliki varises, memiliki mobilitas terbatas, memiliki pembekuan darah sebelumnya, atau memiliki riwayat keluarga pembekuan darah.
Â
Gumpalan darah dapat menyebabkan komplikasi serius atau kematian
CDC menjelaskan bahwa sekitar setengah dari orang yang mengembangkan deep vein thrombosis (DVT)—sejenis gumpalan darah yang terbentuk di vena dalam, paling sering di kaki—tidak mengalami gejala. Namun demikian, ada tanda-tanda yang dapat mengingatkan Anda akan kondisi tersebut, yakni: pembengkakan pada ekstremitas, nyeri yang tiba-tiba, kemerahan pada kulit, atau kulit yang terasa hangat saat Anda menyentuhnya.
Sementara tanda-tanda emboli paru (PE)—yang terjadi ketika sebagian bekuan darah pecah dan menyumbat arteri di paru-paru, mencakup kecemasan, nyeri dada atau ketidaknyamanan yang semakin parah dengan napas dalam atau batuk, batuk darah, kesulitan pernapasan, detak jantung yang cepat atau tidak teratur, pingsan, dan pusing.
Emboli paru-yang paling sering disebabkan oleh DVT, menurut Mayo Clinic-sering berakibat fatal, dengan sekitar sepertiga dari individu yang PE tidak terdiagnosis atau tidak diobati meninggal karena kondisi tersebut.
Â
Advertisement
Untuk menurunkan risiko, bangun dan bergeraklah
Jika Anda termasuk golongan yang terlalu banyak duduk saat bekerja, mulailah untuk sering bergerak setiap beberapa menit sekali. Meregangkan otot juga dapat membuat badan terasa lebih segar. Anda pun dapat membuat alarm yang memaksa Anda untuk bergerak tiap beberapa menit.
Sedangkan jika Anda akan melakukan perjalanan jauh, rencanakan untuk bangun dan sering berpindah-pindah selama perjalanan. CDC merekomendasikan istirahat untuk berjalan setiap dua hingga tiga jam dan gerakkan kaki Anda secara teratur di antara istirahat berjalan.
Anda juga sebaiknya meregangkan kaki Anda sesering mungkin selama perjalanan, termasuk meregangkan kaki Anda dan melenturkan pergelangan kaki Anda, serta membawa kedua lutut ke dada Anda selama 15 detik dan menahannya di tempatnya, lalu mengulanginya.