Bapak Ini Putuskan Jadi Relawan di Pusat Vaksinasi Setelah Anaknya Tewas Akibat Covid-19

Membantu sebagai relawan menjadi caranya mengobati hati setelah anaknya tewas akibat Covid-19

oleh Sulung Lahitani diperbarui 26 Agu 2021, 14:02 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2021, 14:02 WIB
Ilustrasi corona covid-19 (Foto: Pixabay/fernando zhiminaicela))
Ilustrasi corona covid-19 (Foto: Pixabay/fernando zhiminaicela)

Liputan6.com, Jakarta Setelah kehilangan putrinya karena Covid-19, seorang pria paruh baya memutuskan untuk menjadi relawan di pusat vaksinasi. Harapannya, ia dapat membantu menyelamatkan orang lain dengan mengajak orang-orang untuk divaksinasi agar tak ada yang mengalami nasib seperti mendiang putrinya.

Menurut laporan Berita Harian, hati Abdul Aziz Rashid (68) asal Malaysia remuk setelah mendengar putrinya, Neti Anita (43), meninggal karena Covid. Namun, ia memutuskan untuk bertahan dan memilih membantu program vaksinasi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kehilangan putrinya

Bapak Ini Putuskan Jadi Relawan di Pusat Vaksinasi Setelah Anaknya Tewas Akibat Covid-19
Doc: Berita Harian

Kelelahan mengendarai mobil pekerja tak menyurutkan semangat lansia itu untuk menyumbangkan waktu dan tenaganya untuk Program Mobilisasi Vaksin Masyarakat (MOVAK) di Balai Koordinasi Pengembangan dan Koordinasi Majelis Negara Ayer Limau (JAPERUN) Lubok Cina.

Abdul Aziz menceritakan bahwa putrinya meninggal pada 23 Juli lalu, hanya dua hari setelah dirawat di Rumah Sakit Melaka.

 


Memiliki kormobid

Tidak Mempercayai Hoaks
Ilustrasi Pencegahan Covid-19 Credit: pexels.com/cottonbro

Menurut pria itu, putrinya memiliki penyakit jantung. Sehingga saat terinfeksi Covid-19, mendiang putrinya tak bisa bertahan lama. Anaknya meninggal dalam waktu tiga hari setelah terinfeksi virus.

"Putri saya ditidurkan pada 22 Juli dan pada pukul 4.15 pagi keesokan harinya, saya menerima telepon dari dokter yang memberi tahu saya tentang berita sedih itu,” katanya.

 


Pergi tanpa sempat menitipkan pesan

Ilustrasi COVID-19
Ilustrasi COVID-19 Foto oleh cottonbro dari Pexels

Aziz menambahkan bahwa putrinya itu telah meninggalkan dia dan istri keduanya, Rohayati Mohd Jan, tanpa pesan apa pun. Tak jauh berbeda dengan kepergian ibu dan saudara perempuannya bertahun-tahun sebelumnya.

"Istri pertama saya, Allahyarhamah Tawiyah Jantan meninggal karena serangan jantung pada tahun 1999, diikuti oleh anak tertua kami, Allahyarhamah Nor Aziah karena kanker rahim pada tahun 2017. Sekarang saya tidak memiliki anak karena pernikahan saya dengan Rohayati tidak menghasilkan keturunan lagi.”

 


Usahanya mengobati luka di hati

Ilustrasi Vaksin Virus Corona COVID-19. (File foto: AFP / John Cairns)
Ilustrasi Vaksin Virus Corona COVID-19. (File foto: AFP / John Cairns)

Aziz mengaku, pilihannya untuk membantu di pusat vaksinasi adalah salah satu cara baginya untuk mengobati luka di hati setelah kepergian anaknya.

“Untuk menyembuhkan duka di hati saya, saya bangga bisa membantu orang lain menerima vaksin ini,” ujarnya.

Ia percaya keikutsertaannya dalam program sebagai relawan tidak hanya akan menyembuhkan kesedihannya tetapi juga merasa puas memiliki kesempatan untuk membantu sesama manusia.

"Kehilangan Neti Anita seperti mimpi karena dia pergi terlalu cepat. Ketika dia meminta maaf atas semua kesalahan masa lalunya selama panggilan video dengan bantuan dokter sebelum dia ditidurkan, saya tidak menyadari itu akan menjadi yang terakhir kalinya saya berbicara dengannya," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya