Liputan6.com, Jakarta Setelah kehilangan putrinya karena Covid-19, seorang pria paruh baya memutuskan untuk menjadi relawan di pusat vaksinasi. Harapannya, ia dapat membantu menyelamatkan orang lain dengan mengajak orang-orang untuk divaksinasi agar tak ada yang mengalami nasib seperti mendiang putrinya.
Baca Juga
Advertisement
Menurut laporan Berita Harian, hati Abdul Aziz Rashid (68) asal Malaysia remuk setelah mendengar putrinya, Neti Anita (43), meninggal karena Covid. Namun, ia memutuskan untuk bertahan dan memilih membantu program vaksinasi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kehilangan putrinya
Kelelahan mengendarai mobil pekerja tak menyurutkan semangat lansia itu untuk menyumbangkan waktu dan tenaganya untuk Program Mobilisasi Vaksin Masyarakat (MOVAK) di Balai Koordinasi Pengembangan dan Koordinasi Majelis Negara Ayer Limau (JAPERUN) Lubok Cina.
Abdul Aziz menceritakan bahwa putrinya meninggal pada 23 Juli lalu, hanya dua hari setelah dirawat di Rumah Sakit Melaka.
Advertisement
Memiliki kormobid
Menurut pria itu, putrinya memiliki penyakit jantung. Sehingga saat terinfeksi Covid-19, mendiang putrinya tak bisa bertahan lama. Anaknya meninggal dalam waktu tiga hari setelah terinfeksi virus.
"Putri saya ditidurkan pada 22 Juli dan pada pukul 4.15 pagi keesokan harinya, saya menerima telepon dari dokter yang memberi tahu saya tentang berita sedih itu,” katanya.
Pergi tanpa sempat menitipkan pesan
Aziz menambahkan bahwa putrinya itu telah meninggalkan dia dan istri keduanya, Rohayati Mohd Jan, tanpa pesan apa pun. Tak jauh berbeda dengan kepergian ibu dan saudara perempuannya bertahun-tahun sebelumnya.
"Istri pertama saya, Allahyarhamah Tawiyah Jantan meninggal karena serangan jantung pada tahun 1999, diikuti oleh anak tertua kami, Allahyarhamah Nor Aziah karena kanker rahim pada tahun 2017. Sekarang saya tidak memiliki anak karena pernikahan saya dengan Rohayati tidak menghasilkan keturunan lagi.”
Advertisement
Usahanya mengobati luka di hati
Aziz mengaku, pilihannya untuk membantu di pusat vaksinasi adalah salah satu cara baginya untuk mengobati luka di hati setelah kepergian anaknya.
“Untuk menyembuhkan duka di hati saya, saya bangga bisa membantu orang lain menerima vaksin ini,” ujarnya.
Ia percaya keikutsertaannya dalam program sebagai relawan tidak hanya akan menyembuhkan kesedihannya tetapi juga merasa puas memiliki kesempatan untuk membantu sesama manusia.
"Kehilangan Neti Anita seperti mimpi karena dia pergi terlalu cepat. Ketika dia meminta maaf atas semua kesalahan masa lalunya selama panggilan video dengan bantuan dokter sebelum dia ditidurkan, saya tidak menyadari itu akan menjadi yang terakhir kalinya saya berbicara dengannya," tutupnya.