Dituduh Curi Camilan, Siswa Dihukum Squat 300 Kali hingga Lumpuh

Gadis berusia 14 tahun ini dilaporkan mengalami cacat permanen setelah dipaksa melakukan 300 squat sebagai hukuman dari gurunya.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 11 Okt 2021, 14:18 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2021, 14:18 WIB
(lip6mlm) PENGANIYAAN SISWA SD DI MUARA ENIM
(ilustrasi)

Liputan6.com, Tiongkok - Hukuman memang lumrah diberikan jika seseorang berbuat salah atau tidak menjalani suatu kewajiban. Namun, terkadang hukuman yang diberikan tidak sesuai hingga menyebabkan masalah fisik. Seperti yang baru-baru ini dialami seorang gadis dari Tiongkok.

Gadis berusia 14 tahun ini dilaporkan mengalami cacat permanen setelah dipaksa melakukan 300 squat sebagai hukuman dari gurunya karena diduga mencuri camilan milik temannya.

Ibu dari siswi bermarga Ren itu, Zhou mengatakan kepada media lokal bahwa insiden itu terjadi pada 10 Juni 2020.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Memaksa untuk menghukum Ren

Melansir dari India Times, Senin (11/10/2021), ksahnya bermula ketika Ren ke asrama di Sekolah Menengah Kejuruan Xianshi, Provinsi Sichuan. Namun gurunya, Mu melaporkan bahwa dia menemukan makanan ringan di tempat tidur Ren.

Karena Ren diduga mencuri camilan milik temannya, Mu memberikan hukuman dengan melakukan 300 squat. Namun, Ren membantah bahwa jajanan tersebut miliknya dan mengatakan bahwa ia tengah menglami cedera kaki pada April 2020. 

Tapi Mu diduga masih memaksanya untuk melakukan 150 squat di bawah pengasawan guru Liu, yang diduga tidak melakukan apa pun untuk menghentikan hukuman tersebut.

 

Didiagnosis lumpuh permanen

Setelah kejadian itu, Ren menjalani perawatan medis termasuk operasi di beberapa rumah sakit di kota Luzhou dan Chengdu. Dia pun didiagnosis memiliki keterbatasan mobilitas seumur hidup atau lumpuh permanen. Sejak saat itu, dia harus berjalan dengan kruk.

Sejak didiagnosis mengalami cacat permanen, dia pun stres dan kini tengah menjalani pengobatan untuk depresi.

 

Pihak sekolah bertindak

Ketika sekolah mengetahui tentang kondisi gadis itu, para guru dan staf yang hadir saat kejadian segera dihentikan. Selain itu, pihak sekolah meminta kepolisian setempat untuk menyelidiki insiden tersebut.

Sekolah juga diminta untuk membayar denda 13 Rs atau setara dengan Rp 245 juta kepada orangtua gadis itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya