4 Kebiasaan Buruk yang Ternyata Baik untuk Kesehatan

Kebiasaan buruk ternyata memiliki sisi positifnya. Kebiasaan buruk apa saja yang sering Anda lakukan?

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Okt 2021, 10:02 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2021, 10:02 WIB
[Fimela] Kebiasaan buruk
ilustrasi kebiasaan buruk | pexels.com/@energepic-com-27411

Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang setiap hari. Namun tak sedikit dari kebiasaan tersebut yang buruk. Kebiasaan buruk kerap dihubungkan dengan hal-hal yang negatif. Terkadang kita melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk tanpa kita sadari dan sulit untuk mengurangi kebiasaan tersebut. 

Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa setidaknya ada 66 hari agar perilaku baru kita menjadi sebuah kebiasaan. Namun tidak semua kebiasaan buruk yang kita lakukan adalah hal yang negatif. Nyatanya kebiasaan buruk juga memiliki sisi positifnya. Apa saja? Ini dia kebiasaan buruk yang sebenarnya baik untuk kesehatan merangkum dari Brightside.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Meludah

Tips Mengatasi Keringat Berlebih di Kepala
Ilustrasi Tips Mengatasi Keringat Berlebih di Kepala Credit: pexels.com/Andrea

Meludah memang terlihat menjijikan apalagi jika kita melakukannya di tempat umum. Tapi kenyataannya, meludah setelah berolahraga bisa membantu Anda untuk lebih mudah bernafas. Biasanya kita bernafas melalui hidung tetapi ketika kita berolahraga kita cenderung bernafas melalui mulut. 

Kondisi ini menyebabkan kita memproduksi air liur lebih banyak dan bisa mengganggu pola pernapasan kita. Jadi sangat normal untuk meludah atau menghilangkan lendir berlebih yang dihasilkan setelah berlari atau berolahraga.

Kentut

Kentut Bau Bagus untuk Kesehatan?
Foto Ilustrasi

Ternyata tubuh kita akan melepaskan gas atau kentut sebanyak 14 kali setiap harinya dan sekitar 3-5 kali selama kita tidur. Saluran pencernaan kita akan memproduksi karbon dioksida dan metana sekitar enam jam setelah makan. Nah, dengan kentut akan membantu tubuh Anda untuk membuangnya. Jika Anda berusaha untuk menahan gas atau kentut, ini bisa memicu sakit perut atau kembung. 

Bersendawa

Aneh, Pria Inggris Tak Mampu Bersendawa Selama Lebih dari 3 Dekade
(Foto: derneuemann/Pixabay) Ilustrasi sendawa

Biasanya kita akan bersendawa setelah makan. Tentunya ini adalah hal yang baik untuk perut Anda karena bisa membantu menghilangkan udara. Jika Anda ingin bersendawa tetapi Anda menahannya, berarti Anda menyimpan gas di dalam perut Anda.

Kondisi ini bisa menyebabkan asam lambung dan bisa memicu nyeri dada. Tapi, jika Anda bersendawa terlalu banyak sepanjang hari, mungkin Anda harus menemui dokter karena kemungkinan ini merupakan gejala penyakit refluks asam. 

Menggigit Kuku

Ilustrasi gigit kuku (Pixabay)
Ilustrasi gigit kuku (Pixabay)

Apakah Anda sering menggigit kuku? Ketika seseorang menggigit kuku, berarti dia mengonsumsi beberapa bakteri yang terdapat di dalam kuku Anda. Hal ini bisa menyebabkan sistem kekebalan Anda mulai menghasilkan sel darah putih yang membantu melawan bakteri ini. 

Selain itu sebuah penelitian juga menemukan bahwa anak-anak yang mengisap ibu jari atau sering menggigit kukunya, mereka cenderung tidak mudah terkena alergi.

Penulis:

Stephanie

Universitas Multimedia Nusantara

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya