Arti dan Penyebab Cave Syndrome, Sindrom Goa yang Takut Keluar Rumah

Begini arti dan penyebab Cave syndrome yang terjadi pada banyak orang selama masa pandemi Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Nov 2021, 22:05 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2021, 22:05 WIB
Bebas Bosan dan Tetap Untung Walau di Rumah Aja, Jangan Lewatkan Hal ini
(Foto:Ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta Vaksinasi Covid-19 sedang berlangsung dengan lancar dan secara bertahap, bagi banyak orang menghadapi kehidupan normal merupakan kesempatan yang menyenangkan, namun bagi sebagian orang lainnya hal tersebut bisa sangat menakutkan dan tidak nyaman.

Dikutip dari Purewow.com, Kamis (04/11/2021), American Psychological Association menemukan bahwa 49 persen orang dewasa merasa tidak nyaman jika kembali ke interaksi langsung, walaupun mereka telah divaksinasi penuh.

Memiliki perasaan takut atau kekhawatiran lebih ketika sedang berada di ruangan terbuka atau ketika meninggalkan rumah, bisa jadi anda tengah mengalami Cave Syndrome. Sebuah fenomena yang membuat sebagian orang ragu untuk kembali ke kehidupan sebelum pandemi.

Cave Syndrome atau sindrom goa bukanlah diagnosis psikologis resmi, sindrom tersebut dapat diartikan sebagai fenomena yang mempengaruhi orang-orang di seluruh negeri, yang ditandai dengan perasaan cemas atau takut untuk kembali ke masyarakat.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penyebab Cave Syndrome

3 Cara Efektif Atasi Sindrom Minggu Malam
3 Cara Efektif Atasi Sindrom Minggu Malam

Penyebabnya Cave Syndorme sangatlah bervariasi, beberapa orang ragu untuk menjajaki kembali kehidupan normal karena ketakutan yang masih berkelanjutan tentan virus Covid-19, penyebab lainnya karena adanya rasa terbiasa dan bahkan menyukai kesenderian selama 15 bulan terakhir.

Apa pun alasan penyebabnya, poliferasi sindrom itu masuk akal. 15 bulan terakhir telah menjadi fase-fase traumatis bagi sebagian orang.

Bahkan, pada Mei 2020, para peneliti di University of British Columbia memprediksi bahwa diperkirakan 10 persen orang di tengah pandemi akan mengembangkan sindrom stres COVID setelah mengatasi masalah psikologis yang parah, seperti gangguan stres pascatrauma.

Kabar baik dari adanya pandemi Covid-19 ialah kita dapat mempelajari semua kebiasaan 'baru' terkait pandemi, dan pastinya kita juga bisa melupakannya. Ini semua tentang pengambilan langkah-langkah kecil yang telah kita lakukan.

Penulis : Azarine Natazia


Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman

Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya