Begini 6 Cara Mendidik Anak Supaya Tak Menjadi Narsistik

Pola asuh orangtua dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak di masa depan. Lakukan hal ini untuk menghindari kepribadian narsistik pada anak.

oleh Syifa Aulia diperbarui 07 Des 2021, 20:03 WIB
Diterbitkan 07 Des 2021, 20:03 WIB
karakter zodiak
ilustrasi ibu dan anak bahagia/Photo by cottonbro from Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Narsistik adalah kepribadian seseorang yang memiliki rasa percaya diri sangat tinggi, selalu membutuhkan pengakuan dan pujian dan kurang memiliki rasa empati terhadap orang lain. Orang yang memiliki kepribadian narsistik biasanya mudah dikenali.

Narsistik muncul dapat terjadi karena pola asuh yang salah dari orangtua. Pasalnya, pola asuh orangtua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak di masa depan. Terutama pada usia emas atau biasa disebut golden age yang terjadi pada 0 sampai 3 tahun.

Oleh karena itu, orangtua harus membekali diri dengan pengetahuan dalam mendidik anak. Dikutip dari Bright Side, Selasa (7/12/2021), sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pola asuh orangtua bisa menyebabkan anak menjadi narsistik.

Bagaimana cara mengasuh anak yang tepat untuk menghindari narsistik? Simak tips berikut ini.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

1. Ajarkan empati

Hari Anak Nasional: Belajar Jadi Ibu yang Pengertian
Peringati Hari Anak Nasional dengan mencoba belajar jadi ibu yang pengertian melalui pola asuh mindful parenting. (Ilustrasi: Pexels.com/Pixabay)

Orangtua harus menanamkan rasa empati pada anak sejak dini. Orang yang narsistik cenderung tidak peduli dengan orang lain. Sebab, mereka hanya memedulikan diri sendiri. Mengajarkan anak untuk memahami orang lain sangat berguna bagi perkembangan emosional dan sosial anak.

2. Bantu temukan hal yang disukai

Memberikan Teladan Perilaku yang Sesuai
Ilustrasi Parenting Credit: pexels.com/Elly

Hobi ternyata bermanfaat untuk perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik pada anak. Orangtua bisa membantu mereka untuk menemukan apa yang mereka sukai.

Misalnya, aktivitas mewarnai, menulis, membaca, olahraga, atau bermain masak-masakan. Orangtua juga bisa ikut terlibat ketika sang anak melakukan hobinya. Tujuannya untuk membangkitkan rasa semangat dalam diri mereka.

3. Ajarkan rasa tanggung jawab

Parenting
Parenting. Foto: redorbit

Tanamkan rasa tanggung jawab pada anak sejak dini. Orang yang narsistik biasanya tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap apa yang dilakukan.

Caranya dengan memberitahu hal-hal apa saja yang dianggap salah dan tidak boleh dilakukan. Setelah itu, beritahu juga dampak yang terjadi dan cara mengatasinya jika mereka melakukan tindakan yang salah.

4. Berikan pujian dengan bijak

Seni Shitsuke atau Disiplin
Ilustrasi Parenting Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Anak-anak biasanya selalu mencari perhatian untuk mendapatkan pujian. Memberikan pujian kepada anak sangat membantu untuk menumbuhkan harga diri anak.

Meski begitu, orangtua harus bijak dalam memuji anak mereka. Terlalu sering memuji anak ternyata juga bisa menumbuhkan kepribadian narsistik.

5. Hindari membandingkan anak dengan orang lain

6 Dampak Buruk Helicopter Parenting untuk Kesehatan Mental dan Fisik Anak Jangka Panjang
Waspadai dampak buruk Helicopter Parenting, pola asuh orang tua yang terlalu overprotektif pada anak. (Foto:Instagram.com/Colin Maynard).

Sering membandingkan anak dengan orang lain akan memberikan dampak buruk bagi anak. Hal itu bisa menimbulkan sifat narsistik karena selalu merasa ingin lebih baik daripada orang lain.

Orangtua harus mengajarkan anak bahwa keberhasilan atau kegagalan mereka terjadi bukan karena orang lain, tetapi usaha setiap orang.

6. Tetapkan batas

Hanya Memberi Materi Tanpa Perhatian
Ilustrasi Pola Asuh Anak Credit: pexels.com/Julia

Orang yang narsistik selalu ingin mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sebagai orangtua, hal yang harus dilakukan adalah menerapkan batasan-batasan tanpa menghalangi kebebasan anak untuk berekspresi. Seperti menentukan jadwal makan, waktu bermain, waktu istirahat, dan waktu belajar.

Hal itu bisa membantu anak untuk memahami waktu dan menumbuhkan kesabaran. Anak juga akan memahami bahwa setiap sesuatu memiliki batasan dan tidak semua hal bisa dilakukan secara bebas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya