Sub Varian Omicron BA.2 Terdeteksi di Amerika Serikat, Ahli Minta Jangan Panik

Sub varian Omicron BA.2 dilaporkan terdeteksi di Amerika Serikat.

oleh Syifa Aulia diperbarui 23 Feb 2022, 19:19 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2022, 17:31 WIB
PSBB
Ilustrasi Tes Covid-19 Credit: pexels.com/Polina

Liputan6.com, Jakarta - Setelah muncul varian baru COVID-19 bernama Omicron pada 2021, varian tersebut kini bermutasi menjadi BA.2. Sub varian Omicron BA.2 diketahui telah terdeteksi di Amerika Serikat.

Dilansir dari USA Today, Rabu (26/1/2022), sejauh ini sub varian tersebut terdeteksi di negara bagian California, New Mexico, Texas, dan Washington. Sementara, kasus COVID-19 di negara bagian Massachusetts mulai menurun di awal tahun 2022.

Sebelum terdeteksi di Amerika Serikat, Omicron BA.2 telah muncul di India, Filipina, Denmark, Inggris, Australia, dan Afrika Selatan.

Menurut laporan Washington Post, sebanyak tiga kasus Omicron BA.2 muncul di Texas yang saat ini sedang dalam pengawasan di Houston Methodist Hospital.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Ahli Minta Jangan Panik

Ilustrasi virus corona COVID-19, omicron
Ilustrasi virus corona COVID-19, omicron. (Photo by starline on Freepik)

Dilansir dari USA Today, menurut dokter spesialis penyakit menular di Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston, Jacob Lemieux, masyarakat tidak perlu panik dengan kemunculan Omicron BA.2.

Sebab, saat ini sudah banyak alat yang ditemukan untuk memerangi virus COVID-19. Dia juga memperkirakan bahwa Omicron BA.2 lebih ringan dibandingkan Omicron BA.1 atau varian Omicron awal.

Masih dalam Penelitian

Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Saat ini, peneliti belum menemukan bukti apakah BA.2 lebih berbahaya dan cepat menyebar dibandingkan Omicron BA.1. Sejumlah peneliti diketahui masih menyelidiki terkait Omicron BA.2.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Robert Garry, ahli virus dari Fakultas Kedokteran Universitas Tulane di New Orleans, Louisiana, kepada Washington Post.

Kata Badan Keamanan Kesehatan Inggris

Ilustrasi virus corona, COVID-19, Long COVID
Ilustrasi virus corona, COVID-19, Long COVID. (Photo by kjpargeter on Freepik)

Menurut laporan Fox 29, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menyelidiki BA.2. Sejumlah peneliti mengungkapkan bahwa analisis awal dari BA.2 menunjukkan virus tersebut lebih cepat menular dibandingkan Omicron BA.1.

Meski begitu, tim peneliti belum menemukan perbedaan yang signifikan antara BA.1 dan BA.2. Sub-varian Omicron ini disebut masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut.

Data Omicron BA.2 Masih Sedikit

Inggris Tidak Terapkan Pembatasan COVID-19 Jelang Tahun Baru
Seorang wanita mengenakan topeng untuk melindungi diri dari virus corona melihat ponselnya di Trafalgar Square, di London, Selasa (28/12/2021). Javid menuturkan, varian Omicron saat ini menyumbang sekitar 90 persen kasus baru di seluruh Inggris. (AP Photo/Alastair Grant)

UKHSA juga belum menemukan bukti yang kuat terkait tingkat keparahan Omicron BA.2.

"Sejauh ini belum ada cukup bukti untuk memutuskan apakah BA.2 menyebabkan penyakitnya lebih parah daripada Omicron BA.1 atau tidak. Data terkait BA.2 sangat terbatas. Namun, tim UKSHA terus menyelidikinya," kata Kepala Tim Penanganan COVID-19 di UKHSA dr Meera Chand.

Kasus COVID-19 di AS

AS Tembus 1 Juta Kasus Covid-19 Sehari
Orang-orang mengantre untuk menerima tes Covid-19 di New York, Selasa (4/1/2022). Amerika Serikat (AS) mencatat lebih dari 1 juta kasus Covid-19 pada 3 Januari 2022, menurut data dari Universitas Johns Hopkins, ketika varian Omicron terus menyebar dengan kecepatan tinggi. (ANGELA WEISS/AFP)

Kasus COVID-19 di Amerika Serikat terbilang masih sangat tinggi, sebanyak 680 ribu per hari. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), jumlah kasus tersebut disebut mengalami penurunan dari minggu lalu.

Jumlah pasien rumah sakit dengan COVID-19 juga mengalami penurunan, rata-rata sekitar 20 ribu per hari. Jumlah tersebut turun sekitar 7 persen dari minggu sebelumnya. Keadaan itu diharapkan dapat mengikuti penurunan angka kematian akibat COVID-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya