Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menetapkan hari raya Idul Adha 1443 Hijriah jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022. Di hari tersebut, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan sholat Idul Adha berjamaah. Hukum melaksanakan sholat Idul Adha adalah sunah muakkadah.
Sholat Idul Adha dilakukan sebanyak 2 rakaat pada pagi hari, sama seperti pelaksanaan sholat Idul Fitri. Melaksanakan sholat Idul Adha dapat menambah pahala dan keberkahan berlipat-lipat. Hal ini sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS dan juga Nabi Ismail AS ketika merayakan Hari Raya Haji.
Ya, sejarah Islam mencatat awal mula Idul Adha ketika Nabi Ibrahim diberikan perintah untuk menyembelih putra kesayangannya, Ismail. Dengan demikian, pada tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahunnya, umat Muslim merayakannya dengan penyembelihan hewan kurban.
Advertisement
Dilansir dari NU Online, Kamis (30/6/2022), syarat dan rukun sholat Idul Adha mirip dengan sholat lain, demikian pula dengan hal-hal yang membatalkan dan pekerjaan-pekerjaan atau ucapan-ucapan yang disunahkan. Hukum sholat id sunah muakkadah alias sangat dianjurkan, meskipun bukan wajib. Baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Tak seperti sholat lima waktu, ada beberapa perbedaan teknis dalam sholat Id. Sholat Id tak didahului dengan azan maupun iqamah. Niat dan anjuran takbir juga berbeda. Waktu pelaksanaannya yaitu setelah matahari terbit hingga masuk waktu dhuhur.
Untuk sholat Idul Adha, dianjurkan mengawalkan waktu demi memberi kesempatan yang luas kepada masyarakat yang hendak berkurban selepas rangkaian sholat Id.
Shalat Id dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah dan terdapat khutbah setelahnya. Namun, bila terlambat datang atau mengalami halangan lain, boleh dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) di rumah ketimbang tidak sama sekali.
Berikut ini ulasan mengenai niat dan tata cara sholat Idul Adha, yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber:
Baca Juga
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Niat Sholat Idul Adha
Sebenarnya, niat merupakan getaran batin yang tidak wajib dilafalkan, cukup apa yang hendak dilakukan “dibunyikan” dalam hati. Namun, melafalkan niat akan membantu hati lebih konsentrasi terhadap niat, terutama bagi orang yang kena penyakit waswas (peragu).
Adapun lafal niat sholat Idul Adha dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut:
أُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) للهِ تَعَــــــــالَى
Artinya,
“Aku niat melaksanakan sholat sunnah Idul Adha (sebagai makmum/imam) karena Allah Ta‘ala.”
Atau bisa lebih lengkap:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِعِيْدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًاإ/ِمَامًا) للهِ تَعَالَى
Artinya.
“Aku niat melaksanakan sholat sunnah Idul Adha dua rakaat, menghadap kiblat (sebagai makmum/imam) karena Allah Ta‘ala.”
Lafal niat dibaca menjelang takbiratul ihram. Lafal niat juga bisa menggunakan bahasa lokal setempat. Sebagai catatan, kedudukan lafal niat hanyalah sekunder alias membantu orang yang hendak melaksanakan sholat agar lebih mantap dan fokus pada niatnya.
Sementara yang primer tetaplah getaran batin tentang shalat Idul Adha itu sendiri. Imam Ramli mengatakan:
وَيُنْدَبُ النُّطْقُ بِالمَنْوِيْ قُبَيْلَ التَّكْبِيْرِ لِيُسَاعِدَ اللِّسَانُ القَلْبَ وَلِأَنَّهُ أَبْعَدُ عَنِ الوِسْوَاسِ وَلِلْخُرُوْجِ مِنْ خِلاَفِ مَنْ أَوْجَبَهُ
“Disunahkan melafalkan niat menjelang takbir (sholat) agar lisan dapat membantu (kekhusyukan) hati, agar terhindar dari gangguan hati dank arena menghindar dari perbedaan pendapat yang mewajibkan melafalkan niat”. (Nihayatul Muhtaj, juz I,: 437)
Advertisement
Tata Cara Sholat Idul Adha
Dilansir dari laman Kemenag Kepri, hukum sholat Idul Adha adalah sholat sunah dua rakaat yang dianjurkan untuk dikerjakan umat Islam saat Idul Adha. Sebelum sholat, disunahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih.
Sholat dimulai dengan menyeru "Ash-sholaatu jaami‘ah", tanpa azan dan iqomat. Kemudian memulai dengan niat sholat Idul Adha. Selain itu, sholat Idul Adha juga tidak didahului dengan sholat sunah Qobliyah dan Ba'diyah. Berikut tata cara sholat Idul Adha sesuai rukunnya:
a. Niat sholat (imam dan makmum).
b. Takbiratul ihram.
c. Takbir lagi (takbir zawa-id) sebanyak 7 kali. Di antara takbir disunahkan membaca zikir memuji Allah.
d. Membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan surat lainnya.
e. Rukuk dengan tuma’ninah.
f. Iktidal dengan tuma’ninah.
g. Sujud dengan tuma’ninah.
h. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah.
i. Sujud kedua dengan tuma’ninah.
j. Bangkit dari sujud dan bertakbir.
k. Takbir zawa-id sebanyak 5 kali. Di antara takbir disunahkan membaca zikir memuji Allah.
l. Rukuk dengan tuma’ninah.
m. Iktidal dengan tuma’ninah.
n. Sujud dengan tuma’ninah.
o. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah.
p. Sujud kedua dengan tuma’ninah.
q. Duduk tasyahud dengan tuma’ninah.
r. Salam.
s. Tertib melakukan rukun secara berurutan.
Setelah selesai melakukan seluruh tata cara sholat, biasanya akan ada khotbah dan membahas tentang hukum-hukum kurban dan Idul Adha.
Pada momen Idul Adha, umat Islam dianjurkan memperbanyak takbir. Takbiran dilaksanakan sejak ba'da shubuh pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga selesainya hari tasyriq, yakni 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Takbiran hari raya Idul Adha dilakukan tiap selesai sholat fadhu.
Doa Setelah Sholat Idul Adha
Berikut ini merupakan kumpulan doa yang dibaca setelah melaksanakan sholat Idul Adha:
1. Istighfar 3 Kali
Sebagian orang membaca istighfar sebanyak 3 kali sebagai doa setelah sholat Idul Adha yang berbunyi:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Artinya,
“Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.”
2. Doa Keselamatan
Akhiri sholat Idul Adha dengan membaca doa keselamatan dalam hidup yang berbunyi:
اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَاذَاْلجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ
Artinya,
“Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (yang selamat dari kejelekan-kejelekan, kekurangan-kekurangan dan kerusakan-kerusakan) dan dari-Mu as-salaam (keselamatan), Maha Berkah Engkau Wahai Dzat Yang Maha Agung dan Maha Baik,” (HR. Muslim).
3. Kalimat Tauhid
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Artinya,
“Tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan. Bagi-Nya pujaan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu"
Advertisement