Kasus Positif Terus Menurun, WHO: Akhir Pandemi Covid-19 Sudah di Depan Mata

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pada hari Rabu (14/9/2022) bahwa akhir pandemi sekarang sudah di depan mata.

oleh Camelia diperbarui 16 Sep 2022, 12:30 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2022, 12:01 WIB
Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, berbicara pada konferensi pers tentang pembaruan COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.
Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, berbicara pada konferensi pers tentang pembaruan COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.(Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP)

Liputan6.com, Jakarta Ketika jumlah kematian mingguan yang dilaporkan akibat COVID-19 turun ke level terendah sejak Maret 2020, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pada hari Rabu (14/9/2022) bahwa akhir pandemi sekarang sudah di depan mata.

Kami tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi,” ujar Tedros kepada wartawan selama konferensi pers mingguan regulernya dikutip dari United Nations News. Namun, Direktur Jenderal badan kesehatan PBB menjelaskan bahwa dunia belum sampai sana.

Seorang pelari marathon tidak berhenti ketika garis finis sudah terlihat. Dia berlari lebih keras, dengan semua energi yang tersisa. Jadi kita harus seperti itu. Kita bisa melihat garis finis. Kami dalam posisi menang. Tapi sekarang adalah waktu terburuk untuk berhenti berlari,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa jika dunia tidak mengambil kesempatan sekarang, masih ada risiko lebih banyak varian, kematian, gangguan, dan ketidakpastian.

Jadi, mari kita ambil kesempatan ini,” desaknya, mengumumkan bahwa WHO merilis enam ringkasan kebijakan singkat yang menguraikan tindakan utama yang harus diambil semua pemerintah sekarang untuk menyelesaikan “perlombaan”.

Seruan mendesak bagi pemerintah

Hidup Berdampingan dengn COVID-19
Menjelang pergantian tahun, WHO peringatkan masyarakat akan kemungkinan munculnya banyak varian baru COVID-19 yang lebih mematikan. (unsplash.com/Tai's Captures)

Ringkasan kebijakan adalah ringkasan, berdasarkan bukti dan pengalaman selama 32 bulan terakhir, menguraikan apa yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa, melindungi sistem kesehatan, dan menghindari gangguan sosial dan ekonomi.

“[Mereka] adalah seruan mendesak bagi pemerintah untuk mencermati kebijakan mereka dan memperkuatnya untuk COVID-19 dan patogen masa depan dengan potensi pandemi”, Tedros menjelaskan.

Dokumen-dokumen, yang tersedia secara online, termasuk rekomendasi mengenai vaksinasi kelompok paling berisiko, pengujian lanjutan dan pengurutan virus SARS-CoV-2, dan mengintegrasikan pengobatan yang efektif untuk COVID-19 ke dalam sistem perawatan kesehatan primer.

Mereka juga mendesak pihak berwenang untuk memiliki rencana untuk lonjakan di masa depan, termasuk pengamanan pasokan, peralatan, dan pekerja kesehatan tambahan.

Itu juga berisi saran komunikasi, termasuk melatih petugas kesehatan untuk mengidentifikasi dan mengatasi informasi yang salah, serta membuat materi informatif berkualitas tinggi.

Berkomitmen untuk masa depan

Vaksin Covid-19 di Indonesia
Ilustrasi program vaksinasi yang dilaksanakan di Indonesia/ /pixabay.com Spencerbdavis1

Tedros menggarisbawahi bahwa WHO telah bekerja sejak Malam Tahun Baru 2019 untuk memerangi penyebaran COVID-19 dan akan terus melakukannya sampai pandemi benar-benar berakhir.

Kita dapat mengakhiri pandemi ini bersama-sama, tetapi hanya jika semua negara, produsen, komunitas, dan individu melangkah dan memanfaatkan peluang ini”, katanya.

Dr. Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, menyoroti bahwa virus tersebut masih beredar secara intens di seluruh dunia dan bahwa badan tersebut percaya jika jumlah kasus yang dilaporkan terlalu rendah.

Kami berharap akan ada gelombang infeksi di masa depan, berpotensi pada titik waktu yang berbeda di seluruh dunia yang disebabkan oleh subvarian Omicron yang berbeda atau bahkan varian yang berbeda dari kekhawatiran”, katanya, mengulangi peringatan sebelumnya bahwa semakin banyak virus beredar, semakin banyak peluang yang dimilikinya untuk bermutasi.

Namun, katanya, gelombang masa depan ini tidak perlu diterjemahkan menjadi gelombang atau kematian karena sekarang sudah ada alat yang efektif seperti vaksin dan antivirus khusus untuk COVID-19.

Infografis Pasien Covid-19 Gejala Ringan dan OTG Diimbau Isolasi Mandiri. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Pasien Covid-19 Gejala Ringan dan OTG Diimbau Isolasi Mandiri. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya