Sisi Gelap Industri Hiburan Kpop yang Tak Banyak Orang Ketahui

Berikut beberapa dark side dari dunia hiburan Korea atau Kpop yang mungkin belum banyak diketahui.

oleh Renta Nirmala Hastutik diperbarui 17 Okt 2022, 14:01 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2022, 14:01 WIB
BTS di Sidang PBB
Boyband Korea Selatan, Bangtan Sonyeondan (BTS) berbicara dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Senin (24/9). Ini merupakan kali pertama grup K-Pop berbicara dalam Sidang Umum Tahunan PBB. (AP/Craig Ruttle)

Liputan6.com, Jakarta - Industri hiburan KPop saat ini nampaknya tengah menjadi sorotan masyarakat dunia. Pada waktu tertentu, KPop bisa disebut sebagai budaya industri idola. Tempat di mana perusahaan hiburan menghasilkan uang dari idola. Sebelumnya perusahaan akan memilih trainee untuk debut sebagai idola.

Mengutip dari laman KBI Zoom, Senin (06/08/2022) banyak pertanyaan yang muncul tentang bagaimana proses khas perusahaan hiburan Korea untuk mengoperasikan sebuah grup dan bagaimana stafnya bekerja.

Proses khas perusahaan hiburan untuk mengoperasikan sebuah grup adalah mereka memilih sendiri para anggota yang akan dijadikan idola yang kemudian akan terus mengawasi setelah mereka benar-benar menjadi idola sampai saat aktif dan melakukan promosi.

Itulah K[op, sebuah industri di mana sebuah grup dibentuk dengan cara seperti itu yang mana agensi hiburan menghasilkan keuntungan dengan mengabdikan diri mereka kepada perusahaan media.

Agensi bertugas menjual album, mengadakan acara tanda tangan penggemar, dan membuat pertunjukan. Namun agensi hiburan juga sangat-sangat membatasi pada idola untuk melakukan sesuatu.

Mulai dari cara berpakaian, gaya dan tatanan rambut, bahkan ketika mereka ingin memposting sesuatu di media sosial, agensi dan para staf selalu mengawasi apa yang akan mereka lakukan.

Meski terdengar "kejam" tetapi memang beginilah cara kerja industri KPop, dimana para-para idola yang sudah menandatangani kontrak mereka dengan agensi tidak bisa bertindak lebih banyak karena aturan ini memang nyata terjadi. Mungkin masih banyak yang belum mengetahui sisi gelap dari industri KPop.

Berikut beberapa dark side dari industri hiburan Kpop yang mungkin belum banyak orang awam ketahui:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Proses Memilih Anggota

TXT
TXT. (dok. Weverse/TXT)

Anak-anak, yang lahir dari keluarga kaya, pasti akan hidup berkecukupan bahkan jika mereka tidak bisa debut sebagai idola. Jadi dari sudut pandang perusahaan, ketika mereka harus meninggalkan perusahaan untuk mencari jalan hidup lain begitu mereka gagal debut akan lebih mudah nantinya.

Perusahaan lebih sering memilih anak-anak dari keluarga seperti itu dan memilih mereka untuk lolos sebagai trainee dalam perusahaan. Biasanya, anak-anak yang memiliki uluran tangan yang besar dan sokongan yang kuat atau sudah menjadi idol akan dipilih untuk debut.

Jika bukan dua kasus di atas, jika mereka adalah orang yang memiliki kecantikan, bakat, dan bisa berbahasa Korea juga bisa dan terdapat kemungkinan untuk terpilih. Namun pada kenyataannya, seringkali orang yang memiliki keberuntungan besarlah yang akan dipilih.


Perusahaan Sendiri yang Membuat Lagu atau Membelinya

Enhypen (Twitter/ ENHYPEN_members)
Enhypen (Twitter/ ENHYPEN_members)

Jika ada komposer berbakat yang tersedia secara internal, perusahaan memang beruntung, tetapi jika tidak ada perusahaan harus membelinya. Tapi pada kenyataanya membeli lagu tidak semudah itu.

Jika ada artis di perusahaan yang bisa menggubah dan memproduksi lagu sendiri, perusahaan akan sangat berterima kasih karena artis itu telah menghemat banyak uang untuk mereka.

Namun seringkali artis bisa terkenal karena perusahaan mereka sudah memiliki komposer atau mereka juga bisa membuat lagu sendiri. BTS, BIGBANG, Stray Kids dan IKON adalah beberapa grup yang melakukan self production untuk lagu-lagu mereka sendiri. Pasalnya beberapa anggotanya adalah seorang komposer berbakat.

Perusahaan Sendiri yang Membuat Koreografi atau Membelinya

Jika ada koreografer internal, perusahaan memang beruntung, tetapi jika tidak ada perusahaan harus mencari koreografer dari luar negeri karena level koreografer Korea masih rendah. Kemungkinan adanya persaingan dan berebutan koreografer antar tiap perusahaan sangat tinggi. Namun ini adalah siklus Kpop.


Membuat Video Musik dengan Anggota + Lagu + Koreografi

Le Sserafim. (Foto: Source Music via Soompi)
Le Sserafim. (Foto: Source Music via Soompi)

Langkah ini membutuhkan banyak uang. Perusahaan outsourcing yang membuat video musik di Korea tampaknya terbatas dan produser yang hanya bekerja untuk perusahaan tertentu dan bahkan lebih jarang lagi, tetapi uang akan menyelesaikan apa pun.

Dalam koreografi, siklus K-pop juga sama. Banyak masalah yang muncul seperti banyak agensi yang membuat video musik dengan asal-asalan ataupun melakukan hutang untuk membuat musik video. Akibatnya para idola harus bekerja keras ketika melakukan promosi untuk menutupi banyaknya anggaran yang dikeluarkan.

Promosi

Perusahaan terutama agensi dapat memproduksi konten untuk dipromosikan oleh idola mereka atau terserah tentang bagaimana cara dan ketentuan tiap perusahaan. Perusahaan akan mempromosikan idolanya ke dalam program dan stasiun hiburan yang dianggapnya cocok dan membiarkan idola mereka berpromosi di luar.

Dalam kasus SM Entertainment, tampaknya mempromosikan dirinya sendiri, perusahaan ini membuat konten-konten khusus sebagai media untuk melakukan suatu promosi. Perusahaan-perusahaan lain setengah mempromosikan diri sendiri dan setengahnya lagi mempromosikannya keluar.

INFOGRAFIS: Deretan Prestasi Mendunia Artis Korea (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: Deretan Prestasi Mendunia Artis Korea (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya