Alasan Seseorang Lakukan Silent Treatment dan Cara Menghadapinya

Perlakuan ini dilakukan dengan cara menolak berkomunikasi dengan orang lain dan mengabaikan kehadirannya.

oleh Afifah Nur Andini diperbarui 19 Okt 2022, 11:15 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2022, 11:15 WIB
Ilustrasi Relationship
Ilustrasi relatioship. (Foto: unsplash.com/Linh Koi)

Liputan6.com, Jakarta - Silent treatment umum menjadi pilihan seseorang ketika sedang menghadapi masalah. Perlakuan ini dilakukan dengan cara menolak berkomunikasi dengan orang lain dan mengabaikan kehadirannya.

Perlakuan ini dapat digunakan dalam berbagai jenis hubungan, tak terkecuali hubungan asmara. Ini dapat menjadi sebuah reaksi sekilas, ketika seseorang merasa marah, tersinggung, atau kewalahan menangani suatu masalah.

Beberapa orang memilih diam saat merasa dirinya sedang terbakar amarah, lalu memutuskan untuk menghadapi masalah dan mencari solusi setelah ia tidak lagi dikendalikan oleh emosi.

Profesor Psikologis di Universitas Purdue, Kipling Williams menjelaskan bahwa mengecualikan dan mengabaikan orang lain, seperti mendiamkan mereka, digunakan untuk menghukum atau memanipulasi, dan orang tersebut tidak menyadari kerusakan emosional yang sudah mereka lakukan dengan orang lain.

Terdapat tiga jenis alasan seseorang memilih silent treatment, di antaranya adalah avoidance, communication, dan punishment.

Silent treatment sering menjadi pilihan orang berkepribadian plegmatis. Sikap mereka yang tidak menyukai konflik, membuat mereka memilih untuk diam dan tidak mengatakan apa-apa. Hal ini mereka lakukan untuk menjaga ketenangan sehingga tidak mengubah situasi menjadi tegang dan tidak nyaman.

Selain itu, seseorang akan memilih melakukan silent treatment ketika mereka tidak tahu cara mengekspresikan apa yang dirasakan terhadap orang lain.

Namun, jika seseorang menggunakan perlakuan ini untuk mengontrol atau memanfaatkan kekuasaannya terhadap mereka, ini sudah termasuk bentuk pelecehan emosional.

Apakah Silent Treatment termasuk Pelecehan?

8 Cara Ini Patut Dicoba kalau Ingin Rasa Sayang Pacarmu Terjaga
Ilustrasi relationship. (Foto: unsplash.com/Ariel Lustre)

Penggunaan silent treatment di dalam hubungan bukanlah cara yang produktif dalam mengatasi perselisihan. Meskipun perlakuan ini dapat menjaga situasi agar tetap tenang, konflik yang mereka hindari bisa saja meledak dan menyebabkan dampak yang besar bagi keduanya.

Komunikasi yang jelas dan terbuka sangat penting dalam menjaga hubungan agar tetap sehat. Namun, hal ini juga harus dilakukan oleh kedua belah pihak.

Jika hanya satu pihak yang berani mengomunikasikan masalah yang terjadi dan pasangannya menolak, mereka akan merasa terabaikan sampai memunculkan emosi negatif.

Berdasarkan studi di 2012, menjelaskan bahwa orang yang sering merasa diabaikan akan mengalami penurunan tingkat harga diri, rasa kepemilikan, dan mengurangi perspektif makna hidup mereka.

Diam bisa menjadi pilihan terbaik untuk menghindari mengatakan hal-hal yang nantinya akan disesali. Terkadang secara tidak sadar kita pun melakukan hal ini ketika tidak tahu cara mengekspresikan apa yang dirasakan.

Cara Menghadapi Silent Treatment

8 Cara Ini Patut Dicoba kalau Ingin Rasa Sayang Pacarmu Terjaga
Ilustrasi relationship. (Foto: unsplash.com/Camila Corfeiro)

Ketika mendapatkan perlakuan silent treatment, hal pertama yang bisa kita lakukan adalah meregulasi diri secara emosional. Setelah merasa aman secara emosional, kita bisa mencoba untuk menghampiri orang yang memberikan perlakuan.

Pertama, kita bisa mengatakan bahwa kita menyadari perilaku yang mereka lakukan dan tidak memahami alasannya. Dari sini, kita bisa mencoba membuat mereka menjelaskan alasannya dan mulai mencoba menyelesaikan masalah.

Perlakuan tersebut bisa jadi bukan salah kita, tetapi kita tetap memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah dan meminta maaf jika melakukan sesuatu yang salah.

Kita juga bisa melanjutkannya dengan menawarkan solusi. Lakukan hal ini ketika sedang berkomunikasi secara tatap muka dan diskusikan cara berkomunikasi yang sesuai untuk hubungannya.

Saat perlakuan tersebut berubah menjadi pelecehan, coba untuk mengatur batasan tentang perilaku apa yang bisa diterima dan perlakuan apa yang diharapkan dari satu sama lain.

Mengenal Tipe Lain dari Pelecehan Emosional

Ilustrasi Relationship Female
Ilustrasi relationship. (Foto: unsplash.com/Zohre Nemati)

Silent treatment tidak selalu berhubungan dengan pelecehan emosional. Bagi pelaku pelecehan emosional, perlakuan ini merupakan salah satu cara mereka dalam mengambil kontrol terhadap orang lain atau pasangannya.

Ini biasa dilakukan oleh mereka yang memiliki kemampuan komunikasi yang kurang dan perlu mendiskusikannya dengan diri sendiri untuk menyelesaikan isu tersebut.

Pelecehan emosional dapat menyebabkan efek jangka pendek dan jangka panjang, hal ini termasuk korban yang mengalami perasaan kesepian, rendahnya kepercayaan diri, dan merasa putus asa.

Untuk menghindari mendapatkan perlakuan tersebut, terdapat beberapa tanda yang perlu diketahui adalah sebagai berikut:

1. Sering berteriak

2. Melakukan penghinaan atau name-calling

3. Melempar barang

4. Melontarkan ucapan yang bersifat mempermalukan

5. Rasa cemburu berlebihan dan menuduh

6. Mengambil keputusan tanpa izin pasangan

7. Stalking

8. Melakukan isolasi diri dari teman dan keluarga

9. Menyalahkan pasangan dan tidak pernah meminta maaf

Jika mendapatkan perilaku seperti di atas, mulai bangun batasan dengan orang tersebut dan akhiri hubungan jika diperlukan.

Infografis Deretan Efek Negatif Marah bagi Kesehatan Tubuh
Infografis Deretan Efek Negatif Marah bagi Kesehatan Tubuh. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya