Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat di berbagai wilayah Indonesia bisa ikut mengamati fenomena langka Gerhana Bulan Total, besok, Selasa 8 November 2022.
Puncak Gerhana Bulan Total akan terjadi pada pukul 18.00 WIB atau 19.00 WITA atau 20.00 WIT dengan durasi selama durasi total selama 1 jam, 24 menit, 58 detik.
Advertisement
Lantas, setelah besok, kapan lagi masyarakat Indonesia bisa mengamati Gerhana Bulan Total?
Advertisement
Mengutip informasinya dari laman Lapan.go.id, Senin (7/11/2022), berikut adalah jadwal 6 Gerhana Bulan Total selanjutnya, setelah yang terjadi pada 8 November 2022:
1. Gerhana Bulan Total 8 September 2025
2. Gerhana Bulan Total 3 Maret 2026
3. Gerhana Bulan Total 31 Desember 2028/ 1 Januari 2029 (malam tahun baru).
4. Gerhana Bulan Total 21 Desember 2029
5. Gerhana Bulan Total 25 April 2032
6. Gerhana Bulan Total 18 Oktober 2032.
Tentang Gerhana Bulan Total
Mengutip laman yang sama, Gerhana Bulan Total adalah fenomena astronomis ketika seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi.
Hal ini disebabkan oleh konfigurasi antara Bulan, Bumi, dan Matahari membentuk garis lurus. Selain itu, Bulan berada di dekat titik simpul orbit Bulan, yakni perpotongan antara ekliptika (bidang edar Bumi mengelilingi Matahari) dengan orbit Bulan.
Gerhana Bulan Total terjadi ketika fase Bulan Purnama. Namun, tidak semua fase Bulan Purnama dapat mengalami Gerhana Bulan.
Pasalnya, orbit Bulan yang miring 5,1 derajat terhadap ekliptika dan waktu yang ditempuh Bulan untuk kembali ke simpul yang sama lebih pendek 2,2 hari dibandingkan dengan waktu yang ditempuh Bulan agar berkonfigurasi dengan Bumi dan Matahari dalam satu garis lurus. Dengan begitu, Bulan tidak selalu berada di bidang ekliptika ketika Purnama.
Tak Semua Bulan Purnama Sebabkan Gerhana Bulan Total
Gerhana Bulan Total pada 8 November ini terjadi dengan durasi total selama 1 jam 24 menit dan 58 detik. Sementara durasi umbral atau Gerhana Sebagian + Total adalah selama 3 jam 39 menit dan 50 detik.
Adapun lebar Gerhana Bulan Total kali ini sebesar 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat bulan sebesar 0.2570.
Gerhana ini termasuk ke dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960).
Mengutip akun Instagram Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) @lapan_ri, yang kini berada di bawah naungan BRIN, Senin (7/11/2022), puncak Gerhana Bulan Total dapat disaksikan mulai pukul 18.00 WIB/ 19.00 WITA/ 20.00 WIT.
Lapan menyebut, wilayah di Indonesia akan bisa mengamati fenomena Gerhana Bulan Total ini. Berikut adalah wilayah dan waktu untuk mengamati Gerhana Bulan Total di Indonesia.
- Awal Penumbra (P1)
Waktu: 15.02.17 WIB/ 16.02.17 WITA/ 17.02.17 WIT
Tidak bisa diamati di seluruh wilayah Indonesia.
Advertisement
Wilayah di Indonesia yang Bisa Lihat Gerhana Bulan Total
- Awal Sebagian (U1)
Waktu: 16.09.12 WIB/ 17.09.12 WITA/ 18.09.12 WIT
Bisa diamati di: Papua, Papua Barat, Pulau Seram, Pulau Halmahera, Kepulauan Aru, Kepulauan Kai, Kepulauan Tanimbar.
- Awal Total (U2)
Waktu: 17.16.39 WIB/ 18.16.39 WITA/ 19.16.39 WIT
Bisa diamati di: Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi, NTT, NTB, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kapuas Hulu.
- Puncak Gerhana
Waktu: 18.00.22 WIB/ 19.00.22 WITA/ 20.00.22 WIT
Bisa diamati di: seluruh Indonesia, kecuali Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu.
- Akhir Total (U3)
Waktu: pukul 18.41/37 WIB/ 19.41.37 WITA/ 20.41.37 WIT
Bisa diamati di: seluruh Indonesia.
- Akhir Sebagian (U4)
Waktu: pukul 19.49.03 WIB/ 20.49.03 WITA/ 21.49.03 WIT
Dapat diamati di: seluruh Indonesia.
- Akhir Penumbra (P4)
Waktu: pukul 20.56.08 WIB/ 21.56.08 WITA/ 22.56.08 WIT
Dapat diamati di: seluruh wilayah Indonesia.
Dampak Gerhana Bulan Total
Lebih lanjut, Peneliti Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN Andi Pangerang, menjelaskan, saat Bulan memasuki umbra, warna umbra cenderung hitam. Seiring Bulan seluruhnya berada di dalam umbra, warna Bulan akan menjadi kemerahan.
Selain itu saat gerhana, tidak ada cahaya Matahari yang dapat dipantulkan oleh Bulan sebagaimana ketika fase Bulan Purnama. Gerhana dapat berwarna menjadi lebih kecokelatan bahkan hitam pekat jika partikel seperti debu vulkanik ikut menghamburkan cahaya.
"Dampak dari Gerhana Bulan Total bagi kehidupan manusia adalah pasang naik air laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya ketika tidak terjadi gerhana, Purnama maupun Bulan Baru," kata Andi Pangerang.
Gerhana Bulan Total yang bisa dilihat di Indonesia untuk satu dekade berikutnya, akan terjadi pada 8 September 2025, 3 Maret 2026, Malam Tahun Baru 2029, 21 Desember 2029, 25 April 2032 dan 18 Oktober 2032.
Advertisement