Viral Setelah Hina Batik Indonesia, Youtuber Mahyar Tousi KO Dirujak Warganet

Youtuber Mahyar Tousi yang menghina batik Indonesia meminta maaf setelah dirujak warganet

oleh Dito Pramudyaseta diperbarui 17 Nov 2022, 09:27 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2022, 09:26 WIB
YouTuber Mahyar Tousi "Pertanyakan" Batik (Foto: Screenshot Twitter @MahyarTousi)
Tweet YouTuber Mahyar Tousi "Pertanyakan" Batik.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Youtuber politik Mahyar Tousi yang dituding telah menghina batik yang dikenakan para pemimpin negara di acara KTT G20 Bali kibarkan bendera putih tanda damai.

Gegara kicauannya itu, pemilik akun @MahyarTousi ini langsung dirujak warganet Indonesia. Omelan hingga hinaan tak henti-hentinya dilayangkan kepadanya. 

Setelah menerima banyaknya omelan dari warganet terhadap tweet tersebut, Mahyar Tousi menghapus kicauannya itu. Namun, tentu saja hal itu tidak cukup, kini dia pun meminta maaf untuk apa yang pernah dia tulis dalam tweet-nya itu.

"Menyusul sejumlah ancaman pembunuhan dan pesan dari warga negara Indonesia dan pejabat pemerintah, saya ingin menyampaikan foto ini yang diposting di media sosial oleh banyak dari kita di Inggris yang telah menyebabkan pelanggaran di Indonesia… (1/3)" tulisnya dalam utas yang ditulis pada 16 November 2022. 

Mahyar Tousi mengaku bahwa dirinya tidak hanya mendapat teguran, tetapi juga ancaman pembunuhan.

"Kami biasanya menemukan politisi kami menjadi kaki tangan kelompok dan budaya untuk tujuan PR (membua citra publik tertentu)… menggelikan dan terlalu dibuat-buat. Tidak ada niat untuk menyinggung tradisi budaya mana pun. Kami akan mengkritik politisi bahkan jika mereka mengenakan hoodie London timur hanya untuk "berhubungan" dengan daerah tersebut. (2/3)"

"Semua budaya dan tradisi memiliki karakteristik uniknya masing-masing dan tidak boleh dihina secara asal-asalan, atau dimanfaatkan oleh politisi dan selebritas untuk tujuan mencari perhatian. (3/3)" pungkas Mahyar Tousi.

 

Ditolak

Welcoming Dinner and Cultural Performance KTT G20
Perdana Menteri India Narendra Modi tiba pada acara 'Welcoming Dinner and Cultural Performance G20 Indonesia' di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana Bali, Selasa malam (15/11/2022). PM Narendra Modi memakai batik berwarna merah. (Willy Kurniawan/Pool Photo via AP)... Selengkapnya

walau sudah meminta maaf, Mahyar Tousi masih mendapat respons negatif dari warganet, yang kebanyakan tentunya berasal dari Indonesia. 

"Dia todak minta maaf cuk, cuma alasan dan menyesal dikit,"

"Just say sorry to Indonesian. We dont need your explanation (Tinggal minta maaf saja kepada orang-orang Indonesia. Kami tidak membutuhkan penjelasan alasan Anda)."

"You should know better as so called your self as "journalist" to do research that whats make you different with other..instead of apologizing you are trying to rationalized...and justified your statement (Anda harusnya lebih tahu tentang apa yang Anda lakukan, terlebih Anda menyebut diri Anda sebagai "jurnalis", untuk melakukan pencarian apa yang membuat Anda berbeda dengan orang lain.. bukannya meminta maaf Anda mencoba merasionalisasi ... dan membenarkan pernyataan Anda)."

Minta Maaf Lagi

Welcoming Dinner and Cultural Performance KTT G20
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong tiba pada acara 'Welcoming Dinner and Cultural Performance G20 Indonesia' di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana Bali, Selasa malam (15/11/2022). Dalam acara ini, PM Lee Hsien Loong memakai batik bepalet ungu. (Willy Kurniawan/Pool Photo via AP)... Selengkapnya

Melihat permintaan maafnya masih mendapat banyak respons negatif, Mahyar Tousi pun membuat permintaan maaf kembali. 

"Sekali lagi, saya mohon maaf atas hinaan yang tidak disengaja yang disebabkan oleh tweet yang bercanda tentang pemimpin G20 yang mengenakan pakaian adat Indonesia. Kami yang berada di Inggris yang membuat lelucon tentang (Rishi) Sunak (Perdana Menteri Britania Raya) & (Justin) Trudeau (Perdana Menteri Kanada) yang memakainya, tidak memiliki niat buruk (untuk menhina) dan tidak mengetahui budaya (orng Indonesia)." tulisnya pada 17 November 2022.

Masih sama seperti sebelumnya, tweet tersebut juga masih mendapat respons negatif.

"Sudah sudah akun kamu hanya berumur 2 menit lagi"

"Panik kan lu! Enteng banget hina Batik Indonesia, BINATANG KAU YA!!"

"if indonesian people was angry, be carefull sir because it's very dangerious😂 (kalau orang indonesia sedang marah, hati hati pak karena sangat berbahaya😂)"

"Report rame-rame"

Awal Mula

Welcoming Dinner and Cultural Performance KTT G20
Presiden Indonesia Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Widodo berpose bersama Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (kanan) pada 'Welcoming Dinner and Cultural Performance G20 Indonesia' di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana Bali, Selasa malam (15/11/2022). Para pemimpin negara dan lembaga dunia dalam acara tersebut kompak mengenakan baju batik khas Indonesia. (Willy Kurniawan/Pool Photo via AP)... Selengkapnya

Semua permasalahan Mahyar Tousi ini bermula saat dia menulis tweet yang dituding menghina batik. 

Mahyar Tousi, yang berdasarkan biodata dalam Twitter menyebut jika dirinya adalah YouTuber politik asal London, memberikan komentar negatif kepada delegasi yang menggenakan batik melalui akun Twitter miliknya.

Mahyar Tousi mengunggah foto delegasi G20 yakni Presiden FIFA Gianni Infantino, Menteri Perdagangan Indonesia Zulkifli Hasan, Perdana Menteri Kanada Justin Tredeau, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, dan pendiri World Economic Forum  (WEF) Klaus Martin Schwab. Semuanya memakai baju batik.

Dalam unggahan itu, Mahyar Tousi juga menulis tweet bernada negatif. "What on earth are these idiots wearing (Apa yang dikenakan para idiot ini)?!?!" tulisnya.

Setelah cuitan Mahyar Tousi diketahui oleh masyarakat Indonesia, netizen langsung berikan kritik pedas berupa omelan di akun Twitter Mahyar Tousi. 

Infografis Mengakhiri Perang dan Kolaborasi Selamatkan Dunia di KTT G20
Infografis Mengakhiri Perang dan Kolaborasi Selamatkan Dunia di KTT G20 (Liputan6.com/Triyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya