6 Fakta Menarik tentang Fenomena Langit Aurora

Aurora adalah cahaya yang terbentuk akibat adanya interaksi antara medan magnetik bumi, dengan partikel yang dipancarkan oleh matahari.

oleh Azizah Savira diperbarui 06 Des 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 06 Des 2022, 16:00 WIB
Keindahan Aurora Borealis, Fenomena Alam yang Memanjakan Mata
Cahaya utara (aurora borealis) menghiasi langit di atas Reinfjorden di Reine, di Kepulauan Lofoten, Lingkaran Arktik (8/9). Biasanya cahaya Aurora bisa terlihat di sekitar daerah kutub utara dan selatan. (AFP Photo/Jonathan Nackstrand)

Liputan6.com, Jakarta - Langit rasanya tidak pernah habis membuat mata kita terkesima. Ada banyak sekali peristiwa luar biasa yang terjadi pada langit.

Sebut saja matahari terbit dan terbenam, pelangi yang muncul sehabis hujan, juga bulan atau bintang di malam hari. 

Tidak hanya itu, kamu pasti sudah tahu kalau bumi ini memiliki dua kutub, yakni kutub utara dan kutub selatan. Di bagian paling utara dan bagian paling selatan bumi ada fenomena unik yang disebut aurora.

Aurora adalah cahaya yang terbentuk akibat adanya interaksi antara medan magnetik bumi, dengan partikel yang dipancarkan oleh matahari.

Oleh karena itu, tidak heran kalau aurora menghasilkan cahaya yang indah di langit. Cahaya aurora bahkan bisa dilihat dari luar angkasa.

Aurora yang ada di langit bagian selatan bumi disebut Aurora Astralis, sedangkan aurora yang ada di langit bagian utara bumi disebut Aurora Borealis.

Di antara keduanya, Aurora Borealis adalah yang paling terkenal. Walaupun sama-sama memiliki cahaya yang sama cantiknya, namun medan untuk melihat Aurora Borealis cenderung lebih mudah ditempuh.

Aurora Astralis yang berada di Kutub Selatan, memiliki medan yang cukup sulit untuk dijangkau.

Tahukah kamu ada sejumlah fakta menarik mengenai aurora? Salah satunya kita tidak dapat mengetahui kapan terjadinya aurora.

Umumnya, ini terjadi karena kita tidak dapat mengetahui kemana arah partikel yang dikeluarkan dari matahari.

Nah, kalau kamu ingin mengetahui lebih banyak tentang aurora, melansir norwayexcursions.com, Selasa (6/12/2022), simak 6 fakta menakjubkan tentang cahaya cantik itu:

Cahaya dan Kemunculan Aurora

Penyebab Fenomena Alam Aurora
Ilustrasi Fenomena Aurora Credit: pexels.com/steign

1. Setiap Hari Warna Cahaya Aurora yang Dipancarkan Selalu Berbeda

Kalau kamu melihat dari foto-foto tentang aurora yang banyak beredar, kamu pasti bisa melihat kalau aurora ini memiliki warna cahaya yang berbeda-beda.

Perbedaan warna ini disebabkan karena kandungan atom pada Oksigen dan Nitrogen di udara selalu berubah-ubah. Ketika kadar atom Oksigen lebih besar, maka cahaya aurora akan dominan berwarna hijau atau kemerahan.

Sedangkan kalau kadar atom Nitrogen lebih banyak, maka cahaya aurora akan dominan berwarna orange atau kemerahan. Tapi selain warna diatas, kadang-kadang ada muncul juga cahaya berwarna biru.

 

2. Kemunculan Aurora Tidak dapat diprediksi

Ternyata kita tidak dapat mengetahui kapan terjadinya aurora. Umumnya ini terjadi karena kita tidak dapat mengetahui kemana arah partikel yang dikeluarkan dari matahari.

Partikel yang dipancarkan memiliki medan magnetnya sendiri. Sehingga tidak dapat ditentukan kapan partikel tersebut akan bergesekan dengan magnet bumi dan menciptakan cahaya.

Meskipun begitu, terdapat peta online miliki NOAA yang dapat memberi tahu aktivitas auroral pada hari tertentu. Dan menunjukan kapan waktu yang tepat untuk melihat fenomena alam satu ini.

Aurora Keluarkan Suara dan Asal Namanya

20160824-Aurora-Borealis-Swedia-AFP
Pancaran cahaya aurora borealis menghiasi Desa Erikslund di Vasternorrland County, Swedia (23/8). Fenomena alam yang indah ini terjadi pada bulan Maret-April dan September-Oktober. (AFP PHOTO/ JONATHAN NACKSTRAND)

3. Ternyata Aurora Mengeluarkan Suara

Akibat aurora terjadi pada tempat yang tinggi, ilmuan mengatakan bahwa aurora juga mampu mengeluarkan suara. Namun suaranya ini tidak dapat didengar setiap saat. Suara aurora hanya muncul di malam hari ketika tidak terdapat angin yang berhembus. 

Menurut beberapa orang yang pernah mendengarnya, suara aurora terdengar lembut. Mirip seperti suara gulungan ombak di laut. Ada juga yang mendengarnya seperti suara tepukan, atau suara gemericik air.

 

4. Nama Aurora Ternyata Berasal dari Nama Dewi Kepercayaan Orang Romawi

Keindahan cahaya di langit utara ini memang tiada duanya, hal ini membuatnya diberikan nama yang sama indahnya yakni Aurora Borealis.

Nama Aurora berasal dari nama Dewi Fajar kepercayaan orang Romawi Kuno. Sedangkan nama Borealis berasal dari bahasa Yunani "Boreas", yang artinya angin utara.

Legenda dan Jenis-Jenis Aurora

6 Fenomena Cuaca Aneh, dari Aurora Hingga Hujan Katak
Berikut beberapa kejadian metereologi alam langka yang patut diketahui.

5. Legenda tentang Aurora

Hal-hal aneh dan unik pasti selalu memiliki legenda yang menyertainya, begitu juga dengan aurora. Penduduk di Amerika Utara percaya kalau aurora merupakan perwujudan roh dari orang-orang yang sudah meninggal.

Namun, ada pula yang percaya kalau aurora merupakan cahaya untuk memandu jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal ke surga.

Sedangkan orang-orang suku Inuit atau lebih kita kenal sebagai orang Eskimo, memiliki kepercayaan kalau aurora adalah perwujudan dari roh-roh binatang yang sudah mereka buru selama ini.

 

6. Jenis-Jenis Aurora

Ternyata aurora dibagi menjadi 2 jenis. Masing-masing jenisnya memiliki perbedaan lokasi dan terlihat di tempat yang berbeda-beda. 

Jenis yang pertama ialah Aurora Australis. Ini merupakan jenis aurora yang terjadi di kutub selatan. Banyak yang menyebut fenomena alam ini dengan sebutan Cahaya Selatan.

Aurora ini umumnya memiliki cahaya berwana hijau, terkadang berwarna kemerahan seperti warna matahari terbit. Kamu dapat melihat aurora ini dengan jelas di bumi bagian selatan, seperti Antartika, Amerika Selatan, Australia, juga New Zealand.

Jenis aurora lainnya ialah Aurora Borealis. Berbanding terbalik dengan Aurora Australis, fenomena ini terjadi di belahan bumi bagian utara.

Nama Boreas meupakan bahasa Yunani untuk angin utara. Kamu dapat melihat aurora ini di daerah antartika seperti  pada negara Kanada, Alaska, Rusia, dan Skandinavia.

Infografis Yuk Kurangi Mobilitas Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Periode Nataru. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Yuk Kurangi Mobilitas Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Periode Nataru. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya