Liputan6.com, Jakarta Hari ini tepatnya tanggal 12 Desember 2022, Google memperingati ulang tahun Donald Pandiangan yang ke 77. Wajah dan prestasi memanahnya dijadikan Google Doodle hari ini.Â
Mengutip dari laman Google, Senin (12/12), Donald Pandiangan, adalah mantan atlet panahan Indonesia yang juga melatih tim panahan Indonesia. Berkatnya, tim panahan Indonesia memenangkan medali Olimpiade pertama pada 1988.Â
Baca Juga
Donald sendiri sudah memenangkan lebih dari 20 medali emas untuk penguasaan busur dan anak panah di Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA Games). Semenjak hal tersebut Donald Pandiangan dijuluki Robin Hood dari Indonesia. Dikutip dari berbagai sumber, berikut biografi serta pencapaian Donald Pandiangan.Â
Advertisement
Biografi Donald Pandiangan
Donald Pandiangan lahir pada 12 Desember 1945, di Sidikalang, Sumatera Utara. Dirinya diketahui memiliki cita-cita sebagai seorang insinyur tetapi kendala keuangan dan ekonomi membuat dirinya tidak menyelesaikan perkuliahannya.Â
Donald Pandiangan bekerja di sebuah perusahaan transportasi, di perusahaan tersebutlah ia menerima sebuah satu set panahan yang akan mengubah nasib hidupnya. Walaupun Pandiangan memulai panahan di umur 25 tahun, Pandiangan jatuh cinta dengan olahraga tersebut dan berlatih tanpa lelah. Â
Pencapaian dan Karir Donald Pandiangan
Tiga tahun sejak dari awal kariernya, ia meraih beberapa medali nasional dan Internasional, berikut rincian pencapaian Donald Pandiangan.
- Medali emas pertamanya pada Pekan Olahraga Nasional VIII (Pekan Olahraga Nasional Indonesia) tahun 1973 di Surabaya.
- Empat tahun kemudian, ia memecahkan rekor dunia di nomor Recurve 70m pada PON IX 1977 di Jakarta.
- Tahun 1977Â sampai 1987 Pandiangan meraih emas berkali-kali di SEA Games.
- Terakhir, puncaknya pada tahun 1980Â berkompetisi di Olimpiade Musim Panas di Moskow, tetapi tidak dapat hadir karena Indonesia memboikot acara tersebut.
Â
Donald Pandiangan Pelatih 3 Srikandi Indonesia
Kontingen Garuda yang dibawah naungan Donald Pandiangan akhirnya merebut medali pada olimpiade Seoul di tahun 1988. Mereka adalah Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani, dan Lilies Handayani yang mempersembahkan kehormatan tersebut.
Berkompetisi di nomor tim putri, trio Srikandi itu mengantongi keunggulan satu angka di atas Uni Soviet pada putaran akhir. Catatan tersebut membuat Indonesia menempati peringkat dua bersama Amerika Serikat, di bawah atlet tuan rumah yang tampil dominan.
Dalam pertandingan terakhir, mereka akhirnya mengalahkan AS 72-67 sehingga merebut perak. Capaian tersebut sangat berharga bagi pelaku olahraga Tanah Air. Kesuksesan tim panah putri menumbuhkan kesadaran kalau Indonesia bisa bersaing dengan dunia.
Semangat untuk berlatih dan berkompetisi berkobar sehingga hasilnya terlihat pada edisi-edisi berikutnya. Indonesia merebut medali emas pertama empat tahun berselang atas nama Susi Susanti dan Alan Budikusuma. Tradisi menyabet medali pun berlanjut hingga sekarang.
Advertisement
Jejak Karier 3 Srikandi Indonesia
Pertama kali mengikuti Olimpiade pada 1952 di Helsinki, Finlandia, Indonesia gagal merebut medali dalam tujuh partisipasi sebelum Seoul 1988. Sebelum bersatu membentuk tim tangguh, masing-masing Srikandi memiliki prestasi individu yang tidak kalah mentereng. Nurfitriyana Saiman dan Kusuma Wardhani masing-masing mengantongi dua emas SEA Games 1987. Sementara Lilies Handayani menyabet peringkat pertama di Kejuaraan Panahan FITA STAR 1988 di Belanda.Â
Donald Pandiangan Tutup Usia
Donald Pandiangan meninggal dalam usia 63 tahun pada 20 Agustus 2008, setelah dirawat di RS Cikini Jakarta akibat menderita stroke. Dalam kenangannya, Donald Pandiangan telah berkontribusi bagi Indonesia terutama cabang panahan Indonesia.Â
Tak heran jika kisah hidupnya bersama dengan muridnya diangkat sebagai film yang berjudul 3 srikandi. 3 Srikandi Indonesia adalah film yang diangkat dari kisah nyata, menceritakan 3 perempuan yang mewakili negara Indonesia di ajang olimpiade Seoul 1988 di cabang atletik panahan.
Donald Pandiangan merupakan pelatih dari tiga srikandi tersebut yaitu Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman, dan Kusuma Wardhani yang meraih medali perak untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia. Film tersebut diperani oleh Bunga Citra Lestari, Chelsea Islan, dan Tara Basro serta Reza Rahardian yang berakting menjadi Donald Pandiangan.
Â
Advertisement