Orang Tua Jangan Gampang Percaya, Ini 6 Mitos Katarak pada Anak-Anak

Katarak bisa menyerang siapa saja termasuk anak-anak, namun tak perlu khawatir karena tidak semua hal harus dipercaya terkait katarak tersebut.

oleh Sefan Angeline Reba diperbarui 30 Des 2022, 17:30 WIB
Diterbitkan 30 Des 2022, 17:30 WIB
Ilustrasi Katarak (sumber: unsplash)
Ilustrasi Katarak (sumber: unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Penyakit katarak bisa menyerang siapa saja, tak kenal usia, gender, dan lain sebagainya. Katarak terjadi ketika perubahan pada lensa mata menyebabkannya menjadi kurang nyata sehingga menghasilkan penglihatan berkabut. 

Melansir dari laman Children's Hospital of Philadelphia, Kamis (29/12/2022), ada banyak jenis katarak, berkisar dari yang ringan hingga berat.

Beberapa jenis katarak tidak mengganggu penglihatan, dengan demikian, tidak memerlukan pengobatan. Sementara, yang lainnya dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang parah dan memerlukan pembedahan.

Sakit ini biasa menyerang orang dewasa yang lebih tua, tetapi bukan berarti usia muda tidak akan terjangkit. Ada beberapa bayi yang dilahirkan dengan katarak dan berkembang di usia muda. Ini dikenal sebagai katarak masa kanak-kanak atau katarak pediatrik.

Sebagian besar katarak pediatrik merupakan temuan tersendiri dan tidak terkait dengan masalah medis lainnya.

Beberapa katarak disebabkan oleh perkembangan lensa yang tidak normal selama kehamilan. Selain itu, bisa juga disebabkan dari masalah genetik atau metabolisme, bahkan infeksi. Katarak juga bisa terjadi secara spontan tanpa diketahui penyebabnya.

Penting untuk dicatat bahwa beberapa anak dengan katarak tidak menunjukkan gejala. Pada anak-anak seringkali terlihat berfungsi dengan baik dengan penglihatan yang lebih rendah.

Atau, jika hanya satu mata yang mengalami katarak, anak tersebut menggunakan mata yang tidak terpengaruh untuk semua tugas visualnya.

Karena kurangnya kesadaran tentang katarak pediatrik dan tingginya risiko menyebabkan kecacatan penglihatan, penting untuk mengatasi berbagai mitos seputar penyakit tersebut dan membantu para orang tua mengawasi anak-anak untuk mendapatkan penglihatan yang lebih baik, dilansir Healthshots.

Berikut sederet mitos terkait katarak pada anak-anak dihimpun Liputan6.com:

Mitos Pertama hingga Ketiga

Ilustrasi Katarak (sumber: freepik)
Ilustrasi Katarak (sumber: freepik)

1. Mitos: Katarak adalah lapisan kekeruhan di atas lensa

Faktanya bahwa katarak tidak tumbuh di atas lensa. Sebaliknya, itu adalah perubahan permanen pada lensa pemfokusan alami mata. Selama operasi katarak, seluruh lensa yang keruh diangkat dan lensa buatan bening ditanamkan.

2. Mitos: Katarak bisa disembuhkan dengan perubahan gaya hidup

Faktanya bahwa katarak pada anak bisa terjadi karena berbagai sebab. Tidak mungkin untuk mencegah atau mengobati katarak dengan perubahan gaya hidup.

Katarak membutuhkan perawatan bedah pada anak-anak. Waktu operasi tergantung pada usia anak, dan tingkat perahan katarak.

3. Mitos: Hanya orang tua yang terkena katarak

Faktanya bahwa meskipun penuaan bisa menjadi faktor penyebab katarak, itu bukan satu-satunya penyebab. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, katarak juga dapat terjadi pada anak kecil, dan disebut katarak pediatrik.

Mereka mungkin terkait dengan penyebab genetik atau karena beberapa infeksi pada ibu selama kehamilan, trauma pada mata, diabetes, dehidrasi, metabolisme glukosa yang tidak normal, dan lain sebagainya.

Mitos Keempat hingga Keenam

Ilustrasi laptop, menatap layar laptop
Ilustrasi laptop, menatap layar laptop. (Photo by Joshua Mayo on Unsplash)

4. Mitos: Terlalu banyak menatap layar atau membaca menyebabkan katarak

Fakta mengungkapkan bahwa paparan layar jangka panjang dapat menyebabkan kelelahan mata, kesulitan konsentrasi, dan mata kering, tetapi tidak menyebabkan katarak.

Penyakit ini hanya dapat menyebabkan kesulitan dalam membaca atau melakukan pekerjaan yang terkonsentrasi selama berjam-jam, seperti melukis atau menjahit. Namun, aktivitas ini tidak menyebabkan lensa semakin memburuk. 

5. Mitos: Semua katarak menyebabkan kebutaan jika tidak diobati

Faktanya bahwa jika katarak tidak diobati, tidak selalu menyebabkan kebutaan. Namun, perawatan bedah katarak perlu dilakukan pada waktu yang tepat untuk menghindari gangguan penglihatan dan ambliopia, yang biasa dianggap sebagai mata malas.

Tidak semua katarak harus segera diangkat, sebaliknya, beberapa katarak pada mata tidak memerlukan penanganan segera jika tidak menyebabkan pandangan mata berkabut.

6. Mitos: Operasi katarak berbahaya

Faktanya adalah operasi katarak aman dan menghilangkan kondisi dengan cepat tanpa meninggalkan masalah penglihatan dalam keadaan normal.

Setelah operasi, penglihatan mulai membaik dalam beberapa hari dan kekaburan memudar saat mata sembuh dan menyesuaikan diri.

Apakah Katarak pada Anak Dapat Dicegah?

Ilustrasi Anak Sehat
Ilustrasi Anak Sehat (sumber: freepik)

Mungkin sulit untuk memprediksi dengan tepat seberapa baik penglihatan anak Anda setelah perawatan. Kemungkinan akan selalu ada tingkat penurunan penglihatan pada mata yang terkena.

Tetapi banyak anak yang lahir dengan katarak pada masa kanak-kanak tidak tumbuh menjadi masalah serius dengan penglihatan mereka.

Penting bagi orang tua karena biasanya tidak mungkin untuk mencegah katarak pada anak, terutama yang diwariskan, dalam artian genetik dari keluarga.

Tetapi mengikuti saran dokter untuk menghindari infeksi selama kehamilan, termasuk memastikan semua vaksinasi Anda sudah diperbaharui sebelum hamil, dapat mengurangi kemungkinan anak Anda lahir dengan katarak.

Jika sebelumnya Anda memiliki bayi dengan katarak masa kanak-kanak dan sedang merencakan kehamilan lagi, Anda mungkin bisa berbicara dengan dokter terkait apakah konseling genetik akan sesuai prosedur.

Dikutip dari Nhs, konseling genetik dapat membantu pasangan yang mungkin berisiko menurunkan kondisi bawaan kepada anak mereka.

Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19
Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya