Liputan6.com, Jakarta Saat mencari liburan yang eksotik, salah satu negara yang paling banyak terlintas di benak adalah Thailand. Negara Asia ini memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada para tamunya: kelimpahannya akankuil megah dengan patung Buddha raksasa, sumber daya alam tersedia untuk dijelajahi semua orang, pantainya yang menakjubkan, masakan terkenal, dan jajanan pinggir jalan, dan reputasinya sebagai surga belanja bagi pecinta barang murah, itu hanya sedikit di antara banyak lainnya.
Tapi sama seperti negara lain, Thailand juga memiliki sisi yang mungkin dipertimbangkan orang lain sebagai unik. Meneliti atau membaca tentang negara ini, ada kemungkinan besar Anda pernah menemui kata "kathoey", yang mereka gunakan untuk merujuk pada transgender atau lebih dikenal sebagai “ladyboy”.
Baca Juga
Ladyboy Thailand terkenal di seluruh dunia dan banyak pelancong pergi ke Thailand khusus untuk menemui mereka. Ladyboy sudah lama ada di Thailand dan jumlahnya cukup banyak.
Advertisement
Yang mengejutkan adalah bahwa keberadaan mereka di Thailand begitu lazim, sedangkan di negara lain stigma negatif kerap melekat terkait dengan mereka. Bahkan, mereka dianggap sebagai bagian dari budaya Thailand.
Salah satu ladyboy yang amat terkenal dan tengah menjadi pembicaraan adalah Nong Poy. Transgender cantik tersebut namanya makin dikenal setelah menikah dengan seorang pengusaha Thailand.
Ada begitu banyak alasan mengapa waria di Thailand terus berkembang, dan inilah beberapa di antaranya seperti dilansir dari The Thaiger:
1. Ladyboy, Transgender, atau jenis kelamin ketiga – Mereka disebut kathoey di Thailand
Istilah transgender jarang digunakan di Thailand. Sebaliknya, istilah umumnya adalah kathoey. Istilah ini pernah digunakan untuk mendefinisikan orang interseks, manusia yang lahir dengan alat kelamin ambigu.
Kathoey telah menjadi sangat umum di masyarakat Thailand, seperti orang lain, mereka melakukan urusan sehari-hari mereka: berbelanja, bertemu dengan teman, menggunakan transportasi umum,dan mengunjungi kuil.
2. Populasi ladyboy yang besar di Thailand
Thailand memiliki tingkat Transeksual tertinggi di seluruh dunia. Menurut Sam Winter, jumlahnya sekitar 10.000 hingga (tidak resmi) 300.000.
Jumlah ini jauh di atas perkiraan untuk transgender di sebagian besar belahan dunia lainnya. Komunitas Thailand menciptakan lingkungan opini publik yang sehat bagi mereka yang memiliki orientasi seksual yang berbeda. Mereka dapat menikmati kebebasan berekspresidiri.
3. Kota-kota besar memiliki penerimaan yang lebih luas
Penerimaan kathoey dalam masyarakat tergantung pada daerah tempat tinggalnya. Di kota-kota besar, menjadi kathoey lebih dinormalisasi. Di lebih banyak desa pedesaan, perlakuan terhadap kathoey digambarkan sebagai toleransi daripada penerimaan.
4. Miss Tiffany Universe
Miss Tiffany Universe adalah kontes kecantikan untuk wanita transgender Thailand di Pattaya, Thailand. Kontes ini terbuka untuk semua wanita transgender yang mungkin atau mungkin tidak menjalani operasi penggantian kelamin.
Kontes Miss Tiffany Universe yang diadakan setahun sekali mendapat lebih banyak perhatian apalagi karena disiarkan langsung di televisi Thailand dengan rata-rata 15 jutapemirsa. Pemenang Miss Tiffany Universe menerima piala dan mahkota, Honda Jazz, hadiah uang tunai, perhiasan, dan hadiah lainnya dari sponsor.
Advertisement
5. Kathoey bekerja seperti orang Thailand pada umumnya
Gaya hidup kathoey juga bervariasi. Namun sebagian besar, kathoey hidup seperti orang Thailand lainnya.
Mereka bekerja sebagai penata rambut, pembuat film, pekerja seks, pramusaji, model, dan pekerjaan lain yang akan Anda temukan pada wanita mana pun.Mereka memiliki hubungan romantis dan diizinkan untuk menikah. Kathoey, seperti orang trans lainnya adalah rakyat di Thailand.
6. Kathoey cantik mudah dilihat di media publik
Kathoey lebih terlihat dan lebih diterima dalam budaya Thailand daripada transeksual di negara lain di dunia. Beberapa model, penyanyi, dan bintang film Thailand yang populer adalah kathoey, dan surat kabar Thailand sering mencetak foto pemenang kontes kecantikan wanita dan kathoey secara berdampingan.
Fenomena tersebut tidak terbatas pada daerah perkotaan saja; ada kathoey di sebagian besar desa, dan kontes kecantikan kathoey biasanya diadakan sebagai bagian dari pekan raya lokal.
7. Variasi operasi feminisasi untuk dipilih
Kathoey memiliki akses mudah ke hormon dan pembedahan. Toko obat rantai lokal dapat menjual sebanyak 23 sediaan hormonal, semuanya tersedia (tanpa catatan dokter) di konter toko.
Banyak yang berpakaian seperti wanita dan menjalani berbagai prosedur medis feminisasi seperti implan payudara, hormon, suntikan silikon, atau pengurangan jakun. Itu sebabnya Kathoey sulit dibedakan.
8. Kathoey dapat menjadi jalan pembuka karier
Kathoey di Thailand juga berkaitan dengan ekonomi. Operasi hidung bisa memakan biaya sekitar US$240. Sementara, operasi penggantian kelamin dapat menghabiskan biaya sekitar US$950.
Untuk mendapatkan uang sebanyak itu, seorang pria yang ingin menjadi kathoey banyak yang bekerja di bar dan kabaret. Kabaret sering kali merupakan tontonan tarian, musik, dan kostum. Meski gajinya kecil, namun akan ada banyak tip yang diberikan oleh wisatawan yang mengambil foto.
Bar, di sisi lain, ada kalanya menjadi tempat untuk melakukan prostitusi. Keduanya menyediakan cara untuk menghasilkan uang yang memungkinkan operasi.
Advertisement
9. Tentara cantik ladyboy Thailand
Seperti banyak negara, wajib militer di Thailand dilakukan melalui undian. Padahari wajib militer, semua pria di atas 21 tahun – bahkan mereka yang tidak lagi menganggap diri mereka sebagailaki-laki – diwajibkan untuk menghadiri undian wajib militer satu kali.
Dalam prakteknya, kathoey hampir selalu dibebaskan dari dinas militer - tetapi mereka masih diharuskan mengikuti undian.
Hukum Thailand melarang orang mengubah jenis kelamin mereka pada identifikasi nasional dokumen, sehingga semua wanita trans tetap diakui secara resmi sebagai laki-laki. Tidak mengherankan, wanita berpakaian indah duduk di antara kerumunan pria yang mengikuti undian wajib militer menarik banyak perhatian.