Liputan6.com, Jakarta Kucing menggunakan hampir 300 ekspresi wajah yang berbeda untuk berkomunikasi, menurut sebuah penelitian baru yang menunjukkan bahwa kucing memiliki tingkat kedalaman sosial yang mengejutkan dan tidak menyendiri seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Hingga saat ini, ekspresi wajah berbagai mamalia, termasuk manusia, anjing, dan simpanse telah dipelajari secara luas, namun penelitian tentang komunikasi kucing selain mendengkur dan mengeong masih jarang, kata para peneliti, termasuk dari University of Kansas, pusat medis di AS.
Baca Juga
Dilansir dari Independent, Sabtu (4/11/2023) dalam studi baru tersebut, para peneliti mengamati interaksi spontan antara 53 kucing domestik dewasa di sebuah kafe hewan peliharaan di Los Angeles, dan merekam ekspresi wajah mereka.
Advertisement
Organisasi penyelamat nirlaba CatCafé Lounge di California memiliki denah lantai dalam ruangan terbuka di mana pengunjung dapat berinteraksi dengan kucing dalam kelompok yang tersedia untuk diadopsi.
Para ilmuwan menemukan 26 gerakan otot wajah pada kucing
Secara keseluruhan, penelitian yang dipublikasikan baru-baru ini di jurnal Behavioral Processes, mengumpulkan rekaman video berdurasi 194 menit yang menampilkan 186 peristiwa komunikasi antar kucing.
Para ilmuwan menemukan 26 gerakan otot wajah pada kucing, termasuk bibir terbuka, pelebaran atau penyempitan pupil, berkedip, menjilat hidung, melengkungkan sudut mulut, dan posisi telinga yang berbeda, yang digunakan kucing untuk menghasilkan 276 kombinasi berbeda.
“Kami mengamati 26 gerakan otot wajah (AU) berbeda yang digunakan untuk menghasilkan total 276 kombinasi AU berbeda,” tulis para ilmuwan dalam penelitian tersebut.
Advertisement
Ekspresi wajah kucing mengkomunikasikan segalanya
Wajah kucing mengkomunikasikan segalanya mulai dari niat mereka untuk bermain-main hingga agresif dan semua suasana hati di antaranya. Mayoritas ekspresi kucing dalam penelitian ini adalah ekspresi ramah (45 persen) atau agresif (37 persen). Sekitar 18 persen bersikap ambigu dan termasuk dalam kedua kategori tersebut.
Meskipun masih belum jelas apa sebenarnya yang dikatakan kucing satu sama lain dengan ekspresi ini, para ilmuwan menemukan beberapa pola keseluruhan dalam komunikasi mereka.
Misalnya, para peneliti mengatakan kucing menggerakkan telinga dan kumisnya ke arah kucing lain saat berinteraksi dengan ramah, dan cenderung menjauhkan mereka dari kucing lain saat berinteraksi dengan tidak bersahabat.
Para ilmuwan mengatakan temuan ini membantu pemilik hewan peliharaan untuk lebih memahami kucing
Beberapa dari ekspresi ini, termasuk cibiran dan senyuman, tidak hanya dimaksudkan untuk komunikasi antar kucing tetapi juga merupakan hasil evolusi kucing dengan manusia selama 10.000 tahun, kata para ilmuwan.
“Temuan kami menunjukkan bahwa domestikasi kemungkinan besar memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan repertoar sinyal wajah intraspesifik pada kucing,” tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.
Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa kucing bukanlah makhluk non sosial seperti yang selama ini dianggap. Para ilmuwan mengatakan temuan baru ini juga dapat membantu pemilik hewan peliharaan di masa depan untuk lebih memahami kucing mereka dan memilih kucing yang bisa lebih akrab dengan kucing yang mereka pelihara.
Advertisement