9 Hewan Laut Tertua di Dunia, Masih Hidup hingga Sekarang

Kehidupan laut dimulai miliaran tahun lalu, tetap vital dalam ekosistem global. Meski banyak hewan laut prasejarah punah, 9 spesies tetap bertahan, menyimpan kisah inspiratif dalam gelombang waktu.

oleh Azmi Muharrika diperbarui 18 Jun 2024, 15:30 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2024, 15:30 WIB
Eksplorasi 9 Spesies Hewan Laut Tertua yang Masih Hidup Hingga Sekarang
(Sumber: Wikipedia.org)

Liputan6.com, Jakarta Kehidupan di dasar laut telah menyimpan sejuta rahasia prasejarah. Menurut laporan dari situs Oldest.com, kehidupan di lautan telah memulai perjalanan panjangnya miliaran tahun yang lalu, menghadirkan keanekaragaman yang melimpah dan menjadi bagian integral dari ekosistem global kita.

Meskipun banyak hewan laut prasejarah telah punah akibat evolusi, beberapa spesies tetap menjadi saksi perubahan zaman yang tak terelakkan. Melalui penelitian fosil, para ilmuwan telah memastikan bahwa sembilan hewan laut ini bertahan selama jutaan tahun menghadapi perubahan lingkungan.

Berikut beberapa contoh hewan laut tertua di dunia yang hingga sekarang masih eksis, dirangkum Selasa (18/6/2024).

9. Ikan Sturgeon

Ikan Sturgeon
(Sumber: Merdeka.com)

Dengan usianya yang diperkirakan mencapai 174 juta tahun, mewakili 29 spesies ikan dari keluarga Acipenseridae. Kelompok ikan ini umumnya dianggap sebagai spesies yang terancam punah.

Fosil tertua ikan sturgeon berasal dari zaman Jurassic Tengah, mencatat perjalanan sejarah hidup mereka sepanjang 174 hingga 163,5 juta tahun lalu. Mereka tersebar di perairan beriklim sedang di belahan bumi utara, dengan mayoritas di antaranya hidup di laut dan sungai, termasuk perairan tawar Amerika Utara serta sungai-sungai di Rusia dan Ukraina.

Menariknya, sturgeon diyakini telah berevolusi dari kelompok ikan palaeonisciforms yang muncul sekitar 419 juta tahun yang lalu. Kelangsungan hidup mereka mencerminkan adaptasi yang luar biasa terhadap perubahan lingkungan selama berabad-abad, menjadi saksi bisu dari evolusi dan keberlanjutan dalam ekosistem air tawar dan laut.

8. Udang Kecebong

Udang Kecebong
(Sumber: Wikipedia.org)

Notostraca juga lebih dikenal sebagai udang kecebong yang merupakan contoh nyata fosil hidup yang telah menjaga kelangsungan hidupnya selama lebih dari 250 juta tahun. Udang kecebong ini mendiami dasar kolam sementara dan danau dangkal, dengan ciri khas karapas datar yang lebar di bagian depan dan perut ramping yang membentuk siluet mirip kecebong, membedakannya dari jenis udang lainnya.

Keunikan bentuk ini menjadikannya terdistribusi di berbagai habitat air, termasuk air tawar, air payau, dan danau dangkal di seluruh dunia. Fosil tertua udang kecebong yang diketahui berasal dari Belgia dan berasal dari spesies Strudops goldenbergi, yang hidup sekitar 365 juta tahun yang lalu.

Selain kelangsungan hidup yang mengesankan, gaya hidup udang kecebong juga menarik perhatian, khususnya dalam cara telur-telurnya dapat terbawa angin selama puluhan tahun sebelum menetas, menunjukkan adaptasi yang unik terhadap lingkungan sekitarnya.

7. Ikan Coelacanth

Ikan Coelacanth
(Sumber: Wikipedia.org)

Ikan yang mendiami perairan dekat Kepulauan Komoro di lepas pantai tenggara Afrika dan Indonesia, memegang peranan penting dalam evolusi. Dengan usia perkiraan lebih dari 410 juta tahun, coelacanth merupakan fosil hidup yang menyimpan misteri panjang evolusi ikan.

Ada dua spesies yang masih bertahan, yaitu Coelacanth Samudera Hindia Barat, yang juga dikenal sebagai gombessa, dan coelacanth Indonesia. Meskipun keduanya memiliki struktur tubuh yang serupa, perbedaan warna latar belakang kulit mereka menjadi ciri membedakan, dengan coelacanth Indonesia berwarna abu-abu kecoklatan dan coelacanth Samudera Hindia Barat berwarna kebiruan.

Namun demikian, keduanya menghadapi ancaman kepunahan, dengan Coelacanth Samudera Hindia Barat tercatat sebagai spesies yang sangat terancam punah, sementara yang lainnya terdaftar sebagai spesies yang rentan.

6. Hiu Greenland

Hiu Greenland
(Sumber: national geographic.grid.id)

Hiu Greenland merupakan salah satu spesies hiu terbesar yang masih eksis, menjadi keajaiban kelangsungan hidup dengan perkiraan usia mencapai 450 juta tahun. Keterkaitannya yang dekat dengan hiu tidur Pasifik dan selatan menambah kompleksitas warisan evolusinya.

Biasanya ditemukan di kedalaman dingin Samudera Atlantik Utara dan Samudra Arktik, penelitian terbaru menunjukkan bahwa hiu Greenland mungkin dapat mencapai kedalaman hingga Karibia. Sebagai predator puncak, hiu ini cenderung memakan ikan dan berburu hewan besar seperti anjing laut, menggunakan gerakan lambat untuk memburu mangsa saat tidur.

Dikenal sebagai pemulung dengan daya tarik terhadap bau daging busuk, daging hiu Greenland dapat dikonsumsi setelah melalui proses pengolahan khusus untuk menghilangkan toksin trimetilamina N-oksida yang tinggi. Yang menakjubkan, hiu Greenland memiliki umur terpanjang di antara semua vertebrata, dengan perkiraan umur mencapai 500 tahun.

5. Lamprey

Lamprey
(Sumber: Wikipedia.org)

Merupakan sejenis vertebrata tak berahang yang diyakini berusia hingga 450 juta tahun, menduduki posisi istimewa dalam keragaman hayati perairan. Menyerupai ikan, lamprey tersebar di pesisir dan perairan tawar, mendiami daerah beriklim sedang di seluruh dunia, kecuali di Afrika.

Dari sekitar 43 spesies lamprey yang telah didokumentasikan, lima di antaranya dianggap telah punah. Dengan mulut pengisap bergigi seperti corong, sekitar 18 spesies lamprey karnivora menyusup ke dalam daging ikan lain, memanfaatkan mulut berbentuk tabung untuk menghisap darah mangsa.

Namun, aktivitas penangkapan ikan berlebihan, pembangunan bendungan, proyek manusia, dan polusi menjadi penyebab utama penurunan populasi lamprey, menunjukkan tantangan besar dalam upaya konservasi spesies ini.

Terlihat perbedaan mencolok antara spesies lamprey karnivora dan non-karnivora. Spesies non-karnivora tidak lagi makan setelah mencapai fase dewasa, berbeda dengan spesies lamprey karnivora yang bertahan hidup dengan menggunakan cadangan energi yang terakumulasi saat masih berupa larva melalui pemberian filter.

4. Kepiting Tapal Kuda

Kepiting Tapal Kuda
(Sumber: Wikipedia.org)

Kepiting tapal kuda yang diestimasi telah ada selama 480 juta tahun, memainkan peran kunci dalam kronologi evolusi Arthropoda. Meskipun namanya mencirikan kepiting, kepiting tapal kuda sebenarnya lebih erat hubungannya dengan kalajengking dan laba-laba.

Habitatnya meliputi perairan pantai dangkal di dasar laut, terutama di tepi pantai selama air pasang, dengan tubuh yang dilindungi oleh karapas keras dan menggunakan hemocyanin untuk mengedarkan oksigen melalui darahnya.

Selain itu, darah kepiting tapal kuda mengandung zat bernama Limulus amebocyte lysate (LAL), yang sebelumnya sering dimanfaatkan dalam industri farmasi. Meskipun pengambilan darah dapat dilakukan tanpa merugikan keselamatan hewan, kepiting tapal kuda menghadapi ancaman serius terhadap kelangsungan hidupnya. Beberapa spesiesnya telah dinyatakan punah akibat hilangnya habitat, pengembangan garis pantai, pemanfaatan untuk penelitian ilmiah, dan penangkapan ikan berlebihan. Keberlanjutan kepiting tapal kuda sebagai kelompok hewan tertua yang masih eksis menjadi fokus utama dalam konteks konservasi.

3. Nautilus

Nautilus
(Sumber: Wikipedia.org)

Nautilus atau yang dikenal sebagai fosil hidup, telah mencapai usia lebih dari 500 juta tahun dan tetap relatif tidak berubah selama berabad-abad. Awalnya memiliki cangkang lurus seperti yang ditemukan pada genus Lituites yang telah punah, waktu kemunculan mereka masih belum pasti, tetapi para ilmuwan meyakini bahwa nautilus mulai berkembang pada akhir periode Kambrium.

Pada periode Ordovisium, mereka menjadi salah satu predator laut utama. Meskipun subkelas cephalopoda lainnya, Coleoidea, telah mengalami perubahan signifikan selama bertahun-tahun, nautilus tetap mempertahankan ciri-ciri aslinya sejak saat itu.

Keunikan nautilus terletak pada keterbatasan penglihatannya yang hanya mampu membedakan antara terang dan gelap. Walaupun begitu, mereka memiliki penciuman yang sangat berkembang, berperan penting dalam membantu mereka berburu mangsa.

Keberlanjutan nautilus sebagai fosil hidup memberikan pandangan langka tentang evolusi dan adaptasi makhluk laut selama setengah miliar tahun terakhir, menyediakan informasi berharga tentang kelangsungan hidup kehidupan di dalam laut.

2. Ubur-ubur

Ubur-ubur
(Sumber: national geographic.grid.id)

Sebagai kelompok hewan multiorgan tertua, telah menjadi bagian dari ekosistem perairan bumi selama setidaknya 500 juta tahun, bahkan mungkin lebih dari 700 juta tahun. Mereka menyebar di beragam lingkungan, mulai dari perairan permukaan hingga laut dalam.

Scyphozoa, yang dikenal sebagai "ubur-ubur sejati," utamanya mendiami lautan, sementara beberapa jenis hidrozoa yang menyerupai ubur-ubur dapat dijumpai di air tawar. Scyphozoa memiliki dua bentuk utama, yakni medusa yang berenang bebas dan sessile. Meskipun medusa yang berenang bebas dapat ditemukan di lautan di seluruh dunia, umur hidup mereka terbatas hanya beberapa minggu.

Keunikan ubur-ubur terletak pada kemampuan mereka untuk mengkloning diri sendiri. Dalam siklus hidupnya, ubur-ubur menggabungkan reproduksi seksual dan aseksual. Pada tahap polip, mereka mampu menciptakan beberapa klon dari diri mereka sendiri. Kehidupan yang panjang dan kelangsungan hidup ubur-ubur di berbagai habitat air memberikan wawasan tentang adaptasi dan evolusi organisme laut selama ratusan juta tahun terakhir.

1. Spons

Spons
(Sumber: Wikipedia.org)

Sebagai hewan laut tertua yang masih bertahan, spons memberikan perspektif yang unik tentang kelangsungan hidup kehidupan di Bumi. Meskipun belum dapat dipastikan seberapa lama mereka telah ada, penemuan fosil pada tahun 2019 menunjukkan bahwa spons mungkin sudah ada setidaknya selama 890 juta tahun.

Sebelumnya, fosil spons tertua yang diketahui memiliki usia sekitar 535 juta tahun. Meskipun terjadi perdebatan apakah kehidupan bisa eksis pada periode tersebut karena tingkat oksigen di Bumi rendah, beberapa berpendapat bahwa kehidupan awal mungkin tidak memerlukan kadar oksigen sebanyak yang dibutuhkan oleh spesies yang lebih kompleks.

Meski hanya 20 spesies spons yang terancam, perlindungan terhadap kelangsungan populasi spons menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan ekosistem air. Spons memiliki karakteristik unik, termasuk ketiadaan sistem pencernaan, saraf, atau peredaran darah. Mereka menjaga aliran air tetap konstan dalam tubuh mereka, membantu proses absorpsi nutrisi dan oksigen serta pembuangan limbah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya