Waspadai 5 Penyebab Nyeri Kaki, Bisa Jadi Masalah Serius

Beberapa nyeri kaki dapat menjadi tanda kondisi serius yang mengancam jiwa. Oleh karena itu, ketahui beberapa penyakit yang menjadi penyebab nyeri kaki

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 11 Apr 2024, 17:38 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2024, 17:38 WIB
Waspadai 5 Penyebab Nyeri Kaki, Bisa Jadi Masalah Serius
Waspadai 5 Penyebab Nyeri Kaki, Bisa Jadi Masalah Serius. Sumber foto: unsplash.com/Imani Clovis.

Liputan6.com, Jakarta - Nyeri kaki menjadi masalah umum yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti latihan fisik, penambahan berat badan, kondisi genetik, masalah jantung, nyeri pertumbuhan, dan bahkan patah tulang atau tendon yang terlalu padat.

Selain faktor-faktor eksternal seperti latihan fisik dan penambahan berat badan, faktor genetik juga dapat berperan dalam menyebabkan nyeri kaki.

Beberapa kondisi genetik seperti flat feet atau kaki datar, yang ditandai dengan lengkungan kaki yang rendah atau tidak ada, dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam distribusi berat badan saat berjalan atau berlari. Hal ini dapat menyebabkan tekanan yang tidak merata pada kaki dan menyebabkan nyeri.

Namun, beberapa nyeri kaki dapat menjadi tanda kondisi serius yang mengancam jiwa. Oleh karena itu, ketahui beberapa penyakit yang menjadi penyebab nyeri kaki, seperti melansir dari Heartyaging, Kamis (11/4/2024).

1. Kanker tulang

Kanker tulang, meskipun jarang terjadi, dapat memengaruhi individu dari segala usia. Gejala yang perlu diwaspadai meliputi nyeri tulang dengan pembengkakan dan nyeri tekan, kelelahan, penurunan berat badan yang tidak diinginkan.

Pengobatan untuk kanker tulang melibatkan berbagai metode, tergantung pada tingkat keparahan dan stadium penyakit. Pembedahan seringkali dilakukan untuk mengangkat tumor tulang yang terkena, sementara kemoterapi dan terapi radiasi digunakan untuk menghancurkan sel kanker yang mungkin menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Penting untuk diingat bahwa setiap kasus kanker tulang berbeda, dan pengobatan yang tepat harus ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi pasien.

Konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala tersebut, terutama jika rasa sakit terasa terputus-putus, lebih parah di malam hari, dan tidak merespons pengobatan penghilang rasa sakit. 

2. Klaudikasio

Kaki gatal
Cara mengatasi kaki gatal (Foto: Ilustrasi kaki/ Unsplash)

Klaudikasio, juga dikenal sebagai nyeri kaki atau lengan selama latihan, terjadi ketika aliran darah ke ekstremitas tubuh terganggu. Kondisi ini seringkali menjadi gejala dari arteriosklerosis atau penyakit arteri perifer.

Gejala klaudikasio umumnya dimulai dengan rasa sakit yang dirasakan saat berolahraga, dan dapat terus berlanjut bahkan saat sedang istirahat. Selain itu, jari kaki dan kuku juga mungkin mengalami perubahan warna menjadi biru atau terasa dingin saat disentuh. 

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, sangat disarankan untuk segera menghubungi dokter. Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya klaudikasio, antara lain merokok, memiliki kadar kolesterol tinggi atau tekanan darah tinggi, obesitas, serta diabetes.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga gaya hidup sehat dan mengurangi faktor risiko tersebut.

Pengobatan klaudikasio dapat melibatkan perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok, menjalani diet sehat, dan rutin berolahraga. Terapi fisik juga dapat diberikan untuk membantu meningkatkan aliran darah ke ekstremitas tubuh.

Dalam beberapa kasus, intervensi medis seperti pemberian obat-obatan atau tindakan bedah mungkin diperlukan.

 

3. Arthritis Septik

ilustrasi kaus kaki
Photo by Livi Po on Unsplash

Arthritis septik adalah kondisi yang dapat menyerang bayi dan lansia dengan rentan. Jika Anda tiba-tiba merasakan sakit pada lutut, pinggul, atau bahu, disertai dengan demam setelah mengalami infeksi, atau jika Anda mengalami cedera penetrasi pada sendi, segeralah mengunjungi dokter.

Penyakit ini dapat terjadi ketika kuman-kuman akibat infeksi berhasil bersembunyi dan masuk ke dalam tulang dan sendi Anda. Infeksi ini dapat berkembang dengan cepat dan merusak tulang rawan serta tulang Anda.

Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya arthritis septik. Salah satunya adalah adanya masalah pada sendi, seperti osteoarthritis atau rheumatoid arthritis. Selain itu, kulit yang rapuh juga dapat menjadi faktor risiko, karena dapat memudahkan kuman-kuman untuk masuk ke dalam tubuh melalui luka atau goresan pada kulit.

Sistem kekebalan tubuh yang lemah juga dapat meningkatkan risiko terkena arthritis septik, karena tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu, trauma pada sendi juga dapat menjadi pemicu terjadinya penyakit ini.

Dalam menghadapi arthritis septik, langkah pencegahan sangatlah penting. Jika Anda memiliki faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena penyakit ini, sebaiknya tetap menjaga kebersihan dan kesehatan sendi Anda.

Hindari cedera pada sendi dan lakukan tindakan pencegahan seperti menjaga kebersihan kulit dan menghindari luka pada kulit. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

4. Penyakit Legg-Calves-Perthes

ilustrasi kaki anak
Ilustrasi/Copyright unsplash/Jordan Whitt

Penyakit legg-calves-perthes, juga dikenal sebagai penyakit perthes, adalah kondisi yang ditandai dengan keluhan nyeri dari bagian pinggul hingga lutut, serta terbatasnya gerakan pinggul.

Penyakit ini terjadi ketika suplai darah ke kepala femoralis atau sendi bola panggul hilang, menyebabkan tulang tersebut mulai mati. Akibatnya, tulang pecah dan kehilangan bentuk bola yang seharusnya.

Namun, setelah suplai darah pulih, tulang akan membangun kembali. Sayangnya, bentuk tulang yang terbentuk kembali tidak lagi halus dan bulat seperti semula. Hal ini dapat mengganggu fungsi sendi femur dan memengaruhi kualitas gerakan seseorang.

Untuk mengatasi kondisi ini, perawatan yang tepat sangat penting. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang perawatan yang dapat menjaga bentuk sendi femur dan mengurangi gejala yang Anda alami.

5. Rheumatoid Arthritis

Ilustrasi bau kaki
Ilustrasi bau kaki. (Foto: unsplash.com)

Rheumatoid arthritis (RA) adalah salah satu jenis arthritis yang termasuk dalam kategori penyakit autoimun. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh seseorang menjadi hiperaktif dan menyerang jaringan tubuhnya sendiri, terutama pada sendi, kulit, mata dan sistem kardiovaskular.

Gejala yang umum terjadi pada radang sendi meliputi nyeri, persendian yang terasa lunak, kekakuan persendian saat istirahat, kelelahan, demam dan penurunan berat badan.

RA merupakan penyakit yang serius dan dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan. Ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sendi, hal ini dapat menyebabkan peradangan pada lapisan yang melapisi sendi, yang disebut sinovium.

Sinovium yang sehat berfungsi untuk melumasi sendi dan membantu gerakan yang lancar. Namun, pada kondisi RA, peradangan pada sinovium dapat menyebabkan kerusakan pada tulang rawan dan tulang di sekitar sendi.

Selain itu, RA juga dapat memengaruhi organ tubuh lainnya. Kulit dapat mengalami ruam merah dan bengkak, terutama pada area yang sering terpapar tekanan dan gesekan, seperti siku dan lutut.

Mata juga dapat terkena dampak, dengan gejala seperti mata kering, peradangan pada bagian putih mata, dan bahkan kerusakan pada kornea. Sistem kardiovaskular juga dapat terpengaruh, dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

 

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan
Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya