5 Anjuran dan Cara Konsumsi Gula Bagi Penderita Kolesterol dan Diabetes

Bahaya gula bagi kolesterol dan jantung: konsumsi bijak dan pilihan sehat untuk keseharian.

oleh Agung Budi diperbarui 25 Jul 2024, 13:15 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2024, 13:15 WIB
Hindari gula
Hendaknya konsumsi gula sesuai aturan kesehatan. (Foto: Freepik/fabrikasimf)

Liputan6.com, Jakarta Gula adalah bahan penting dalam makanan dan minuman yang memberikan rasa manis yang disukai banyak orang. Namun, mengonsumsi gula secara berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti peningkatan kadar kolesterol dan risiko penyakit jantung serta diabetes. Gula tambahan, seperti sukrosa (gula meja) dan fruktosa (gula buah), memiliki peran signifikan dalam mempengaruhi tingkat kolesterol dalam tubuh. Khususnya, konsumsi fruktosa yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Trigliserida adalah jenis lemak dalam darah yang, jika kadarnya terlalu tinggi, dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.

Tidak hanya itu, gula tambahan juga dapat mempengaruhi kadar kolesterol HDL (kolesterol baik), yang berfungsi untuk membersihkan kolesterol jahat dari pembuluh darah. Penurunan kadar kolesterol HDL dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Berikut ini beberapa rekomendasi untuk mengonsumsi gula yang dirangkum dari Fimela.com pada Kamis (25/07/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Batas Konsumsi Gula Harian

[Fimela] Gula
Ilustrasi gula | unsplash.com/@sharonmccutcheon

Organisasi kesehatan ternama seperti American Heart Association memberikan panduan penting terkait batasan konsumsi gula tambahan harian. Mereka menyarankan agar perempuan membatasi konsumsi gula tambahan hingga tidak lebih dari 100 kalori per hari, yang setara dengan sekitar 25 gram atau 6 sendok teh. Sementara itu, untuk laki-laki, batas yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 150 kalori per hari, atau sekitar 37,5 gram atau 9 sendok teh gula tambahan. Panduan ini bertujuan untuk menjaga kesehatan jantung dan kesejahteraan secara keseluruhan.


Perhatikan Label Gizi

Sering Tak Dihiraukan, Ini Pentingnya Membaca Label Kemasan menurut BPOM
Membaca label nilai gizi pada kemasan makanan dan minuman ternyata penting. (Pexels/Mehrad Vosoughi)

Ketika Anda berbelanja makanan olahan atau kemasan, sangat penting untuk selalu memeriksa label nutrisinya. Perhatikan istilah-istilah seperti sukrosa, glukosa, fruktosa, sirup jagung tinggi fruktosa, dan berbagai jenis gula lainnya. Berhati-hatilah terhadap jumlah gula tambahan yang terdapat dalam produk tersebut.


Pilih Makanan Alami

Sayuran Hijau
Ilustrasi Sayuran Hijau Credit: freepik.com

Mengonsumsi makanan alami seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh sangat bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung gula alami dan serat yang baik untuk tubuh. Cobalah untuk lebih memprioritaskan makanan-makanan alami ini dalam pola makan sehari-hari dan kurangi asupan makanan olahan yang biasanya mengandung kadar gula tambahan yang tinggi.


Batasi Minuman Manis

Minuman kemasan
Minuman kemasan merupakan salah satu produk yang memiliki kandungan gula tinggi. (Foto: Pexels/ Nothing Ahead)

Minuman manis seperti soda, minuman olahraga, dan jus buah kerap kali sarat dengan gula tambahan. Untuk menjaga kesehatan, usahakan untuk membatasi konsumsi minuman-manisan tersebut dan lebih sering memilih air putih, teh herbal, atau minuman rendah kalori sebagai alternatif yang lebih sehat.


Pilihan Gula yang Lebih Sehat

Gula Pasir
Ilustrasi Foto Gula Pasir (iStockphoto)

Jika Anda ingin menambahkan rasa manis pada makanan atau minuman, pertimbangkan untuk memilih opsi yang lebih sehat seperti gula kelapa, stevia, atau madu. Meskipun alternatif ini tetap harus digunakan dengan bijak, mereka mungkin lebih baik dibandingkan dengan gula meja biasa.

Dengan mengikuti anjuran konsumsi gula yang tepat, kita dapat menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh konsumsi gula berlebihan.

Gula kelapa adalah pilihan lain yang memiliki indeks glikemik lebih rendah dibandingkan dengan gula meja, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis. Gula ini juga mengandung sedikit nutrisi seperti mineral dan serat, yang dapat membantu menjaga kadar kolesterol. Namun, konsumsinya tetap harus dibatasi untuk menghindari dampak negatif pada kesehatan.

Madu juga bisa menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan gula meja. Madu mengandung antioksidan dan memiliki efek antiradang, yang dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Namun, madu tetap mengandung gula, sehingga harus dikonsumsi dengan bijak, terutama bagi penderita diabetes dan kolesterol tinggi. Menggunakan pemanis alami ini dalam jumlah terbatas adalah langkah penting untuk menjaga keseimbangan kesehatan.


Pertanyaan Umum Mengenai Gula, Kolestrol dan Diabetes


Apakah kolesterol berkaitan dengan diabetes?

Penelitian ini menunjukkan ada korelasi kadar kolesterol yang tinggi (> 200 mg/dl) dapat mengembangkan penyakit diabetes mellitus type 2.


Apakah gula bisa menyebabkan kolesterol tinggi?

Namun, kelebihan gula juga turut menjadi faktor penyebabnya. Mengonsumsi makanan yang terlalu manis dapat mendorong hati Anda untuk memproduksi lebih banyak kolesterol LDL dan trigliserida, serta mengurangi jumlah kolesterol HDL.


Berapa normal gula dan kolesterol?

Kadar normal kolestrol menurut WHO adalah < 200 mg/dl. Kadar normal glukosa menurut WHO adalah < 144 mg/dl. Kadar normal asam urat menurut WHO adalah pria 3,5 -- 7 mg/dl & Wanita 2,6 -- 6 mg/dl.


Apa nama gula untuk penderita diabetes?

Gula stevia ini memiliki tingkat kemanisan sekitar 200 hingga 300 kali lebih tinggi dibandingkan dengan gula biasa namun gula ini tidak merangsang produksi insulin di dalam tubuh.


Apakah gula darah 400 termasuk diabetes?

Dalam keadaan normal, kadar gula darah puasa orang dewasa adalah kurang dari 100 mg/dl. Pada prediabetes, kadar gula darah puasa mengalami kenaikan dan bisa mencapai 100--125 mg/dl. Jika kadar gula darah puasa sudah lebih dari 125 mg/dl, maka seseorang sudah dikatakan mengidap penyakit diabetes.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya