10 Fakta Unik Paus Fransiskus, Penggemar Sepak Bola hingga Menolak Kemewahan

Berikut beberapa fakta unik Paus Fransiskus yang datang ke Indonesia

oleh Sulung Lahitani diperbarui 03 Sep 2024, 19:04 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2024, 19:04 WIB
Tiba di Soekarno-Hatta, Paus Fransiskus Awali Lawatanya di Indonesia
Pemimpin Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus melakukan lawatan ke Indonesia selama empat hari, yakni Selasa (3/9/2024) hingga Jumat (6/9/2024) mendatang. (Tiziana FABI/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Kedatangan Pemimpin Gereja Katolik sekaligus kepala negara Vatikan, Paus Fransiskus mengundang animo masyarakat. Terlebih, terakhir kali pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia berkunjung ke Indonesia adalah pada tahun 1989.

Saat itu, Paus Paulus ke-6 lah yang berkunjung ke Indonesia pada 1970 serta Paus Yohanes Paulus ke-2 pada 1989. Dengan kata lain, ini adalah kunjungan pertama Paus Fransiskus ke Indonesia. 

Paus Fransiskus akan melakukan sejumlah kegiatan selama berkunjung ke Indonesia. Mulai dari, bertemu Jokowi di Istana Merdeka pada 4 September 2024 hingga menggelar Misa Akbar di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta pada 5 September 2024.

Berikut ini beberapa fakta unik Paus Fransiskus yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio tersebut:

1. Paus Yesuit Pertama

Paus Fransiskus adalah paus pertama yang berasal dari ordo Yesuit, salah satu ordo religius Katolik terbesar yang terkenal dengan dedikasinya terhadap pendidikan, penelitian, dan misi sosial. Sebagai seorang Yesuit, Paus Fransiskus memiliki komitmen yang kuat terhadap keadilan sosial, keberpihakan kepada kaum miskin, dan dialog antaragama, yang tercermin dalam kebijakan dan pendekatan pastoralnya.

2. Paus Pertama dengan Nama Regnal Baru Sejak Abad ke-10

Pemilihan nama "Fransiskus" oleh Jorge Mario Bergoglio menandai kali pertama dalam lebih dari seribu tahun seorang paus memilih nama regnal yang sama sekali baru, bukan kombinasi atau pengulangan nama sebelumnya. Nama ini diambil untuk menghormati Santo Fransiskus dari Assisi, yang dikenal karena cintanya terhadap alam, pengorbanannya untuk kaum miskin, dan komitmennya terhadap perdamaian.

 

3. Paus Pertama yang Merayakan Misa di Jazirah Arab

Tiba di Soekarno-Hatta, Paus Fransiskus Awali Lawatanya di Indonesia
Paus Fransiskus (tengah) menggunakan kursi roda saat tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten pada Selasa 3 September 2024. (Tiziana FABI/AFP)

Paus Fransiskus juga mencatatkan sejarah sebagai paus pertama yang mengunjungi dan merayakan misa di Jazirah Arab. Pada tahun 2019, ia melakukan kunjungan ke Uni Emirat Arab, di mana ia memimpin misa di depan lebih dari 100.000 umat Katolik. Kunjungan ini dianggap sebagai tonggak penting dalam membangun hubungan antaragama antara umat Katolik dan umat Muslim di kawasan tersebut.

4. Paus Pertama dari Amerika Latin

Sebagai paus pertama yang berasal dari Amerika Latin, Paus Fransiskus membawa perspektif baru ke dalam kepemimpinan Gereja Katolik. Lahir di Buenos Aires, Argentina, pada tahun 1936, ia dikenal karena pendekatan yang lebih inklusif dan terbuka, yang mencerminkan keragaman budaya dan tantangan sosial di benua tersebut. Kunjungan ke Indonesia menunjukkan tekadnya untuk mendorong dialog antaragama dan mempromosikan perdamaian di seluruh dunia.

 

5. Memiliki Latar Belakang Ilmiah

Paus Fransiskus Pimpin Misa Malam Natal di Vatikan
Paus Fransiskus berdoa ketika memimpin misa Malam Natal di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Selasa (24/12/2019). Paus Fransiskus memimpin Natal bagi 1,3 miliar umat Katolik dunia. (AP Photo/Alessandra Tarantino)

Sebelum menjadi imam, Paus Fransiskus memperoleh gelar dalam bidang kimia dan bekerja sebagai teknisi di laboratorium. Ini membuatnya menjadi paus pertama dengan latar belakang sains modern, memberikan perspektif unik dalam menghubungkan iman dan ilmu pengetahuan, terutama terkait isu-isu lingkungan dan perubahan iklim.

6. Penolak Kemewahan dalam Kehidupan Sehari-hari

Paus Fransiskus dikenal karena gaya hidupnya yang sederhana dan menolak kemewahan. Ia memilih tinggal di penginapan sederhana di Vatikan dan sering kali menggunakan kendaraan yang lebih praktis, mengesampingkan tradisi-tradisi mewah yang biasanya melekat pada paus. Kesederhanaannya ini membuatnya mendapatkan simpati luas dari berbagai kalangan.

 

7. Pendorong Utama Dialog Antaragama

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyambut kedatangan Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia, Paus Fransiskus di Indonesia (Istimewa)
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyambut kedatangan Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia, Paus Fransiskus di Indonesia (Istimewa)

Sebagai paus, Fransiskus sangat berkomitmen pada dialog antaragama, yang menjadi salah satu tujuan utama kunjungannya ke Indonesia. Ia secara aktif terlibat dalam percakapan dengan pemimpin-pemimpin agama lain untuk mempromosikan perdamaian dan kerukunan. Di Indonesia, kehadirannya diharapkan memperkuat hubungan antara komunitas Katolik dan umat beragama lainnya.

8. Penggemar Setia Sepak Bola

Di tengah jadwalnya yang padat, Paus Fransiskus tetap meluangkan waktu untuk mendukung klub sepak bola favoritnya, San Lorenzo, dari Argentina. Kecintaannya pada sepak bola sering ia gunakan untuk menyampaikan nilai-nilai moral seperti solidaritas, kerja sama tim, dan sportivitas, yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.

9. Penulis Buku dan Ensiklik Berpengaruh

Tiba di Soekarno-Hatta, Paus Fransiskus Awali Lawatanya di Indonesia
Pada hari kedua di Indonesia, Paus Fransiskus akan melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para pemimpin gereja Katolik di Tanah Air. (Tiziana FABI/AFP)

Paus Fransiskus telah menulis sejumlah buku dan ensiklik, termasuk "Laudato Si'," yang menyerukan perlindungan lingkungan dan tanggung jawab sosial. Pesan-pesan ini sangat relevan bagi Indonesia, negara dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa namun menghadapi tantangan lingkungan yang serius.

10. Advokat Keadilan Sosial

Gereja Katolik di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus menekankan pentingnya keadilan sosial dan perlindungan hak-hak manusia. Kunjungannya ke Indonesia juga mencerminkan misi ini, karena negara ini memiliki banyak kelompok masyarakat yang masih membutuhkan perhatian dan dukungan, terutama dalam konteks pengentasan kemiskinan dan pendidikan.

 

Infografis Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia 3-6 September 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia 3-6 September 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya