Program Digital Access Inggris Perkuat Agenda Ekosistem Digital Inklusif di Indonesia Timur

Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat pemberdayaan perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas (PwDs) melalui keterampilan digital dan keuangan yang lebih baik.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 18 Nov 2024, 21:05 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2024, 16:02 WIB
Program Digital Access Inggris Perkuat Agenda Ekosistem Digital Inklusif di Indonesia Timur
dok: ist

Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Inggris Jakarta melalui program Digital Access Inggris, bekerja sama dengan mitra lokal BerdayaBareng, meluncurkan pelatihan literasi digital dan keuangan tahap ketiga di Indonesia Timur.

Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat pemberdayaan perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas (PwDs) melalui keterampilan digital dan keuangan yang lebih baik.

Program yang dimulai sejak 2022 ini menargetkan peningkatan keterampilan digital serta akses teknologi bagi kelompok marginal di Indonesia Timur, khususnya di wilayah Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sebelumnya, program ini telah berhasil menjangkau beberapa kota besar lainnya seperti Makassar, Gowa, Maros, Manado, Kendari, Balikpapan dan Samarinda.

Tahap ketiga pelatihan yang berlangsung pada Oktober 2024 ini melibatkan 10 fasilitator lokal dan 500 peserta. Materi yang diajarkan mencakup literasi digital dasar, pengembangan kreativitas dan komunikasi efektif.

Program ini dilanjutkan dengan sesi tatap muka pada 11-15 November 2024 yang berfokus pada peningkatan literasi digital dan keuangan tingkat menengah.

Salah satu fitur utama dari program ini adalah pelibatan 100 peserta terpilih yang nantinya akan menjadi fasilitator di komunitas mereka, dengan tujuan menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka peroleh. Dengan cara ini, program ini diharapkan menciptakan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan di masyarakat.

Berbeda dengan pelatihan sebelumnya, tahap ketiga kali ini mengadopsi pendekatan pentahelix yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi dan media.

Dukungan dari Pemerintah Daerah

Aparatur Sipil Negara (ASN) juga terlibat dalam pelatihan ini, yang diharapkan dapat memperkuat hubungan antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya transformasi digital di daerah-daerah terpinggirkan.

Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Matthew Downing, menyampaikan bahwa program Digital Access Inggris mengakui peran penting akses dan literasi digital dalam memberdayakan kelompok marginal, dan rangkaian pelatihan ini merupakan kelanjutan dari Upaya kami menjembatani kesenjangan digital di Indonesia Timur.

"Seiring dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Inggris-Indonesia, saya berharap kolaborasi ini dapat memperkuat masa depan yang inklusif secara digital," ucap Matthew, dalam keterangannya, Minggu (17/11/2024).

Sementara itu, penjabat Gubernur NTB, Mayor Jenderal Hasanuddin (Purn.), menyatakan bahwa program ini sejalan dengan misinya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberdayakan komunitas yang belum mendapat akses optimal terhadap literasi digital dan keuangan.

"Kami berharap program Digital Access ini memberikan manfaat berkelanjutan dan menjadi model untuk inisiatif di masa depan," harap Mayor Jenderal Hasanuddin.

 

Harapan untuk Masa Depan Inklusif

Lalu penjabat Gubernur NTT, Dr. Andriko Noto Susanto, menambahkan, “Kehadiran organisasi non-pemerintah mencerminkan kolaborasi untuk kesejahteraan masyarakat. Dengan semangat percepatan pertumbuhan ekonomi inklusif, kami mendukung solusi berbasis komunitas untuk mengatasi berbagai tantangan di NTT.”

Senada dengan itu, penjabat Gubernur Sulawesi Tengah, Dra. Novalina, mengatakan bahwa program Digital Access membuka peluang dan menciptakan lingkungan inklusif bagi Masyarakat Sulawesi Tengah.

"Pendekatan ini diharapkan memberi dampak langsung dan luas untuk pembangunan ekonomi yang berkelanjutan," ungkapnya.

“Tahun ini, Program Digital Access memberikan dampak lebih luas. Dengan memperluas jangkauan program ke NTT, NTB, dan Sulawesi Tengah, kami dapat menciptakan ekosistem digital yang memberdayakan perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas untuk berpartisipasi aktif dalam ekonomi digital," tambah Co-founder BerdayaBareng, Pratiwi Hamdhana AM.

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya