5 Cara Membangun Emotional Intimacy dalam Hubunganmu, Biar Makin Mesra

Liputan6.com, Jakarta - Dalam menjalani hubungan asmara, pastinya Anda akan membayangkan pasangan yang selalu tampak bahagia saat bersama-sama. Di mana kalian seperti dua orang yang tidak dapat dipisahkan.

"Ya, kedekatan secara fisik memang menyenangkan, akan tetapi tidak memiliki rasa aman pada tingkat perasaan alias emotional intimacy juga bisa menyulitkan untuk mempertahankan hubungan romantis yang langgeng," kata terapis pasangan dan seks Rich Domenico, LICSW, seperti yang kami kutip dari Wondermind.

Keintiman emosional atau emotional intimacy berarti bersikap terbuka untuk mempelajari hal-hal baru tentang seseorang tanpa menghakimi—dan sebaliknya.

"Ini adalah hubungan emosional yang aman, tempat orang merasa dapat berbagi pikiran, perasaan, ketakutan, harapan, dan impian terdalam mereka—dan bahwa orang lain akan menanggapi dengan rasa ingin tahu, empati, dan kebaikan," jelas terapis pasangan dan psikolog klinis Isabelle Morley, PsyD.

"Ketika Anda memiliki hubungan ini dengan siapa pun—terutama pasangan romantis—Anda memenuhi kebutuhan yang dimiliki hampir setiap manusia: untuk dipahami," kata Domenico. Tanpa itu, Anda bisa merasa sangat kesepian, bahkan saat Anda menjalin hubungan.

"Ditambah lagi, Anda mungkin merasakan penolakan, yang dapat menyakitkan, memperkuat rasa tidak amanmu, dan menekanmu untuk mengatakan atau melakukan sesuatu dengan cara tertentu untuk mempertahankan hubunganmu," menurut Dr. Morley.

Sementara emotional intimacy terasa seperti dapat berbicara dengan bebas tentang apa pun, tidak memilikinya terasa seperti kebalikannya. Mungkin chemistry dan kecocokanmu tampak sangat baik, tetapi salah satu dari Anda termasuk memiliki emotionally unavailable (atau Anda berdua tidak) sehingga semuanya terasa sedikit dangkal. 

Berikut ini, kami memiliki kiat-kiat yang didukung oleh para ahli untuk membangun emotional intimacy dengan orang-orang yang Anda kencani atau yang menjalin hubungan serius denganmu. Maka, coba ikuti tipsnya di bawah ini!

Berbicara tentang lebih dari sekadar bagaimana harimu berjalan adalah awal yang baik untuk membangun emotional intimacy. Dan memulai percakapan yang lebih dari sekadar basa-basi ini menunjukkan kepada orang tersebut bahwa Anda benar-benar tertarik untuk mengenal mereka lebih dalam.

"Kita merasa seperti mengganggu orang lain dengan pikiran dan perasaan kita, meminta mereka untuk meluangkan waktu dan bertanya-tanya apakah mereka tertarik. Jadi, memulai percakapan menunjukkan bahwa menjadi dekat dengan mereka penting bagimu," kata Dr. Morley.

"Anda cukup peduli untuk meluangkan waktu di dunia yang tidak memiliki waktu. Itu menunjukkan banyak hal dan membuat orang merasa aman, didengarkan, dan dihargai," tambahnya.

"Daripada hanya bertanya tentang hari mereka, tanyakan tentang sesuatu yang spesifik (seperti rapat atau makan siang)" saran Dr. Morley. Dan dorong mereka untuk terus berbagi sehingga percakapan Anda mengalir. 

"Menghadapi masalah saat masalah itu muncul dan mempraktikkan keterampilan manajemen konflik membantumu belajar cara menghadapi hal-hal sulit bersama dengan penuh rasa hormat," kata Domenico.

"Saat harus menyelesaikan konflik, cobalah berempati dengan perasaan orang lain dan minta maaf saat diperlukan," kata Dr. Morley. Selain itu, jangan takut untuk beristirahat sejenak di tengah pertengkaran saat keadaan menjadi terlalu panas.

Kemudian, berkumpul kembali setelah konflik untuk menilai bagaimana Anda berdua bisa menangani masalah dengan lebih baik menunjukkan bahwa Anda bersedia untuk bersikap rentan dan belajar lebih banyak tentang satu sama lain dan hubunganmu.

"Saat Anda bertengkar, Anda tidak dalam kondisi terbaik. Namun, Anda bisa kembali dan berkata, 'Hei, apa yang membuatmu merasa buruk? Apa yang bisa saya lakukan secara berbeda yang akan membuat Anda merasa lebih didengarkan atau tidak terlalu cemas? Apakah saya melakukan sesuatu yang membantu Anda merasa bahwa saya mendengarkan?’” kata Dr. Morley.

Ia juga menambahkan, “Jika Anda mengundang umpan balik itu, itu membuat orang merasa bahwa, bahkan di saat-saat terburuk dan tersulit, Anda masih tertarik untuk saling memahami dan memperbaiki keadaan.”

Tentu saja, melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama pasangan—seperti menonton dokumenter tentang kejahatan nyata atau pergi ke bar-bar di kota favoritmu—dapat membantumu menjalin ikatan.

"Meskipun demikian, memilih aktivitas yang baru bagi Anda berdua dapat membangun emotional intimacy karena Anda berisiko dipermalukan di depan satu sama lain," kata Dr. Morley. Sekali lagi, ini tentang kerentanan.

"Entah itu gagal, terlihat konyol, marah itu memberi Anda kesempatan untuk pengalaman baru untuk memunculkan percakapan, perasaan, ketakutan, apa pun itu," katanya.

Jadi, pelajari bahasa baru. Berkebun atau bermain tenis. Jelajahi tempat baru bersama. Itu bisa berupa apa saja asalkan Anda keluar dari zona nyaman! Bahkan sekadar mencoba TikTok challenge berdua juga sudah cukup.

"Bersikap penuh kasih sayang dengan pasanganmu adalah bentuk kerentanan lain yang dapat meningkatkan emotional intimacy karena hal itu menunjukkan kehangatan dan keamanan," kata Domenico. Kami tidak berbicara tentang hal-hal seksual, secara khusus.

Domenico menyarankan hal lain selain itu, jika Anda terbuka untuk itu, untuk saling menghibur dan membuat satu sama lain merasa aman. Pikirkan: berpelukan, berpegangan tangan, dan memijat pasangan.

Jika Anda ingin lebih spesifik, Dr. Howes menyarankan pelukan selama lima menit.

"Tarik napas dalam-dalam yang menenangkan, dan berpelukanlah dengan hangat," instruksinya. "Tarik napas dalam-dalam dan terimalah cinta dan kehangatan dari pasangan Anda." Dipeluk benar-benar dapat membuat Anda merasa dekat secara emosional, kata Dr. Howes.

Cobalah—dan Anda mungkin bisa mengobrol saat melakukannya!

"Emotional intimacy bisa jadi sulit bagi orang yang tidak terbiasa mengungkapkan perasaan mereka atau tidak memercayai orang lain karena luka atau trauma masa lalu," kata Domenico. Itulah sebabnya memiliki terapis pihak ketiga, khususnya terapis pasangan, dapat membantu memandu percakapan ini.

"Umumnya, Anda ingin menemui profesional kesehatan mental sebelum Anda mengalami masalah besar dalam hubungan Anda," catat Dr. Morley.

Namun, konseling pasangan dapat membantu di hampir semua tahap hubungan—baik saat Anda merasa sedikit terputus hubungan atau saat Anda akan menyerah.

"Selain mengatasi hambatan yang mungkin menghalangi emotional intimacy, Anda dapat mempelajari keterampilan komunikasi yang efektif dalam terapi," catat Dr. Morley.

"Ditambah lagi, hanya dengan memiliki ruang khusus bersama profesional kesehatan mental akan memprioritaskan untuk lebih mendalami hubungan dengan pasanganmu saat Anda mungkin tidak punya waktu," katanya.