Tertarik Menjadi Digital Nomad? Kenali 5 Tantangan yang Mungkin Akan Anda Hadapi

Digital nomad saat ini terlihat cukup menjanjikan. Namun, perhatikan ada tantangan yang mungkin akan dihadapi.

oleh Bella Zoditama diperbarui 03 Feb 2025, 18:12 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2025, 18:12 WIB
Tertarik Menjadi Digital Nomad? Kenali 5 Tantangan yang Mungkin Akan Anda Hadapi
Tertarik Menjadi Digital Nomad? Kenali 5 Tantangan yang Mungkin Akan Anda Hadapi/copyright pixabay.com/allser... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Saat sedang sibuk dengan urusan pekerjaan, rasanya keinginan menjadi digital nomad bisa menjadi alternatif pilihan yang menyenangkan. Di mana Anda tidak perlu bekerja dari kantor, bisa bekerja di mana pun, dan juga bepergian tanpa henti.

Tentunya hal ini memberikan kebebasan, petualangan dan suasana yang cukup membahagiakan. Akan tetapi, di balik itu semua, ada beberapa hal yang tidak dibicarakan oleh banyak individu.

Seperti misalnya saja, Anda harus berhadapan dengan koneksi WiFi yang buruk, ketidajelasan jenjang karier, merindukan rumah, dan tidak jarang akan merasa kesepian. Ya, kehidupan digital nomad memiliki serangkaian perjuangannya sendiri yang membuatmu mesti berpikir dua kali jika ingin melakukannya.

Melansir dari Woke Waves, Senin (4/2/2025), berikut beberapa tantangan-tantangan yang tersembunyi dari kehidupan digital nomad yang mungkin belum Anda ketahui:

1. Tidak adanya work life balance

Bekerja dari mana saja terdengar seperti mimpi hingga Anda menyadari bahwa "di mana saja" juga bisa berarti di mana saja—dan sepanjang waktu. Saat Anda seorang digital nomad, batasan antara bekerja dan bermain menjadi kabur dengan cepat.

Suatu harimu bekerja di kafe trendi dan hari berikutnya pukul 10 malam, Anda masih menjawab email karena zona waktu tidak peduli dengan rencanamu. Jadi, bisa dikatakan Anda tidak memiliki keseimbangan kerja yang jelas. 

Di sisi lain, gangguan ada di mana-mana. Kebebasan untuk bekerja kapan pun Anda mau memang hebat, tetapi dibutuhkan disiplin untuk menyeimbangkan produktivitas dengan petualangan.

Oleh karenanya, saat ingin menjadi digital nomad, tetapkan "jam kerja" sendiri dan patuhi batasan tersebut. Sebab, keseimbangan kehidupan dan pekerjaan memerlukan usaha.

2. Berteman lebih sulit dari yang Anda duga

Ilustrasi bekerja, bercanda bersama teman di kantor. (Photo by Brooke Cagle on Unsplash)
Ilustrasi bekerja, bercanda bersama teman di kantor. (Photo by Brooke Cagle on Unsplash)... Selengkapnya

Saat Anda terus-menerus bepergian, menjalin persahabatan yang langgeng menjadi tantangan. Tentu, Anda bertemu orang-orang yang luar biasa—sesama pelancong, penduduk setempat, dan bahkan digital nomad lainnya.

Namun, hubungan tersebut seringkali cepat berlalu. Di satu waktu, Anda menjalin keakraban lewat jajanan kaki lima atau sesi kerja bersama. Di waktu berikutnya, Anda mengucapkan selamat tinggal saat mereka menuju kota baru.

Siklus pertemuan dan perpisahan ini dapat membuatmu merasa seperti terjebak dalam lingkaran hubungan yang dangkal. Di rumah, persahabatan tumbuh lebih dalam seiring waktu dan pengalaman bersama.

Sementara di perjalanan, dengan waktu yang relatif singkat, hubungan yang mendalam jarang terjadi. Bahkan saat Anda cocok dengan seseorang, mereka mungkin tidak bertahan cukup lama untuk menjadi teman dekat.

Untuk itu, Anda bisa bergabung dengan komunitas lokal, seperti kelas yoga atau kelompok pertukaran bahasa, juga dapat membantumu membangun hubungan yang bermakna.

3. Perbedaan zona waktu yang mengganggu

video call-kezo
ilustrasi aplikasi seru untuk merayakan lebaran/pexels... Selengkapnya

Bayangkan ini, Anda sedang bersenang-senang di Bali, tetapi bos atau klien Anda berada di New York. Perbedaan waktu 8 jam itu menjadi sebuah mimpi buruk. Tiba-tiba, "kebebasan" Anda tampak seperti rapat Zoom pukul 3 pagi dan menghitung zona waktu untuk setiap panggilan.

Namun, ini bukan hanya tentang pekerjaan. Tetap terhubung dengan keluarga dan teman menjadi teka-teki ketika semua orang tinggal di zona waktu yang berbeda.

Anda menelepon mereka pada jam-jam yang aneh atau meninggalkan pesan suara yang akan mereka dengar setelah Anda tidur. Ini adalah hal yang terus-menerus yang dapat membuatmu merasa terputus.

Untuk bertahan dalam kekacauan zona waktu, gunakan alat seperti Google Calendar yang bisa diatur ke beberapa zona waktu. Lalu ketika menjadwalkan rapat atau panggilan, hindari untuk check-in pukul 2 pagi jika Anda bisa menghindarinya.

Zona waktu memang sulit, tetapi dengan sedikit perencanaan, Anda dapat melakukannya. Ketahuilah bahwa itu adalah salah satu kebiasaan digital nomad yang membutuhkan waktu untuk beradaptasi.

4. Ketidakjelasan pada stabilitas

Ilustrasi pagi hari, bangun tidur, minum kopi
Ilustrasi pagi hari, bangun tidur, minum kopi. (Sumber: Pixabay)... Selengkapnya

Mari kita bahas tentang stabilitas atau ketiadaan stabilitas saat Anda menjadi digital nomad. Hidup mungkin terdengar seperti mimpi pada awalnya di mana tidak ada sewa, tidak ada barang yang berantakan, dan destinasi baru kapan pun Anda mau.

Namun seiring waktu, pergerakan yang konstan bisa terasa kurang membebaskan dan lebih kacau. Anda tidak memiliki kedai kopi di mana barista mengetahui pesananmu atau sudut sofa favorit yang terasa seperti rumah. 

Ada juga beban mental yang muncul karena tidak memiliki "rumah." Tentu, setiap destinasi menghadirkan kegembiraan, tetapi ada sesuatu yang membumi tentang tempat yang menjadi milik Anda yaitu ruang tempat Anda dapat membongkar barang (secara harfiah dan emosional).

Sebagai digital nomad, Anda menukarnya dengan petualangan, tetapi itu adalah pengorbanan yang dapat membuat Anda merasa tidak terikat.

Solusinya? Bangun rutinitas kecil ke mana pun Anda pergi. Entah itu memulai pagi Anda dengan ritual minum kopi yang sama atau menemukan taman lokal untuk dikunjungi, menciptakan suasana yang akrab di tempat-tempat baru dapat memberi Anda rasa tenang.

5. Romantisme sulit didapatkan

cantik bahagia tersenyum santai single mandiri imut bunga
ilustrasi perempuan manis/Image by Anh Tuan Nguyen from Pixabay... Selengkapnya

Berkencan sebagai digital nomad terdengar seperti film komedi romantis, tetapi mari kita bersikap realistis. Sebab, itu lebih canggung daripada menggemaskan.

Bertemu seseorang yang luar biasa di satu kota hanya untuk meninggalkannya seminggu kemudian? Menyedihkan. Membangun hubungan jangka panjang? Hampir mustahil.

Aplikasi kencan mungkin membantumu bertemu orang, tetapi menemukan seseorang yang cocok dengan gaya hidupmu yang berpindah-pindah itu jarang. Hubungan jarak jauh memiliki tantangannya sendiri, dan hubungan singkat yang tidak serius dapat membuatmu merasa lebih kesepian daripada sebelumnya.

Namun, tidak semuanya buruk. Bepergian sendiri dapat mengajarkanmu banyak hal tentang diri sendiri, dan Anda mungkin menemukan hubungan yang tidak terduga saat Anda tidak menduganya.

Namun, jika romansa adalah prioritas, bersiaplah untuk berusaha lebih. Entah itu berarti memperlambat perjalanan Anda untuk membangun sesuatu yang bermakna atau menemukan cara untuk tetap terhubung di antara jarak yang jauh.

Infografis Skrining Kesehatan Jiwa Gratis Mulai Februari 2025
Infografis Skrining Kesehatan Jiwa Gratis Mulai Februari 2025. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya