[Terima Kasih 2013] Bahagia Bisa Wujudkan Mimpi Orang Lain

Dengan menyelam kita melihat indahnya terumbu karang, dengan menggali kita menemukan intan permata, dengan mendaki kita mencapai puncak

oleh Liputan6 diperbarui 12 Des 2013, 11:50 WIB
Diterbitkan 12 Des 2013, 11:50 WIB
12122013-anakpulau.jpg
Citizen6, Solo: Dengan menyelam kita akan melihat indahnya terumbu karang, dengan menggali kita akan menemukan intan permata, dengan mendaki kita akan mencapai puncak. Aku percaya bahwa hal-hal berharga tidak akan kita temukan di jalan yang datar, jalan yang aman dan mudah. Itulah yang aku lakukan sekarang.

Aku bergabung dalam sebuah gerakan yang mengirim sarjana-sarjana ke daerah terpencil untuk mendorong perubahan di bidang pendidikan. Sudah setahun sejak pertama kali aku menginjakkan kaki di desa suku Bajo, kepulauan Halmahera. Delapan jam perjalanan laut harus kutempuh dari kota terdekat untuk mencapai desa ini. Aku mengajar di sebuah sekolah dasar yang sebagian ruang kelasnya baru dibangun. Walaupun jauh dari fasilitas dan standar pendidikan yang layak, sekolah ini memiliki murid-murid yang hebat.

Tampias air laut membasahi diriku yang duduk di tepi longboat, namun aku tersenyum. Aku kembali ke desa dengan membawa kabar gembira dari kota. Sebentar lagi akan diadakan lomba cerdas cermat di kota kecamatan tetangga.

Ada sebuah stigma bahwa anak pulau – sebutan bagi murid desa di pulau terdepan, tidak mungkin bisa bersaing dengan murid-murid di kota. Hal ini membuat murid-murid di desa menjadi rendah diri, bahkan takut untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di kota. Hal inilah yang ingin aku ubah dengan mengikutkan murid-muridku berlomba. Selama ini tim cerdas cermat dari SDku telah beberapa kali mengikuti lomba cerdas cermat, dari tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten.

Mereka telah berhasil mengukir beberapa prestasi membanggakan, juara dua di tingkat kecamatan dan juara tiga di tingkat kabupaten. Prestasi ini tidak dicapai dengan mudah. Pada awalnya bahkan murid-murid terpintar di SD ini masih menggunakan lidi untuk menghitung penambahan. Beberapa kali mereka pulang lomba hanya membawa pengalaman. Namun sekarang mereka sudah mampu menghitung perkalian di luar kepala.

Murid-murid menyambut kabar gembira itu dengan penuh antusias. Kali ini mereka ingin meraih juara satu. Juara satu adalah impian terbesar mereka sekaligus bukti tak terbantahkan bahwa mereka dapat mengalahkan murid-murid kota. Sebenarnya mereka pernah bisa meraihnya, namun iklim perlombaan disini begitu kejam. Kecurangan seringkali dilakukan oleh tuan rumah yang berkomplot dengan penyelenggara lomba.

Pernah suatu ketika saat di final, panitia memberikan standar soal yang benar-benar timpang. Tim SD tuan rumah mendapat daftar soal yang mudah sedangkan tim SDku dibungkam dengan soal standar SMP.  Satu-satunya jalan untuk bisa juara adalah melalui soal rebutan yang tak mungkin dimanipulasi.

Akhirnya kesempatan itu datang juga. Serangkaian lomba akan diadakan di kecamatan sebelah. Kali ini aku sengaja untuk tidak terlibat sama sekali mendampingi anak, aku izin pergi ke kota. Aku ingin agar guru lokal sendiri yang mendampingi anak-anak, aku ingin warga desa melihat itu.

Pulang dari kota aku terkejut. Aku melihat tambahan empat piala di atas lemari sekolah. Empat piala sekaligus! Ternyata mereka bahkan berhasil melampaui harapanku. Aku gembira hingga tak sadar meneteskan air mata. Dari sana aku menyadari bahwa ternyata kebahagiaan tertinggi bukan ketika kita berhasil mencapai suatu hal, bukan kita. Bahagia adalah ketika kita berhasil membantu orang lain, dan pencapaian tertinggi dalam membantu orang lain adalah ketika mereka telah berhasil membantu diri mereka sendiri.

Penulis
Thontowi Ahmad Suhada

Disclaimer

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Mulai 3 Desember sampai 13 desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan "Terima Kasihku untuk 2013". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya