Citizen6, Jakarta: My Life My Adventure. Begitulah slogan salah satu produk rokok yang sering muncul di televisi lokal di Indonesia. Ya, hidupku petualanganku. Ketika mendengar kata petualangan, mungkin dalam benak Anda akan muncul imajinasi tentang sebuah misi, perjalanan panjang, atau hal yang penuh tantangan dimana Anda sendiri menjadi tokoh layaknya seseorang yang tangguh dalam imajinasi tersebut. Sepertinya begitu asyik dan menyenangkan dalam menjalankannya.
Indonesia sendiri merupakan negeri yang kaya akan media petualangan di alam bebas. Mulai dari dinginnya gunung, kerasnya tebing-tebing yang kokoh menjulang tinggi, derasnya sungai, dalamnya kegelapan abadi di dalam goa, panjang garis pantai yang membentang, hingga keindahan taman bawah laut yang penuh fantasi, semuanya ada di negeri ini. Tak heran jika banyak wisatawan mancanegara yang gila adventure berdatangan ke negeri ini. Begitu juga dengan penduduk asli Indonesia, pada 2013 ini jumlah penggiat alam bebas makin menjamur, seiring dirilisnya film 5cm yang dibuat oleh sutradara ternama Rizal Mantovani dan dibintangi Fedi Nuril, Denny Sumargo, Herjunot Ali, Raline Shah dan Igor Saykoji, 12 Desember 2012 lalu.
Film ini menceritakan tentang kisah persahabatan 5 orang mahasiswa yang kemudian merasa jenuh dengan kebersamaan mereka. Selanjutnya mereka membuat komitmen untuk tidak berkomunikasi satu sama lain dalam beberapa bulan, kemudian mereka bertemu kembali dan melakukan sebuah perjalanan untuk menggapai puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa. Hadirnya film 5cm memberikan efek besar bagi masyarakat khususnya remaja yang menonton film ini. Hal ini di tandai dengan meningkatnya jumlah pendaki gunung di Indonesia pada tahun ini.
Mengingat kegiatan yang dilakukan di alam bebas memiliki resiko cukup tinggi, peningkatan jumlah penggiat tentunya menimbulkan berbagai dampak bahkan hal tidak diinginkan, seperti meningkatnya jumlah kecelakaan saat kegiatan, penggiat yang tersesat, bahkan meningkatnya korban jiwa. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan para penggiat alam bebas tentang safety procedure dalam berkegiatan.
Sugiyono, salah satu petugas SAR lumajang di TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) mengatakan," Rata-rata, pendaki yang tersesat karena kesombongannya, selain itu juga kelelahan dan sendirian," ucapnya.
Ia juga mengingatkan kepada para penggiat alam bebas khususnya pendaki gunung agar memperhatikan keselamatan saat mendaki serta tidak membuang sampah sembarangan.
"Akhir-akhir ini banyak pendaki yang menggunakan pakaian untuk ke kampus, sepatu kets, bahkan sandal saat mendaki. Sampah di gunung juga tampak berserakan," ujarnya.
Kemudian bagaimana agar kita tetap aman dan nyaman saat berpetualang di alam bebas? Tentunya dengan melakukan persiapan yang matang baik fisik maupun mental. Buatlah Rencana Operasi Perjalanan (ROP) sebelum berkegiatan agar perjalanan kita lebih terjadwal, kumpulkan data sebanyak mungkin sebagai pertimbangan dalam membuat ROP. Pastikan logistik yang kita bawa cukup sampai akhir kegiatan.
Selain itu, bawalah Standart Operating Procedure (SOP) yang lengkap seperti sepatu tracking, pakaian hangat, alat penerangan, baterai cadangan, obat-obatan, dan sebagainya. Untuk mengantisipasi kita agar tidak tersesat bawalah alat navigasi seperti peta, kompas, dan protracktor. Pada zaman modern ini juga sudah tersedia GPS atau Global Positioning Service sebagai alat petunjuk arah. Sebelumnya pahami terlebih dahulu pengetahuan tentang ilmu navigasi darat, survival, dan P3K. Selama berkegiatan catatlah waktu perjalanan, serta jangan lupa membawa kamera untuk dokumentasi agar kegiatan yang kita lakukan tidak sia-sia belaka.
Cintailah lingkungan, jagalah kebersihan dengan mengemas semua sampah Anda dan buanglah pada tempat sampah sesampainya di peradaban. Ingat selalu safety procedure untuk keselamatan kita serta tanamkanlah sikap cinta lingkungan untuk menjaga kelestarian alam Indonesia. Jadikan petualanganmu aman dan nyaman dalam menyusuri indahnya negeri tercinta ini. (mar)
Penulis
Anggara Aji Wijayanto
Purworejo, anggaraxxx@gmail.com
Baca juga:
Liburan Ala Mongolia di Kaki Gunung Salak Bogor
Lanjan, Desa Jamu di Bawah Kaki Gunung Ungaran
Curug 7 Bidadari, Pesona Alam `Unik`di Lereng Gunung Ungaran
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Mulai 16 Desember sampai 3 Januari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Resolusi 2014". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com, Dyslexis Cloth, dan penerbit dari Gramedia bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Indonesia sendiri merupakan negeri yang kaya akan media petualangan di alam bebas. Mulai dari dinginnya gunung, kerasnya tebing-tebing yang kokoh menjulang tinggi, derasnya sungai, dalamnya kegelapan abadi di dalam goa, panjang garis pantai yang membentang, hingga keindahan taman bawah laut yang penuh fantasi, semuanya ada di negeri ini. Tak heran jika banyak wisatawan mancanegara yang gila adventure berdatangan ke negeri ini. Begitu juga dengan penduduk asli Indonesia, pada 2013 ini jumlah penggiat alam bebas makin menjamur, seiring dirilisnya film 5cm yang dibuat oleh sutradara ternama Rizal Mantovani dan dibintangi Fedi Nuril, Denny Sumargo, Herjunot Ali, Raline Shah dan Igor Saykoji, 12 Desember 2012 lalu.
Film ini menceritakan tentang kisah persahabatan 5 orang mahasiswa yang kemudian merasa jenuh dengan kebersamaan mereka. Selanjutnya mereka membuat komitmen untuk tidak berkomunikasi satu sama lain dalam beberapa bulan, kemudian mereka bertemu kembali dan melakukan sebuah perjalanan untuk menggapai puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa. Hadirnya film 5cm memberikan efek besar bagi masyarakat khususnya remaja yang menonton film ini. Hal ini di tandai dengan meningkatnya jumlah pendaki gunung di Indonesia pada tahun ini.
Mengingat kegiatan yang dilakukan di alam bebas memiliki resiko cukup tinggi, peningkatan jumlah penggiat tentunya menimbulkan berbagai dampak bahkan hal tidak diinginkan, seperti meningkatnya jumlah kecelakaan saat kegiatan, penggiat yang tersesat, bahkan meningkatnya korban jiwa. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan para penggiat alam bebas tentang safety procedure dalam berkegiatan.
Sugiyono, salah satu petugas SAR lumajang di TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) mengatakan," Rata-rata, pendaki yang tersesat karena kesombongannya, selain itu juga kelelahan dan sendirian," ucapnya.
Ia juga mengingatkan kepada para penggiat alam bebas khususnya pendaki gunung agar memperhatikan keselamatan saat mendaki serta tidak membuang sampah sembarangan.
"Akhir-akhir ini banyak pendaki yang menggunakan pakaian untuk ke kampus, sepatu kets, bahkan sandal saat mendaki. Sampah di gunung juga tampak berserakan," ujarnya.
Kemudian bagaimana agar kita tetap aman dan nyaman saat berpetualang di alam bebas? Tentunya dengan melakukan persiapan yang matang baik fisik maupun mental. Buatlah Rencana Operasi Perjalanan (ROP) sebelum berkegiatan agar perjalanan kita lebih terjadwal, kumpulkan data sebanyak mungkin sebagai pertimbangan dalam membuat ROP. Pastikan logistik yang kita bawa cukup sampai akhir kegiatan.
Selain itu, bawalah Standart Operating Procedure (SOP) yang lengkap seperti sepatu tracking, pakaian hangat, alat penerangan, baterai cadangan, obat-obatan, dan sebagainya. Untuk mengantisipasi kita agar tidak tersesat bawalah alat navigasi seperti peta, kompas, dan protracktor. Pada zaman modern ini juga sudah tersedia GPS atau Global Positioning Service sebagai alat petunjuk arah. Sebelumnya pahami terlebih dahulu pengetahuan tentang ilmu navigasi darat, survival, dan P3K. Selama berkegiatan catatlah waktu perjalanan, serta jangan lupa membawa kamera untuk dokumentasi agar kegiatan yang kita lakukan tidak sia-sia belaka.
Cintailah lingkungan, jagalah kebersihan dengan mengemas semua sampah Anda dan buanglah pada tempat sampah sesampainya di peradaban. Ingat selalu safety procedure untuk keselamatan kita serta tanamkanlah sikap cinta lingkungan untuk menjaga kelestarian alam Indonesia. Jadikan petualanganmu aman dan nyaman dalam menyusuri indahnya negeri tercinta ini. (mar)
Penulis
Anggara Aji Wijayanto
Purworejo, anggaraxxx@gmail.com
Baca juga:
Liburan Ala Mongolia di Kaki Gunung Salak Bogor
Lanjan, Desa Jamu di Bawah Kaki Gunung Ungaran
Curug 7 Bidadari, Pesona Alam `Unik`di Lereng Gunung Ungaran
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Mulai 16 Desember sampai 3 Januari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Resolusi 2014". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com, Dyslexis Cloth, dan penerbit dari Gramedia bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.