Pernah Dengar Istilah Burn dalam Kripto? Ternyata Ini Artinya

Coin Burning adalah proses pembakaran yang disengaja untuk menghilangkan koin.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 27 Mar 2022, 08:39 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2022, 08:39 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Sama seperti berinvestasi pada aset lainnya, dalam dunia kripto juga memiliki istilah-istilah yang perlu dipahami sebelum memutuskan untuk berinvestasi kripto

Salah satu contohnya adalah Coin Burn atau banyak yang menyebutnya Burning atau Burn saja. Secara harfiah Burn adalah kata dalam bahasa Inggris yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia memiliki arti bakar. 

Sedangkan untuk Coin Burn memiliki arti bakar coin. Lantas apa maksud atau pengertian dari Coin Burn dalam dunia kripto? Simak pembahasannya sebagai berikut:

Apa Itu Coin Burn?

Coin Burning adalah proses pembakaran yang disengaja untuk menghilangkan koin, sehingga koin tersebut tidak dapat digunakan kembali. Cara kerjanya proses Coin Burning ini adalah dengan melibatkan pengembang yang mengeluarkan aset digital atau koin tersebut, dilansir dari Zipmex, Minggu (27/3/2022).

Untuk melakukannya, signature token akan dimasukan ke dalam Wallet yang tidak dapat diambil kembali. Wallet ini disebut dengan “eater address” yang nantinya dapat dilihat oleh semua noda, tetapi akan dibekukan secara pemesanannya. Selanjutnya, status koin ini nantinya akan di publikasi di blockchain.

Sedangkan menurut Chief Marketing Officer Litedex Protocol, Andra Burn token itu adalah skema menjaga supply token di pasar, dengan cara dibakar atau dihilangkan melalui mekanisme smart contract blockchain.

Cara dalam Proses Burning

Ada beberapa cara dalam proses Coin Burning, caranya tersebut bervariasi dan ditentukan dengan tujuan dari burning-nya. Beberapa pengembang, akan menggunakan pembakaran dalam satu kali tahapan setelah Initial Coin Offering (ICO) selesai untuk menghapus koin dari suatu token yang tidak terjual dari peredaran. 

Lalu, ada juga yang lebih suka melakukannya dalam beberapa tahapan. Seperti Binance misalnya, yang melakukan proses Coin Burning setiap tiga bulan, pembakaran ini merupakan bagian dari komitmen Binance untuk mencapai 100 juta token BNB yang nantinya akan dibakar.

Meskipun mekanisme yang dijalankan akan berbeda-beda, namun koin yang telah melalui proses burning tidak dapat dipulihkan dan tidak dapat digunakan kembali. Koin-koin ini nantinya secara efektif akan dikeluarkan dari peredaran dan dicatat secara publik dan pastinya dapat diverifikasi di blockchain.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Apakah Setiap Coin Wajib Burn?

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Apakah Setiap Koin atau Token Kripto Wajib Burn?

Dalam hal ini, Andra menjelaskan, proses atau mekanisme Burn tidak wajib dilakukan untuk setiap kripto atau proyek token. 

“Tidak wajib, tergantung dari kebijakan developernya masing-masing, tapi burning penting dilakukan ketika supply token sudah terlalu banyak sehingga membuat harga token menjadi rendah,” ujar Andra kepada Liputan6.com, ditulis Minggu (27/3/2202).

Kelebihan Token atau Koin yang Melakukan Burning

Andra menuturkan, kelebihan kripto yang melakukan proses Burning adalah nilai atau harganya tetap terjaga di pasar. 

"Token yang diburn akan terjaga nilainya, karena supply di pasar terjaga. Sementara yang tidak diburn, maka potensi harga jatuh sangat mudah terjadi karena tidak ada yang mengendalikan supply token,” pungkas Andra.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya