Perusahaan ATM Kripto Mau Jual Saham ke Publik Nih, Siap-Siap Pantengin Nasdaq

Diharapkan investor dapat mulai membeli saham Bitcoin Depot di Nasdaq mulai 3 Juli.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 03 Jul 2023, 11:54 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2023, 11:54 WIB
Ilustrasi Kripto atau Penambangan kripto. Foto: Freepik
Ilustrasi Kripto atau Penambangan kripto. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu perusahaan penyedia layanan ATM kripto terbesar di AS, Bitcoin Depot telah mengumumkan penutupan kesepakatan merger yang memungkinkan perusahaan untuk go public.

Dilansir dari Cointelegraph, Senin (3/7/2023), dalam pengumuman 30 Juni, perusahaan fintech GSR II Meteora Acquisition Corporation mengatakan pemegang sahamnya telah menyetujui merger perusahaan untuk bertindak sebagai perusahaan akuisisi tujuan khusus untuk Bitcoin Depot. 

Kesepakatan itu, pertama kali dilaporkan pada Agustus 2022, menelan biaya USD 885 juta atau setara Rp 13,3 triliun (asumsi kurs Rp 15.031 per dolar AS) dan diharapkan memungkinkan investor untuk membeli saham Bitcoin Depot di Nasdaq mulai 3 Juli.

Menurut pendiri dan CEO Bitcoin Depot Brandon Mintz, kesepakatan merger itu ditujukan untuk mendukung banyak peluang pertumbuhan dan mempromosikan adopsi Bitcoin di Amerika Utara. 

Investor akan dapat menemukan saham Bitcoin Depot di bawah simbol ticker BTM dan BTMWW masing-masing untuk saham biasa dan waran publiknya. 

Pengumuman itu datang di tengah pengawasan peraturan perusahaan di AS yang menawarkan produk atau layanan kripto. Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mengajukan tuntutan hukum terhadap bursa Binance dan Coinbase atas dugaan penawaran sekuritas yang tidak terdaftar. 

Namun, investasi dengan paparan kripto juga tampaknya meningkat setelah BlackRock mengajukan aplikasi pada Juni untuk mendaftarkan dana spot yang diperdagangkan di bursa Bitcoin.

Didirikan pada tahun 2016, Bitcoin Depot adalah salah satu perusahaan ATM kripto terbesar di Amerika, dengan lebih dari 9.130 lokasi, menurut situs webnya. Pada Mei, sesama penyedia ATM Bitcoin of America mengumumkan akan menutup operasi di Connecticut setelah Departemen Perbankan negara bagian mengatakan perusahaan tersebut tidak memiliki lisensi yang sesuai.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Pasar Kripto Cetak Penutupan Kuat pada Kuartal II 2023

Ilustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Traxer
Ilustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Traxer

Pasar kripto berhasil membukukan penutupan yang kuat untuk kuartal dua 2023 di tengah sentimen dari Securities and Exchange Commission (SEC) kepada industri kripto.

Dilansir dari Yahoo Finance, Senin (3/7/2023), pada penutupan, Bitcoin turun di bawah 1 persen menjadi sekitar USD 30.300 atau setara Rp 454,2 juta (asumsi kurs Rp 14.993 per dolar AS).

Bitcoin iperdagangkan relatif datar sejak naik di atas angka USD 30.000 atau setara Rp 449,7 juta pada 23 Juni. Sementara itu, Ether menguat 4 persen menjadi USD 1.923 atau setara Rp 28,83 juta.

Rintangan Industri Kripto

Sepanjang kuartal dua 2023, industri kripto melewati berbagai rintangan yang mempengaruhi gerak pasar kripto. Mulai dari dua exchange kripto terbesar di AS yaitu Binance US dan Coinbase yang dituntut oleh SEC, hingga BlackRock dan Fidelity dapat menghadapi rintangan dengan aplikasi ETF Bitcoin spot yang baru-baru ini diajukan. 

Menurut Reuters, kekhawatiran diajukan oleh SEC mengenai kegagalan bursa untuk memasukkan rincian platform perdagangan kripto yang akan membantu mendeteksi penipuan di pasar spot yang mendasarinya.

Sejak itu CBOE telah mengajukan ulang aplikasi atas nama Fidelity, Van Eck, Invesco, dan WisdomTree. Semua pengajuan menyebut Coinbase, pertukaran kripto AS terkemuka, sebagai mitra potensial.

Reli di Sektor DeFi

Aset kripto di sektor DeFi menjadi peraih teratas termasuk token MKR Maker, dengan lonjakan 14 persen, diikuti oleh token Aave, yang sempat naik 9 persen. Adapun kripto CRV Curve dan OP Optimism juga naik sekitar 8 persen.

Meskipun begitu, keseluruhan volume pertukaran terdesentralisasi turun 1,7 persen minggu ini menjadi USD 15,9 miliar atau setara Rp 238,3 triliun. 

Selain Bitcoin dan Ether, cryptocurrency teratas berdasarkan kapitalisasi pasar, tidak termasuk stablecoin, membukukan keuntungan minimal 2 persen. Litecoin memimpin dengan kenaikan 24 persen, diikuti oleh Bitcoin Cash (BCH) dengan lonjakan 22 persen, dan Solana (SOL) dengan kenaikan 8 persen.

Harga Kripto pada Senin 3 Juli 2023

Harga bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada perdagangan Senin, (3/7/2023). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona hijau.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin, 3 Juli 2023 pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) masih menguat 0,20 persen dalam 24 jam dan 0,41 persen sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 30.639 per koin atau setara Rp 459,3 juta (asumsi kurs Rp 15.040 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga masih menguat. ETH naik 1,04 persen sehari terakhir dan 2,21 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini, harga kripto ETH berada di level Rp 29,20 juta per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) kembali terkoreksi. Dalam 24 jam terakhir BNB melemah 0,31 persen, tetapi masih menguat 3,28 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 3,71 juta per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) kembali berada di zona hijau. ADA naik 0,20 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih melemah 0,37 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 4.387 per koin.

Adapun Solana (SOL) turut menguat pagi ini. SOL terbang 5,63 persen dalam sehari dan 4,38  persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 293.135 per koin.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya