Salah Satu Pendiri Apple Sempat Buat Kripto WOZX Coin, Apa Itu?

Sesuai dengan namanya, (WOZX) didirikan dan dikembangkan oleh Steve Wozniak, sang maestro IT yang dikenal di seluruh dunia

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 21 Nov 2023, 17:45 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2023, 17:45 WIB
Salah Satu Pendiri Apple Sempat Buat Kripto WOZX Coin, Apa Itu?
Ilustrasi Mata Uang Kripto atau Crypto. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Efforce (WOZX) adalah token cryptocurrency asli dari platform efisiensi energi Efforce. Diluncurkan pada Desember 2020, proyek WOZX Coin adalah gagasan Steve Wozniak, salah satu pendiri Apple.

Dilansir dari Coinmarketcap, tujuan utama dari Efforce adalah untuk mendemokratisasikan industri efisiensi energi, yang hingga hari ini masih menghadapi masalah keuangan dan jangkauan global.

Token WOZX berfungsi sebagai media di mana penghematan energi yang dibuat pada platform Efforce diberi token untuk digunakan oleh setiap pengguna.

Pendiri Efforce

Sesuai dengan namanya, (WOZX) didirikan dan dikembangkan oleh Steve Wozniak, sang maestro IT yang dikenal di seluruh dunia karena ikut mendirikan Apple bersama Steve Jobs. 

Wozniak telah menyatakan pada saat itu, salah satu tujuan utamanya adalah meningkatkan efisiensi energi dalam teknologi yang sedang berkembang, dengan Apple akan fokus pada mesin yang lebih kecil dan lebih efisien.

Efforce melanjutkan etos itu, dengan siaran pers resmi saat peluncuran yang menggambarkan produk tersebut sebagai "platform terdesentralisasi pertama yang memungkinkan setiap orang untuk berpartisipasi dan mendapatkan keuntungan finansial dari proyek efisiensi energi di seluruh dunia, dan menciptakan perubahan lingkungan yang berarti.”

Adapun pendiri perusahaan lainnya Jacopo Vanetti dan Andrea Castiglione yang memiliki pengalaman lebih dari satu dekade di industri efisiensi energi.

Keunikan Efforce

Sebagai salah satu pendiri, Visetti menyatakan, proposisi bisnis inti Efforce adalah untuk memungkinkan peserta menghasilkan uang sambil mengembangkan dan berkontribusi pada inisiatif efisiensi energi hemat lingkungan.

Sebagai bentuk pasar untuk industri, Efforce bertujuan untuk menyatukan para pelaku pasar tersebut dan menggunakan teknologi terdesentralisasi untuk menyelesaikan masalah dengan ekosistem efisiensi energi saat ini.

 


Koin WOZX

Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Raphael Wild
Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Raphael Wild

Blockchain, misalnya, akan digunakan untuk mencatat pencapaian penghematan energi yang nyata, yang kemudian diberikan sebagai kredit dalam megawatt untuk dijual atau dikonsumsi.

Efforce juga bertindak sebagai konsultan, memandu proyek melalui berbagai tahap pengembangan dan pendanaan saat menggunakan platform. Adapun Token WOZX melangkah lebih jauh untuk memperkenalkan industri pada teknologi kriptografi dan pembayaran terdesentralisasi.

Berapa Banyak Koin EFFORCE (WOZX) yang Beredar?

Token EFFORCE (WOZX) adalah cryptocurrency standar ERC-20 dengan batas tetap di Ethereum untuk digunakan dan diperdagangkan secara bersamaan dengan platform efisiensi energi Efforce.

Pada saat peluncuran ada sebanyak 100 juta WOZX dibuat dan pasokan tetap pada 100 persen dari alokasi awal. Dari 100 juta, 45 persen token akan dialokasikan melalui penempatan pribadi. 

Kemudian 20 persen digunakan untuk Efforce sendiri, 20 persen lainnya untuk insentif pertambangan dan 15 persen sisanya untuk kegiatan ekosistem dan konsultasi.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


JPMorgan Targetkan Transaksi Harian Kripto JPM Coin Capai Rp 156,6 Triliun

Ilustrasi Kripto. Foto: Freepik/Rawf8.com
Ilustrasi Kripto. Foto: Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kripto, mulai dari membelinya hingga menambang. Tapi ada cara lain yaitu melalui Faucet Kripto.Freepik/Rawf8.com

Sebelumnya diberitakan, salah satu bank investasi terbesar di dunia, JPMorgan, telah mulai menetapkan target ambisius untuk token kriptonya, JPM Coin yaitu transaksi harian senilai USD 10 miliar atau setara Rp 155,6 triliun (asumsi kurs Rp 15.561 per dolar AS).

Dilansir dari Coinmarketcap, Jumat (17/11/2023), kepala Global Pembayaran Lembaga Keuangan JPMorgan, Umar Farooq mengklaim target ini bisa dicapai setelah peluncuran sistem pembayaran otomatis dengan JPM Coin.

Farooq menyatakan JPM Coin saat ini memproses sekitar USD 1 miliar atau setara Rp 15,5 triliun transaksi harian, dia memperkirakan pertumbuhan signifikan antara lima hingga sepuluh kali lipat dalam satu hingga dua tahun ke depan. 

JPM Coin memfasilitasi pembayaran dalam dolar AS dan Euro untuk klien korporat melalui jaringan Blockchain pribadi. Meskipun ini adalah salah satu dari beberapa aplikasi operasional Blockchain oleh bank besar, ini masih mewakili porsi kecil dibandingkan dengan USD 10 triliun transaksi harian yang diproses oleh JPMorgan.

Pendukung teknologi Blockchain berpendapat bahwa dibandingkan dengan teknologi yang ada, Blockchain dapat menyediakan pembayaran instan dengan biaya lebih rendah. 

Namun, skalabilitas buku besar digital belum teruji pada skala yang sama dengan jaringan pembayaran tradisional. Oleh karena itu, kemungkinan prediksi ini tidak menjadi kenyataan juga ada. JPMorgan sudah mulai menggunakan JPM Coin secara efektif di berbagai aplikasi. 

Raksasa perbankan investasi ini baru-baru ini mengambil langkah lebih lanjut dalam bidang ini dengan memperkenalkan fitur pembayaran yang dapat diprogram untuk sistem pembayaran yang didukung Blockchain, Onyx dan JPM Coin. 

Perkembangan ini memungkinkan pelanggan untuk mengotomatiskan pembayaran mereka dan memprogram sistem untuk memenuhi kewajiban keuangan seperti pembayaran yang telah jatuh tempo dan margin call.


Kapitalisasi Kripto Berbasis AI Sentuh Rp 51,2 Triliun, Menguat dalam 3 Bulan Terakhir

Ilustrasi Kripto atau Penambangan kripto. Foto: Freepik
Ilustrasi Kripto atau Penambangan kripto. Foto: Freepik

Sebelumnya diberitakan, kripto berbasis AI pada akhir Juli 2023 turun signifikan menjadi USD 2,6 miliar atau setara Rp 40,1 triliun (asumsi kurs Rp 15.424 per dolar AS). Penurunan ini terjadi setelah berkembang pesat kripto berbasis AI pada awal 2023.

Dilansir dari Bitcoin.com, Senin (20/11/2023), terlepas dari penurunan ini, sepanjang tiga bulan terakhir telah terjadi pemulihan dalam lanskap kripto yang berfokus pada AI, dengan nilainya meningkat menjadi USD 3,32 miliar atau setara Rp 51,2 triliun, didukung oleh pemasukan sekitar USD 720 juta atau setara Rp 11,1 triliun.

Token AI adalah aset digital dalam inisiatif kripto berbasis AI, yang berperan dalam menanamkan kecerdasan buatan ke dalam berbagai proyek. 

Usaha-usaha ini mencakup manajemen aset dan seni generatif hingga prediksi harga, serta berfungsinya organisasi otonom terdesentralisasi (DAO), di antara aplikasi lain seperti Web3 dan Internet of Things (IoT).

Mata uang kripto terkait AI terkemuka dalam hal kapitalisasi pasar adalah Graph (GRT Coin), dengan valuasi USD 1,15 miliar atau setara Rp 17,7 triliun. Minggu ini, GRT mengalami penurunan sebesar 7,55 persen, tetapi telah melonjak sebesar 60,26 persen terhadap dolar AS selama sebulan terakhir.

Saat pasar mata uang kripto AI melewati tahun yang penuh fluktuasi, masa depannya masih belum pasti. Pertemuan teknologi dan keuangan ini, meskipun menjanjikan, menimbulkan pertanyaan yang belum terjawab mengenai dampak jangka panjang dan stabilitas mata uang digital berbasis AI dalam ekosistem keuangan global.

 


Commerzbank AG Terima Lisensi Penyimpanan Kripto di Jerman

Ilustrasi kripto (Foto: worldspectrum/Pixabay)
Ilustrasi kripto (Foto: worldspectrum/Pixabay)

Sebelumnya diberitakan, Commerzbank AG pada Rabu, 15 November 2023 mengumumkan mereka telah menerima lisensi penyimpanan kripto di Jerman, yang dikatakan akan memungkinkannya meluncurkan berbagai macam layanan aset digital, dengan fokus pada aset kripto.

Dilansir dari Bitcoin.com, Jumat (17/11/2023), layanan ini akan ditujukan untuk klien institusi dan korporat, dan produk pertama adalah layanan kustodi untuk cryptocurrency bitcoin dan eter. Menurut perusahaan tersebut, akuisisi Lisensi Penitipan Kripto oleh Commerzbank adalah langkah monumental dalam perjalanan bank menuju ruang aset digital. 

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Perbankan Jerman (KWG), lisensi ini memberdayakan Commerzbank untuk mengelola dan menyimpan aset kripto dengan aman.

Commerzbank berdiri sebagai entitas perbankan besar di Jerman. Melayani sekitar 26.000 kelompok nasabah korporat, bank ini juga memperluas layanannya ke hampir 11 juta nasabah individu dan usaha kecil di Jerman.

Lisensi ini dipandang sebagai pendorong penting bagi bank untuk menggali lebih dalam layanan aset digital, sejalan dengan meningkatnya permintaan akan solusi manajemen aset kripto yang aman dan patuh. 

Pengumuman bank tersebut menjelaskan tujuan langsung Commerzbank adalah membangun platform aman yang mematuhi standar peraturan untuk klien institusionalnya.

Platform kripto Commerzbank akan fokus pada penyediaan layanan penyimpanan aset digital, memanfaatkan teknologi blockchain. Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi bank yang lebih luas untuk mengintegrasikan inovasi digital ke dalam penawaran layanannya.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya