Liputan6.com, Jakarta - MicroStrategy kembali membeli 850 bitcoin pada Januari 2024, sehingga total kepemilikan Bitcoin perusahaan menjadi 190.000 senilai USD 8,1 miliar atau setara Rp 126,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.668 per dolar AS).
Dilansir dari Coinmarketcap, Jumat (9/2/2024), selama panggilan pendapatan perusahaan pada kuartal empat 2023, CFO MicroStrategy Andrew Kang mengungkapkan perusahaan membeli 56.650 bitcoin sepanjang 2023 dengan harga rata-rata USD 33.580 atau setara Rp 525,3 juta.
Baca Juga
Meskipun terjadi penurunan pendapatan sebesar 6,1%, MicroStrategy membukukan laba bersih sebesar USD 89,1 juta atau setara Rp 1,3 triliun dibandingkan kerugian tahun sebelumnya.
Advertisement
Ketua Eksekutif Bitcoin MicroStrategy, Michael Saylor mengaitkan peningkatan kinerja ini dengan pengakuan investor atas peran Bitcoin dalam transformasi digital aset.
Dia dengan berani mengklaim pada 2024 menandai kelahiran Bitcoin sebagai kelas aset tingkat institusional, bahkan menyebutnya sebagai kelas aset baru pertama di era modern.
Saylor memperkirakan periode pertumbuhan tinggi yang teregulasi, institusional, dan tinggi untuk Bitcoin dalam 15 tahun ke depan, sangat kontras dengan masa lalunya yang bergejolak.
Optimisme ini sebagian berasal dari hadirnya ETF Bitcoin spot, yang menurut Saylor memperkuat posisi Bitcoin sebagai penyimpan nilai, menghilangkan kritik atas kurangnya fungsi mata uang.
Meskipun ada kekhawatiran tentang persaingan dari perusahaan keuangan tradisional seperti BlackRock dan Fidelity yang memasuki dunia Bitcoin, Saylor tetap tidak terpengaruh.
MicroStrategy, akan fokus pada pengembangan perangkat lunak, kolaborasi dengan pengembang Bitcoin, dan partisipasi dalam ekosistem yang lebih luas untuk mendorong pertumbuhan pendapatan di masa depan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Menilik Sentimen dan Prediksi Bitcoin Menjelang Imlek 2024
Sebelumnya diberitakan, Bitcoin (BTC) membuka awal Februari dengan cenderung bergerak datar di kisaran USD 41.800 atau setara Rp 654 juta (asumsi kurs Rp 15.647 per dolar AS) hingga 43.800 atau setara Rp 685,3 juta.
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, menjelaskan, beberapa altcoin mencatat kenaikan yang signifikan dalam periode tujuh hari terakhir. Seperti, Chainlink (LINK) melesat 25,70%. Pendle (PENDLE) menguat 14,84%, dan Immutable X (IMX) naik 12,30% dalam periode tujuh hari terakhir.
Pekan sebelumnya, Bitcoin berhasil melalui ketidakpastian menunggu hasil FOMC dan pernyataan dari pettingi The Fed. The Fed kembali mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 5,25%-5,50%.
Adapun, Ketua Federal Reserve (Fed) AS Jerome Powell menegaskan bahwa bank sentral lebih berhati-hati terhadap penurunan suku bunga, mengingat perekonomian AS tetap kuat dan tingkat inflasi juga masih diatas target 2% YoY,” jelas Panji dalam siaran pers, dikutip Kamis (8/2/2024).
Sentimen Imlek
Menjelang perayaan Imlek, bagaimana potensi gerak Bitcoin? Panji menjelaskan, berdasarkan CoinMarketCap, secara historis harga Bitcoin selalu mencatatkan kenaikan saat dan setelah tahun baru Imlek.
“Ini karena momen ini dianggap sebagai entry time yang baik bagi investor untuk meraup cuan,” jelas Panji.
Advertisement
Potensi Harga Bitcoin
Adapun, menurut data Coinglass juga menunjukkan bahwa sejak satu dekade terakhir Bitcoin cenderung ditutup positif pada setiap Februari secara rata rata naik sebesar 12,13%.
Panji menjelaskan, pada perayaan Tahun Baru Imlek 2024 ini, pasar kripto berpotensi akan mengalami hal yang sama, karena optimisme ETF Bitcoin spot yang telah disetujui di AS bulan lalu.
Pekan ini, Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong (SFC) akan memutuskan aplikasi ETF Bitcoin spot oleh Harvest Hong Kong pada tanggal 9 Februari. Apabila disetujui, perdagangan ETF Bitcoin Spot diperkirakan akan dimulai setelah Tahun Baru Imlek pada tanggal 10 Februari.
“Dalam menghadapi keragaman sentimen pasar minggu ini, investor dan trader untuk tetap berhati-hati serta mengikuti perkembangan pasar dengan cermat. Sangat dianjurkan untuk melakukan riset mandiri dan berinvestasi sesuai dengan profil risiko individual masing-masing, guna mengambil keputusan investasi yang tepat.” ujar Panji.
Peristiwa Penting Pekan ini
Minggu ini akan menjadi periode penting bagi para investor kripto, seiring dengan beberapa peristiwa signifikan yang terkait dengan kripto dan faktor makro yang akan diulas.
Kandidat pro-Bitcoin Nayib Bukele memenangkan pemilihan kembali sebagai Presiden El Salvador, menunjukkan komitmen lebih lanjut terhadap Bitcoin, terutama akumulasi BTC dan program Freedom Visa and Citizen berbasis Bitcoin.
Sementara itu, The People's Bank of China (PBoC) mengumumkan penurunan Reserve Requirement Ratio (RRR) sebesar 50 basis point. Adapun, Hong kong menuju tanggal penentuan persetujuan BTC Spot ETF.
Peristiwa paling penting yang harus diwaspadai adalah pidato pejabat The Fed. Pidato anggota FOMC Raphael Bostic, Loretta Mester, Adriana Kugler, Thomas Barkin, dan Michelle Bowman dijadwalkan pada minggu ini. Presiden Federal Reserve Bank of Chicago Austan Goolsbee dan Bowman telah menolak ekspektasi penurunan suku bunga pada Mei atau Juni.
Keputusan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mengenai Invesco Galaxy spot Ether ETF akan jatuh tempo pada 6 Februari, dimana prediksi keputusan ETF Ethereum spot berpotensi kembali ditunda hingga Mei 2024.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement