Begini Ramalan Harga Kripto Usai Bitcoin Halving

Saat ini pasar kripto dan Bitcoin (BTC) mampu bangkit setelah momen halving yang terjadi pada Sabtu (20/4/2024) lalu.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Apr 2024, 08:43 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2024, 08:43 WIB
Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta Analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur menilai, sentimen makroekonomi mulai membayangi pasar kripto pasca Bitcoin Halving.

Meskipun demikian, saat ini pasar kripto dan Bitcoin (BTC) mampu bangkit setelah momen halving yang terjadi pada Sabtu (20/4) lalu. BTC sempat pulih ke level 65.000 dolar AS yang merupakan posisi rata-rata pergerakan eksponensial 20 hari.

“Secara keseluruhan, investor merespons positif Bitcoin Halving. Meredanya kekhawatiran akan meluasnya konflik di Timur Tengah turut berkontribusi terhadap kemajuan ini. Terlebih data tren aliran pasar ETF BTC-spot mencerminkan sentimen investor terhadap Bitcoin Halving,” ujar Fachrur dikutip dari Antara, Selasa (23/4/2023).

Sebagai informasi, ETF Bitcoin-spot merupakan instrumen investasi yang mewakili nilai BTC dan diperdagangkan di pasar saham konvensional. Pasar ETF BTC-spot mengakhiri lima sesi arus keluar bersih berturut-turut.

Pada Jumat (19/4), pasar ETF BTC-spot melihat total arus masuk bersih sebesar 59,7 juta dolar AS.

Fachrur menjelaskan, setelah Bitcoin Halving, fokus industri kripto justru kemungkinan akan beralih ke tren ETF BTC dan menanti kepastian makroekonomi.

Tren naik dalam arus masuk pasar ETF BTC-spot dapat mendorong permintaan pembeli terhadap BTC. Namun, situasi makroekonomi masih bisa menjadi penghalang pergerakan BTC selanjutnya.

Di samping itu, Fachrur menilai pasar kripto bersiap menghadapi potensi dampak di tengah antisipasi data produk domestik bruto (PDB) dan inflasi harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) minggu ini karena Bank Sentral AS (The Fed) mengisyaratkan penundaan penurunan suku bunga.

“Pelaku pasar menunggu rilis data ekonomi penting untuk mendapatkan wawasan di tengah dilema penurunan suku bunga The Fed. Sinyal hawkish dari para pejabat The Fed mengurangi sentimen dan berkontribusi terhadap fluktuasi pasar,” ujarnya.

 

Bitcoin Naik

Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)

Pada Senin pagi (22/4), BTC mencatatkan kenaikan sebesar 0,30 persen dalam 24 jam terakhir, dengan harga saat ini mencapai 64.950 dolar AS.

Menurut Fachrur, kenaikan ini memberikan sinyal potensi bullish, terutama jika BTC dapat mempertahankan posisinya di atas level support di 64.000 dolar AS.

Para analis memerhatikan bahwa kemungkinan BTC akan menguat lebih lanjut jika berhasil bertahan di atas level kritis tersebut.

Ada peluang bagi BTC untuk melanjutkan tren positifnya menuju Moving Average 50 hari (MA-50) yang berada di sekitar 67.450 dolar AS.

“Pencapaian ini akan menjadi indikator kuat bahwa tren jangka pendek dapat berubah menjadi sangat bullish,” ujar Fachrur.

 

Sinyal Bullish

Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)

Lebih lanjut, Fachrur menjelaskan dari perspektif teknikal, indikator Stochastic menunjukkan peningkatan yang mengarah ke area overbought, yang dapat diartikan sebagai sinyal bullish.

Namun, investor perlu tetap mewaspadai kondisi overbought juga dapat memicu aksi jual untuk mengambil keuntungan.

Sementara itu, histogram MACD menunjukkan momentum bearish yang terbatas, menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan jual, penurunan harga mungkin tidak signifikan atau berkelanjutan.

“Dengan level support yang ditetapkan di 64.000 dolar AS, dan resistance di 69.000 dolar AS, investor dan trader perlu memperhatikan kedua level harga ini untuk mengambil keputusan investasi yang tepat,” ucapnya.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya