Liputan6.com, Jakarta Bitcoin adalah aset digital dan sistem pembayaran dengan kapitalisasi pasar terbesar.Banyak yang menganggapnya sebagai salah satu mata uang digital paling sukses yang pernah dibuat.
Lonjakan harga Bitcoin sejak 2009 telah mencetak banyak miliuner, bahkan triliuner. Banyak pemilik Bitcoin memperoleh kekayaan mereka dengan menciptakan produk yang membantu pertumbuhan ekosistem Bitcoin yang masih berkembang. Misalnya, beberapa dari mereka mendirikan platform perdagangan kripto serta produk turunannya.
Advertisement
Baca Juga
Melansir Investopedia, salah satu orang kaya berkat Bitcoin adalah Changpeng Zhao (CZ). Changpeng Zhao adalah pendiri Binance, bursa kripto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan. Menurut data Real Time Billionaire Forbes per 21 Februari 2025, kekayaan bersih Zhao mencapai USD 63,8 miliar.
Advertisement
Zhao, yang pindah ke Kanada dari Tiongkok saat berusia 13 tahun, pertama kali mengenal Bitcoin dari permainan poker bersama teman-temannya. Sejak itu, ia sepenuhnya beralih ke kripto, bahkan menjual apartemennya untuk membeli Bitcoin pada 2014.
Binance, yang didirikan pada 2017, menangani transaksi senilai miliaran dolar setiap harinya. Meskipun tidak sepopuler Coinbase bagi pelanggan di AS, Binance lebih besar dan menawarkan lebih banyak aset serta produk derivatif dibandingkan pesaing utamanya.
Namun, pertumbuhan cepat Binance juga berdampak pada status regulasinya. Bursa ini menghadapi pengawasan di beberapa yurisdiksi keuangan dan terpaksa beroperasi tanpa kantor pusat resmi.
Brian Armstrong
Brian Armstrong adalah pendiri Coinbase, bursa kripto terbesar di Amerika Utara berdasarkan volume perdagangan. Ia mendirikan Coinbase pada 2012 setelah keluar dari pekerjaannya sebagai insinyur perangkat lunak di Airbnb. Armstrong memiliki sekitar 19% saham di Coinbase. Berdasarkan data Real Time Billionaire Forbes per 21 Februari 2025, kekayaan bersihnya pada Desember 2024 diperkirakan mencapai USD 11,1 miliar.
Berkat antarmuka yang ramah pengguna dan reputasi yang baik, Coinbase dianggap sebagai pintu gerbang bagi investor ritel yang ingin masuk ke dunia kripto. Namun, platform ini juga mengalami berbagai kendala, seperti penghentian perdagangan sementara akibat volatilitas pasar.
Coinbase menjadi perusahaan publik pada April 2021 dan memiliki kapitalisasi pasar sebesar USD 82,78 miliar pada 5 Desember 2024. Armstrong mengatakan bahwa ia mendirikan Coinbase karena ingin menciptakan sistem keuangan global yang terbuka dan inovatif.
Giancarlo Devasini
Giancarlo Devasini adalah seorang pengusaha dan mantan dokter bedah plastik yang kemudian tertarik pada dunia kripto. Ia menjabat sebagai kepala keuangan (CFO) dari bursa kripto Bitfinex serta Tether, stablecoin populer di dunia kripto.
Devasini awalnya berkarier di bidang teknologi setelah memutuskan bahwa dunia medis bukanlah jalannya. Ia memulai bisnis dengan mengimpor suku cadang komputer dan berhasil mengembangkan perusahaannya. Setelah pensiun, ia mulai tertarik dengan dunia kripto, bertemu dengan pendiri Bitfinex pada 2012, dan membantu mengembangkan bursa tersebut. Sejak saat itu, ia aktif dalam industri kripto.
Diperkirakan Devasini memiliki sekitar 47% saham di Tether. Berdasarkan data Real Time Billionaire Forbes per 21 Februari 2025, kekayaan bersihnya mencapai USD 9,2 miliar.
Advertisement
Chris Larsen
Chris Larsen adalah sosok terkenal lainnya di dunia kripto. Ia adalah salah satu pendiri Ripple dan masih menjabat sebagai ketua eksekutif perusahaan tersebut.
Sebelum terjun ke dunia kripto, Larsen adalah salah satu pendiri e-Loan, perusahaan pinjaman hipotek online yang kemudian dijual ke Yahoo.
Berbicara kepada Forbes tentang blockchain dan kripto, Larsen mengatakan, “Internet of value bukan hanya sekadar cara baru dalam bertransaksi finansial. Ini adalah langkah akhir dalam globalisasi". Data Real Time Billionaire Forbes per 21 Februari 2025 memperkirakan kekayaan bersih Larsen mencapai USD 9 miliar.
Michael Saylor
Bitcoin telah menarik banyak investor unik, tetapi tidak ada yang seantusias Michael Saylor, CEO perusahaan perangkat lunak MicroStrategy Inc. (MSTR).
MicroStrategy mulai membeli Bitcoin pada Agustus 2020 dengan investasi awal sebesar USD 250 juta. Saat itu, perusahaan menyatakan bahwa pembelian Bitcoin dilakukan sebagai strategi untuk mengoptimalkan penggunaan kas perusahaan.
Seiring waktu, Saylor menjadi salah satu pendukung Bitcoin yang paling vokal. Ia sering tampil di berbagai acara dan konferensi untuk mempromosikan manfaat serta penggunaan Bitcoin.
Pada Desember 2021, MicroStrategy telah meningkatkan kepemilikan Bitcoin-nya menjadi USD 3,5 miliar, dengan strategi membeli saat harga turun.
Namun, Saylor juga menghadapi masalah hukum. Pada Agustus 2021, Distrik Columbia menggugatnya dan MicroStrategy karena dugaan penghindaran pajak penghasilan pribadi. Tuduhan ini diperbarui pada Mei 2023, mencakup dugaan pemalsuan laporan pajak. Pada Mei 2024, tanpa mengakui kesalahan, Saylor membayar USD 40 juta untuk menyelesaikan kasus tersebut.
Terlepas dari masalah hukum, MicroStrategy terus membeli Bitcoin. Pada Desember 2022, perusahaan menambah 2.500 Bitcoin lagi ke dalam kepemilikannya. Hingga 5 Desember 2024, perusahaan ini memiliki sekitar 402.100 Bitcoin—senilai sekitar USD 40 miliar. Berdasarkan data Real Time Billionaire Forbes per 21 Februari 2025, kekayaan bersih Saylor mencapai USD 8,3 miliar.
Advertisement
