Hati-Hati Benjolan Kecil Dapat Berakhir Amputasi

Seorang kakek asal Korea Selatan tak pernah menyangka, benjolan kecil dapat membuatnya menjadi penyandang disabilitas.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 03 Feb 2020, 15:29 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2020, 15:29 WIB
Ilustrasi ruang operasi (iStock)
Ilustrasi ruang operasi (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Seorang kakek asal Korea Selatan tak pernah menyangka, benjolan kecil dapat membuatnya menjadi penyandang disabilitas. Seperti tampak dalam tayangan SBS What On Earth, kakek kurus ini harus kehilangan kaki kirinya karena sebuah benjolan.

Satu tahun sebelumnya, ia tiba-tiba menemukan benjolan di kaki kiri. Namun, tanpa curiga menganggap hal itu biasa dan tidak menghiraukannya.

Beberapa bulan berlalu, benjolan itu semakin membesar. Dalam kurun waktu satu tahun ia bahkan kesulitan untuk berjalan.

“Kaki saya seperti ditusuk-tusuk jarum, awalnya terasa kaku dan saya pikir ini normal,” ujarnya.

Ketika kaki mulai parah, kakek ini baru memeriksakan keadaannya ke rumah sakit terdekat. “Mereka menyuruh saya pergi ke rumah sakit besar, saya pergi ke sana dan mereka bilang harus menunggu 4 bulan untuk mendapat perawatan.”

Itu waktu tunggu yang terlalu panjang baginya. Ia pun menyerah dan tidak pernah pergi lagi ke rumah sakit sejak saat itu. Akibatnya, ia tidak bisa keluar rumah dan tidak bisa istirahat dengan nyaman.

"Saya tidak bisa tidur karena rasa sakit, saya punya satu keinginan yaitu tidur tanpa rasa sakit.”

Simak Video Berikut Ini

Distrofi Otot Hipertrofik

Pada 2019, bantuan dari lembaga kesejahteraan datang. Sang kakek mendapatkan pemeriksaan medis. Dokter mengatakan kondisi ini disebut distorfi otot hipertrofik.

“Tumor ganas telah menyebar dengan cepat dimulai dari tulang atau otot dan menjadi lebih besar, kecepatan pertumbuhan kanker terlalu cepat sehingga kulit lututnya terbuka. Dalam pengobatan modern, tidak mungkin bisa mempertahankan kakinya sambil menyelamatkan saraf dan pembuluh darah,” ujar dokter.

Bahkan, kanker telah menyebar ke pembuluh darah dan paru-paru. Tindakan yang harus dilakukan tidak lain adalah operasi. Pada 3 Juni 2019 sang kakek dioperasi selama tujuh jam lamanya. Beruntung, operasi berjalan lancar namun kaki kirinya harus diamputasi.

"Jika saya datang ke rumah sakit lebih awal, saya bisa cepat mendapatkan operasi, saya menyesal. Rasanya aneh, salah satu kaki hilang dan tidak bisa melihatnya lagi, tapi saya akan terbiasa."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya