Liputan6.com, Jakarta Ross Wilcock, penyandang tunanetra asal Skotlandia menyebut karantina wilayah sangat mengubah hidupnya. Untuk melawan rasa bosan, ia membuat vlog harian.
Awalnya, pria berusia 28 ini hidup bebas di apartemen dengan dua orang teman di West End Glasgow.
Baca Juga
"Saya baru saja memulai karir saya di TV dan radio di BBC Scotland dan memiliki beberapa proyek lain. Kemudian lockdown diberlakukan, saya harus pindah kembali ke rumah orang tua saya dan meninggalkan pekerjaan," ujarnya pada BBC.
Advertisement
"Ini berarti saya meninggalkan dunia di mana saya baru saja mulai diperhatikan, di mana semua kerja keras saya mulai membuahkan hasil."
Ross berpendapat, karantina wilayah ini sangat menakutkan, membuat tidak tenang, penuh ketidakpastian dan kurangnya keamanan. Dalam dunia kerja ia merasa memiliki sesuatu untuk dibanggakan.
"Sekarang disabilitas saya telah muncul ke permukaan sekali lagi, dan saya telah menjadi orang yang rentan, seseorang yang mengandalkan kebaikan orang lain. Kesehatan mental saya menurun dan, meskipun saya menderita sebelum lockdown tapi ini lebih buruk."
Simak Video Berikut Ini:
Membuat Vlog
Setiap hari, Ross mencoba membiasakan diri. Ia mencoba beberapa cara untuk menghilangkan rasa bosan.
"Saya menemukan cara untuk menghabiskan waktu, seperti berlatih yoga dan mindfulness, dan mendengarkan koleksi film."
Kegiatan lainnya yang tengah ia lakukan adalah membuat vlog. Ia mendokumentasikan perasaannya sehari-hari dan naik turunnya kondisi dunia saat ini.
"Saya berharap vlog ini dapat menjadi pelajaran bagi saya dan orang lain tentang bagaimana kita dapat mempersiapkan diri lebih baik jika sesuatu seperti ini terjadi lagi."
Hal yang dibagikan Ross dalam vlog-nya yang diberi nama “Ross Wilcock” adalah tentang kehidupan sehari-hari di rumah selama karantina. Ia juga merekomendasikan dan membahas film-film menarik.
Hingga kini, channel Ross Wilcock memiliki 858 pelanggan.
Advertisement