Liputan6.com, Jakarta Bendera merah putih tampak berkibar di sepanjang jalan di berbagai daerah. Ini adalah salah satu cara masyarakat merayakan hari kemerdekaan Indonesia. Namun, arti kemerdekaan menurut setiap orang bisa berbeda, begitu pula menurut aktivis dan penyandang disabilitas.
Menurut anggota komunitas Disabilitas Maju (Dima), Christianto Kurniawan Chandra, merdeka adalah bebas dari diskriminasi.
Sebagai atlet tembak difabel, pria penyandang polio ini sempat mengalami diskriminasi karena satu dan lain hal yang menghambat pencapaiannya di bidang olahraga tersebut.
Advertisement
Ia berpendapat, merdeka adalah “diperlakukan sama dengan atlet baru lainnya, mendapatkan dukungan, dan bebas dari rasa khawatir gak punya pemasukkan,” katanya kepada Liputan6.com melalui pesan singkat, Selasa (18/8/2020).
Simak Video Berikut Ini:
Menurut Aktivis
Masih tentang kemerdekaan, menurut Naomi Novita, seorang terapis anak berkebutuhan khusus (ABK), merdeka adalah bahagia di usia senja.
“Merdeka menurut saya adalah saat di usia produktif telah memiliki rumah dan juga Passive Income sehingga di usia 50 tahun ke atas sudah bisa rileks di rumah saja bersama anak cucu.”
Sedang, merdeka bagi penyandang disabilitas menurut Naomi adalah bisa mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan mencapai cita-cita tertinggi mereka.
“Merdeka menurutku untuk mereka adalah saat difabel tidak lagi menjadi beban untuk hidup mereka, tetapi difabel membawa berkah baik secara spiritual, emosional dan juga fisik. Seperti bisa bekerja sebagai PNS, bisa bersekolah di tempat umum dan juga mencapai cita-cita tertinggi mereka.”
Advertisement