Bikin Tesis tentang Penerapan Akses Disabilitas, Mahasiswa Ini dapat Beasiswa ke Irlandia

Aguilar mengidap ankylosing spondylitis, suatu bentuk arthritis langka yang menyebabkan tulang belakang menyatu dan punggung kaku, sehingga mengharuskannya menggunakan alat bantu skuter listrik dan tongkat.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 16 Des 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 16 Des 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi kursi roda.
Ilustrasi kursi roda. (dok. BeatricBB/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta Siapa yang tidak ingin mendapat kesempatan belajar ke luar negeri dengan beasiswa? Benar, itulah yang dialami Cuitlahuac “Cuity” Aguilar, mahasiswa di Arizona State University (ASU) yang membuat tesis tentang disabilitas dan mendapat kesempatan untuk belajar ke Irlandia.

Aguilar datang ke ASU sebagai pindahan junior dari Northland Pioneer College di Show Low, Arizona.

Dia adalah penerima All-Arizona Academic Team Tuition Scholarship (Beasiswa Tim Akademisi Arizona) yang diberikan oleh Phi Theta Kappa. Dia juga menerima Ethelmae S. Merriam Endowment dan dukungan dari CR Krimminger Fund.

“Saya berterima kasih atas semua beasiswa ini dan atas kemurahan hati para donor,” kata Aguilar, yang menganggap Gila Bend dan Avondale adalah kampung halamannya.

Ia lulus bulan ini dengan gelar sarjana dalam bidang administrasi bisnis dari WP Carey School of Business dengan pujian The Honors College di ASU dari Barrett.

Aguilar mengidap ankylosing spondylitis, suatu bentuk arthritis langka yang menyebabkan tulang belakang menyatu dan punggung kaku, sehingga mengharuskannya menggunakan alat bantu skuter listrik dan tongkat.

Barrett Honors College Travel Scholarship dan ASU’s Disability Resource Center mendanai Aguilar agar dapat menghabiskan satu minggu di Irlandia. Ia mengangkat topik layanan aksesibilitas untuk tesisnya yang berjudul “Accessibility Services Feedback and Recommendations: The Experience of a Sun Devil at ASU”. Tesisnya tersebut mengambil fokus pada masalah aksesibilitas di kampus Politeknik ASU dan rekomendasi untuk mengatasi masalah tersebut.

Kekhawatiran yang diuraikan dalam tesis Aguilar termasuk jam DART dan jam kelas yang tidak sesuai, jangkauan operasi DART, desain tempat parkir yang cacat, kelemahan dalam penempatan lift di Peralta Hall, dan kurangnya penanda antar-kampus yang sesuai dengan anjuran American with Disabilities Act (ADA). Aguilar juga menyarankan agar Zoom dan ASU Sync digabungkan dengan sistem umpan video sirkuit tertutup.

“Saya berharap tesis saya dapat membantu meningkatkan aksesibilitas kampus Politeknik bagi penyandang disabilitas. Rekomendasi saya, jika salah satu saja diimplementasikan, memiliki potensi untuk membantu siswa di masa depan,” kata Aguilar.

 

Simak Video Berikut Ini:

Cita-cita jadi jutawan

Ia mengatakan memang sedari awal ingin mengambil jurusan bisnis, ia ingin mempelajari bagaimana menghasilkan uang karena ia bercita-cita menjadi jutawan yang dermawan sehingga dirinya juga dapat berkontribusi untuk dana beasiswa dan amal lainnya. Tetapi ia merasa lemah di bidang kalkulus (ia mendapat B+ yang baginya merusak IPK 4.0-nya). Namun ia bertekad menaklukkannya (kalkulus), jika ingin mencapai tujuan akhirnya.

Ia mengatakan mendapat pelajaran berharga selama di ASU, terutama saat bekerja sama dengan organisasi nirlaba bernama Paper Bridges, sebuah organisasi yang dikelola siswa yang memfasilitasi pengiriman surat-surat inspiratif ke panti asuhan. Mereka juga mengadakan penggalangan dana melalui GoFundMe untuk menyediakan masker wajah seukuran anak-anak di panti asuhan. Ia mengatakan masing-masing dari mereka menulis delapan surat dan mengumpulkan dana atas donor dari keluarga dan teman. Dengan melakukan semua itu, ia mendapat pelajaran untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga melakukan sesuatu bermanfaat untuk orang lain.

Ia memberi nasihat untuk para mahasiswa agar tidak ragu untuk meminta bantuan, terutama bagi penyandang disabilitas baik sedang mencari akomodasi maupun terkait tugas. Sementara jika tidak membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk menawarkan atau memberikan bantuan saat diminta. Ini adalah keterampilan interpersonal penting yang akan sangat membantu dalam pengembangan jiwa kepemimpinan mereka.

Sementara itu, ia mengungkapkan rencananya setelah kelulusan bahwa ia segera memulai karirnya.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya