Bisa Ditiru, Cara Ibu Ini Salurkan Bakat Anak Tunagrahita dalam Bidang Olahraga

Abednego Putra Timotius Parulian Napitupulu adalah seorang anak laki-laki dengan Retardasi Mental Sedang (RM) yang masuk dalam kekhususan Tunagrahita.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 05 Jul 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2021, 10:00 WIB
Abednego Putra Timotius Parulian Napitupulu
Abednego Putra Timotius Parulian Napitupulu adalah seorang anak laki-laki dengan Retardasi Mental Sedang (RM) yang masuk dalam kekhususan Tunagrahita. Foto: dokumen pribadi Abednego.

Liputan6.com, Jakarta Abednego Putra Timotius Parulian Napitupulu adalah seorang anak laki-laki dengan Retardasi Mental Sedang (RM) yang masuk dalam kekhususan Tunagrahita.

Menurut sang ibu, Sarah S Juniwasih (45), awalnya kondisi ini tidak diketahui dan baru terungkap saat Abed, sapaan akrabnya, berusia 6.

“Saya tidak tahu kalau Abed itu berkebutuhan khusus, saya tahu pas Abed umur 6 tahun waktu saya mau masukan dia ke sekolah,” kata Sarah melalui tulisan yang dibagikan ke kanal Disabilitas Liputan6.com, Senin (5/7/2021).

Setelah disabilitasnya diketahui, Sarah tetap menyekolahkan dan memberikan terapi pada Abed. Ia pun berpikir bahwa jika Tuhan memberikan anak bungsunya itu kekurangan dalam belajar, maka pasti ada talenta yang dapat ia kuasai.

“Talenta itu yang akan membuat dia jadi lebih percaya diri serta mandiri bila dia dewasa kelak, maka di usia 6 saya mulai ikutkan dia dengan SOIna Jakarta.”

Simak Video Berikut Ini

Terjun ke Dunia Renang

Abednego Putra Timotius Parulian Napitupulu
Abed, penyandang tunagrahita yang mahir berenang. Foto: dokumen pribadi Abednego.

Special Olympic Indonesia atau SOIna adalah organisasi penyelenggara olahraga untuk warga disabilitas intelektual. Abed pun ikut cabang Atletik, karena Sarah melihat buah hatinya sangat aktif dan keaktifan tersebut perlu disalurkan dalam latihan-latihan atletik.

“Berkat latihan-latihan atletik jadi tersalurkan energinya, dan saya masih terus mencari cara apalagi yang dia bisa kuasai selain atletik.”

Olahraga lain yang dirasa cocok untuk anak usia 12 itu adalah renang. Les renang pun diambil dengan bantuan dari guru privat.

“Awalnya dia tidak suka kolam dan takut, lama-kelamaan dia mulai suka, setahun dia bersama guru privatnya.”

Klub Renang Khusus

Prestasi Abednego.
Prestasi Abednego. Foto: Dokumen pribadi Abednego.

Selang beberapa waktu, Sarah pun mendapat kabar kalau di Jakarta Pusat ada tempat les renang khusus anak berkebutuhan khusus (ABK) yang disebut ParaSwim Jakarta.

“Lalu saya berpikir, mungkin Abed harus renang dengan teman-teman yang sama seperti dia, agar ia dapat berinteraksi bersama dalam latihan renangnya.”

Setelah mulai dapat berinteraksi di lingkungan yang baru, selang beberapa bulan Abed terpilih di SOIna untuk masuk cabang renang. Jadwal renang pun semakin bertambah bahkan hingga 6 kali latihan dalam seminggu.

Awalnya Sarah mengaku khawatir Abed akan kelelahan, tapi sebaliknya ia malah lebih semangat dan kemampuan berenangnya pun meningkat dengan baik.

Berbagai perlombaan pun diikuti, tidak hanya renang tapi juga senam virtual yang diadakan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Dari ajang tersebut Abed berhasil menyabet penghargaan.

“Melihat Abed yang begitu semangat membuat saya ikut semangat untuk selalu mengantar dan mendukung Abed,” tutup Sarah.

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya